BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tiongkok
adalah suatu Negara yang terletak di sebelah tenggara Asia, merupakan Negara
terbesar di Asia. Tidak hanya merupakan Negara terbesar, Tiongkok juga
merupakan Negara yang paling makmur saat ini, dengan penduduk yang terbilang
cukup padat. Selain itu, Tiongkok juga termasuk memiliki sejarah kebudayaan terlama
yaitu lebih dari 4000 tahun yang lalu. Tiongkok juga adalah suatu Negara dengan
populasi terbesar di dunia, jumlah penduduknya lebih dari 1,3 milyar jiwa.
Tiongkok sama dengan Indonesia, mempunyai banyak suku bangsa. Mayoritas penduduk
di Tiongkok adalah suku bangsa Han mencapai 93 % populasi. Karena Bahasa
Han merupakan Bahasa dengan penutur terbanyak di Tiongkok, maka Bahasa Han
menjadi Bahasa Nasional Tiongkok.
Kepadatan
penduduk Tiongkok yang luar biasa itu membuat sebagian warganya memutuskan
untuk migrasi ke Negara lain dengan harapan bisa lebih sukses di luar sana.
Orang-orang Tiongkok yang melakukan migrasi tersebar ke seluruh dunia. Ada yang
di Amerika, ada yang ke Inggris, ada yang ke Perancis, juga ada yang ke
Indonesia. Orang-orang yang migrasi itu disebut orang Tionghua. Orang Tionghua
keluar negeri untuk berusaha sambil membawa kebudayaan
yang
dimiliki termasuk Bahasa utama mereka, Bahasa Mandarin atau Putonghua.
Orang Tionghua di Indonesia khususnya di Solo mayoritas bekerja sebagai
pedagang, dan kebanyakan menjadi pedagang yang sukses. Kebudayaan serta
kedisiplinan yang tinggi menunjukkan bahwa orang Tiongkok / orang Tionghua
adalah orang-orang yang berkualitas.
Perkembangan
globalisasi dunia menyebabkan jarak satu tempat ke tempat yang lain semakin
lama semakin dekat. Tetapi harus ada satu alat penghubung, salah satunya adalah
Bahasa. Jika ada orang dari suatu Negara ingin berkomunikasi dengan orang dari
Negara lain, maka harus menyamakan alat penghubung mereka. Globalisasi dunia
juga menuntut manusia untuk menguasai banyak Bahasa. Semua orang mengetahui
Tiongkok adalah Negara yang sangat besar, dengan populasi penduduk terbanyak,
dan sudah tersebar di seluruh dunia, ini berarti Bahasa Tiongkok digunakan oleh
banyak orang di dunia. Hal ini menyebabkan banyak orang ingin menguasai Bahasa
Mandarin. Terkhusus di Indonesia, orang Tionghua yang tinggal di Negara ini
juga sangat banyak, akan tetapi ada banyak orang Tionghua sudah tidak bisa
menggunakan Bahasa Mandarin. Hal ini disebabkan pada masa Orde Baru, kegiatan
orang Tionghua sangat dibatasi termasuk perkembangan Bahasa Mandarin, jadi bisa
dikatakan orang yang bisa menguasai Bahasa Mandarin juga sangat terbatas.
Perubahan zaman membuat cara pandang pemerintahan berubah, orang-orang harus
menguasai banyak Bahasa internasional termasuk Bahasa Mandarin. Kini Bahasa
Mandarin merupakan Bahasa internasional kedua setelah Bahasa Inggris, jadi
menguasai Bahasa ini juga sangat penting.
Menurut Carroll (2012)
dalam salah satu jurnal bisnis, menyatakan bahwa setelah bahasa Inggris maka
yang dibutuhkan adalah bahasa Mandarin karena jumlah pemakai bahasa Mandarin
lebih banyak. Lebih lanjut salah satu harian di China, Zhao Yanrong, pada
Desember 2011 merilis bahwa negara Amerika Serikat berkeinginan untuk mempelajari
Bahasa Mandarin. Hal ini dinyatakan oleh Carola Mc. Giffert (2011), seorang
direktur dari dewan penasehat senior di Departemen Pemerintahan Amerika
Serikat, Mc. Giffert menyatakan bahwa saat ini Amerika membutuhkan lebih banyak
lagi warga yang mampu berbahasa Mandarin baik yang berkaitan dengan
pemerintahan ataupun tidak.
Di
Indonesia, Bahasa Mandarin juga semakin berkembang. Perkembangan itu dimulai
sejak jaman reformasi dimulai, tepatnya pada saat pemerintahan mantan Presiden
Indonesia yang keempat, presiden Abdurrahman Wahid, dimana budaya Tiongkok
diperbolehkan untuk kembali berkembang. Sejak saat itu, Bahasa Mandarin semakin
dipakai secara luas. Muncul berbagai lembaga untuk mengajarkan Bahasa Mandarin.
Selain itu, Bahasa Mandarin juga sudah mulai disisipkan sebagai salah satu mata
pelajaran di berbagai sekolah disamping Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Pendidikan
dan Sastra Bahasa Mandarin SI yang saat ini menjadi jurusan yang dikaji oleh
penulis merupakan salah satu jurusan di Fakultas Sastra di Universitas Widya
Kartika Surabaya yang cukup terkenal akan kualitas bahasa Mandarinnya di
wilayah surabaya. Dengan mempelajari Bahasa Mandarin diharapkan semua mahasiswa
akan mampu berkompetensi dan memiliki potensi dasar bagi mahasiswa untuk
mencari pekerjaan kelak setelah menyelesaikan perkuliahan.
Penulis
menganggap tanpa menggunakan pelafalan yang tepat, maka proses komunikasi tidak
akan berjalan dengan lancar. Karena tanpa pelafalan yang tepat, maka informasi
tidak akan diterima dengan baik. Oleh karena itu penulis merasa bagaimana cara
melafalkan yang tepat (hanyu pinyin) adalah pelajaran yang sangat
penting. Bahasa Mandarin tidak hanya untuk anak-anak muda, tetapi orang
dewasapun bisa mempelajari Bahasa Mandarin. Dari sinilah keunikan dari bahasa,
tidak mengenal usia dan bisa dipelajari oleh semua orang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan dengan
rinci di atas dapat ditemukan suatu rumusan masalah, yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan hanyu pinyin dan bagaimana
penjabaran hanyu pinyin, dan apa saja
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran hanyu pinyin?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk mendiskripsikan apa yang disebut dengan hanyu pinyin dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam penulisan
dan pelafalan hanyu pinyin dengan
baik dan benar.
1.4. Manfaat
Setelah penulis melaksanakan penelitian secara
langsung di Universitas WIdya Kartika Surabaya selama kurang lebih 1 bulan,
penulis mendapatkan beberapa manfaat. Adapun beberapa manfaat yang didapatkan
dari penelitian tersebut:
1. Manfaat Praktis
Penulis mendapatkan pengalaman mengenai cara
penulisan Skripsi/ Tugas Akhir yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang
ada.
2. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian yang berupa karya tulis ilmiah sederhana
ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang pembelajaran Bahasa
Mandarin, khususnya dalam pengenalan hanzi
dan pinyin sebagai kata bantu pelafalan
Bahasa Mandarin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahasa Mandarin
Salah
satu Bahasa yang utama di dunia. Termasuk tata cara Bahasa Tibet dinasti Han,
dalam sistem Bahasa ini adalah Bahasa yang paling utama. Selain di daratan
Tiongkok dan propinsi Taiwan, Bahasa Mandarin juga tersebar di Singapura,
Malaysia. Ada kira-kira 940 juta orang yang menganggap Bahasa Mandarin sebagai Bahasa
ibu. Bahasa Mandarin merupakan salah satu Bahasa kerja kesatuan. Standar Bahasa
Mandarin menganggap logat yang digunakan para petinggi di sebelah utara selama
hampir ratusan tahun sebagai dasar pembentuknya. Lafal standarnya adalah lafal
Beijing. Bahasa standar Mandarin di daratan China disebut Putonghua, di
Taiwan disebut Guoyu, di Singapura dan Malaysia disebut Huayu.
Huruf
Mandarin adalah huruf yang berbentuk menyerupai gambar, hal ini menyebabkan
sangat susah untuk dilafalkan dengan tepat, oleh karena itu pada tahun 1954, Asosiasi
Reformasi Huruf Tiongkok menetapkan sistem simbol cara baca huruf
Mandarin (hanyu pinyin) dengan menggunakan huruf Latin untuk mempermudah
mengingat dan melafalkan Bahasa Mandarin dengan tepat. Hanyu pinyin terdiri
atas tiga bagian penting, yaitu initial, final dan nada.
Initial adalah bagian
terdepan dari suatu suku kata, sedangkan final adalah bagian
belakangnya. Dalam hanyu pinyin ada 21 initial dan 35 final.
Nada adalah tinggi rendahnya mengucapkan suku kata, ada 4 nada dasar,
Nada digunakan untuk membedakan makna kata.
2.2
Pelafalan Bahasa Mandarin
Suku
kata Bahasa Mandarin dibedakan menjadi 3 bagian; initial, final dan
nada. Lafal awal adalah initial, bagian yang lain adalah final,
nada adalah seluruh tinggi rendahnya suara. Nada juga dianggap sebagai
bagian yang membentuk suku kata, karena nada berfungsi untuk membedakan
makna dalam Bahasa Mandarin.. contoh “tāng,
táng, tăng, tàng”
4 huruf ini initial semuanya [tang], finalnya semuanya [ang]
(dalam tanda kurung adalah tanda internasional, tanda internasional
dalam daftar dihilangkan), hanya karena nada berbeda, makna tentu tidak
sama, masing-masing mewakili 4 sifat yang berbeda dalam Bahasa Mandarin
(minimal ada satuan Bahasa yang bermakna), dalam penulisannya menjadi 4
huruf yang berbeda. Sejak tahun 1918 ketika itu ponetik alfabet nasional
Bahasa Mandarin yang dikeluarkan departemen pendidikan menggunakan1 set
alfabet cara baca yang dirumuskan berbentuk huruf Han. 1 set
alfabet
ini vokal yang utama dan suara akhir digabung menggunakan sebuah indikasi tanda
(contoh :ㄠ=[au],ㄢ= [an] ), mencerminkan tradisi dua jiwa, yaitu initial dan
final. Ponetik alfabet tersebar luas dan merata, dampaknya sangat
besar.
Bahasa
Mandarin adalah Bahasa yang bernada. Pelafalan Bahasa Mandarin pada dasarnya
ada 4. Masing-masing menggunakan tanda nada yang dinyatakan : “ˉ”(nada 1), ”ˊ” (nada 2),”ˇ” (nada 3),”ˋ”(nada 4). Nada digunakan untuk membedakan makna kata.
Dalam
Hanyu Pinyin ada pengucapan sukukata yang ringan juga pendek, yang
disebut nada ringan/netral. Penulisan nada netral tidak ditunjukkan dengan
simbol, misalnya: 爸爸(bàba),他们(tāmen) Nada ketiga yang
diletakkan bersama-sama, nada suku kata yang di depan berubah menjadi nada
kedua (simbol nada tetap menggunakan “ˇ”), misalnya :“你 好 (nǐhăo)“ dalam pengucapannya menjadi “níhăo”.
2.3. Hanyu Pinyin
Hanyu Pinyin, Siapa yang
menciptakan Hanyu Pinyin? Dahulu kala dalam pengucapan lafal huruf Han
kebanyakan menggunakan cara baca “dua huruf yang sesuai”.
Contoh : “东” (semua
setuju). Cara ini jelas terlalu sepele, susah membaca yang standar. Tahun 1610
Masehi, seorang Misionaris Perancis datang ke Tiongkok, dia adalah penghubung
Tiongkok. Tahun 1626 dia menulis sebuah Buku [biaya pengetahuan
Confusianism Barat tengah], pertama-tama mencatat pengucapan huruf Han menggunakan
alfabet kombinasi dalam
huruf
Latin. Selama di Tiongkok dia berkenalan dengan Hanyun, seorang raja petualang
yang berkelas, menggabungkan pertolongan mereka dengan dasar buku barat ponetik
Bahasa Mandarin Misionaris
Limadoudeng [keajaiban huruf barat], menyusun buku Tiongkok bagian
pertama yang diubah dalam glosarium kombinasi huruf Latin.
Konsep
hanyu pinyin yang pertama bisa dilacak kembali sampai pada dialek Zhuwen
(alfabet baru Propinsi JiangSu) tahun 1906 dan Liu Mengyang
(kamus ponetik simbol Tiongkok) tahun 1908, masih ada lagi huruf Romawi
dalam Bahasa Ibu tahun 1926 dan huruf Tiongkok yang diubah dalam huruf Latin
tahun 1931. beberapa konsep perubahan huruf Han (Hanzi) ke dalam
huruf Latin yang dimiliki ini semuanya untuk menetapkan pengadaan dasar hanyu
pinyin. Pada tahun 1954, Asosiasi Reformasi Huruf Tiongkok berubah menjadi
Komite Reformasi huruf Mandarin Departemen Luar Negeri yang langsung. Saat dia
menerima konsep hanyu pinyin sebanyak 1600 buah. Kurang lebih ada
beberapa bentuk yang seperti: model guratan Hanzi, model huruf latin,
model huruf Slavia, beberapa model huruf campuran, model stenografi, model
desain, bentuk angka. Dan akhirnya ditetapkan menggunakan huruf Latin yang
dijadikan
sistem
simbol hanyu pinyin, agar terjadi tukar menukar dan kerjasama
Internasional.
2.4. Huruf Han
Sejak
kini kita bisa melihat paling awal data yang tulisannya berkelompok – tulisan
yang yang ditulis dalam batok kura-kura atau tulang diperkirakan muncul pada
zaman pemerintahan dinasti Shang, sejarah huruf Han sudah ada
selama 3000 tahun. Karena tulisan yang ditulis dalam batok kura-kura atau
tulang dari hewan-hewan buruan, maka dari itu kita bisa menarik kesimpulan
munculnya huruf Han pasti jauh sejak 3000 tahun yang lalu. perkembangan
huruf Han bisa kita bedakan menjadi dua tahap besar. Sejak tulisan dalam
batok kura-kura dinasti Shang sampai bentuk kaligrafi zaman dinasti Qing
adalah satu tahap, sejak masa pemerintahan dinasti Qin dan Han kebawah
adalah satu tahap yang lain. Tulisan kuno termasuk kategori yang terlebih
dahulu, tulisan modern termasuk kategori yang selanjutnya. Intinya, struktur
huruf dari zaman dinasti sampai sekarang ini tidak mengalami perubahan yang
terlalu besar. Contoh dari huruf han yang paling mudah dikenali yaitu, 人,马,大, 小, dan masih banyak lagi.
2.5. Struktur Bahasa Mandarin
Bagian
dasar terbesar dari Bahasa dalam Bahasa Mandarin adalah suku kata (手│洗│民│失). suku kata dan suku kata berkombinasi menjadi kata (马+路→马路│开+关→开关). Ada suku kata yang bisa berdiri sendiri sebagai kata (手,洗),ada suku kata
yang tidak bisa berdiri sebagai kata, hanya bisa membentuk kata majemuk dengan
bergabung dengan suku kata yang lain (民→人民│失→丧失).
Dalam Bahasa Mandarin modern proporsi sepasang suku kata merupakan yang paling
besar. Sebagian besar pasangan suku kata tergantung pola majemuk pembentuknya
yang terletak di depannya.
Jika
sudah mengenal dan menguasai pinyin, ini saatnya untuk belajar mengenal dan
menguasai Hanzi. Menulis huruf Han
atau Hanzi tidak bisa sembarangan.
Aturan menulis Hanzi ada dua, yaitu Bihua dan Bishun.
• Bihua
atau guratan adalah unit terkecil dalam huruf Han, ada sekitar 30 jenis
• Bishun
adalah urutan menulis guratan untuk membentuk sebuah hanzi. Berikut aturan dasarnya:
1. Tulis 横 héng terlebih
dahulu, kemudian 竖 shù, misal : 十、干
2. Tulis 撇 piě terlebih dahulu,
kemudian 捺 nà, misal : 人、八、入
3. Tulis dari atas ke bawah, misal : 三、王、它
4. Tulis dari kiri ke kanan, misal : 你、好、礼、他
5. Tulis bagian luar terlebih dahulu,
kemudian bagian dalam, misal : 同、见、间
6. Tulis bagian luar terlebih dahulu, kemudian
bagian dalam dan tutup, misal : 国、园、因
7. Tulis tengah terlebih dahulu, kemudian
samping kiri kanan, misal : 小、水
Aturan
tambahan:
1.
Titik di atas
atau di kiri atas, ditulis terlebih dahulu : 衣、立、为
2.
Titik di kanan
atas atau di bawah, ditulis terakhir : 发、犬、我
3.
Huruf yang
mempunyai gabungan atas kiri atau atas kanan, tulis bagian luar terlebih
dahulu, kemudian bagian dalam : 厅、座、屋
4.
Huruf yang
mempunyai gabungan kiri dan bawah, tulis bagian dalam terlebih dahulu, kemudian
bagian luar : 远、这、廷
5.
Huruf yang mempunyai
gabungan kiri bawah dan kanan, tulis bagian dalam terlebih dahulu, kemudian
bagian luar : 凶、画
6.
Huruf yang
mempunyai gabungan kiri atas dan kanan, tulis bagian luar terlebih dahulu,
kemudian bagian dalam : 同、用、风
7.
Huruf yang
mempunyai gabungan kiri atas dan bawah, tulis bagian atas terlebih dahulu,
kemudian bagian dalam, terakhir kiri bawah : 医、巨、匠、区
BAB III
PEMBAHASAN
Mengajar atau memberikan pelajaran adalah suatu
proses interaksi antara guru dan murid dengan tujuan agar murid dapat menerima
ilmu, menguasai pengetahuan, memiliki ketrampilan dan kecakapan serta mempunyai
sikap dan nilai, yang topik-topik pelajarannya dipilih oleh guru. Dalam hal ini
guru sangatlah berperan dalam mendidik murid agar memperoleh ilmu
sebanyak-banyaknya dan membimbing muridnya menuju kesuksesan.
Sejak penulis mengawali kegiatan belajar di Universitas
Widya Kartika Surabaya, penulis telah melakukan suatu penelitian dan pengamatan
terhadap metode-metode pembelajaran yang digunakan oleh para dosen khususnya
pada jurusan Pendidikan dan Sastra Bahasa Mandarin.
Para dosen menggunakan metode ceramah, metode tanya
jawab, dan memberikan berbagai macam latihan-latihan, baik latihan tertulis
ataupun lisan. Tetapi para dosen lebih sering menggunakan metode tanya jawab
sebab sangat membantu mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Secara garis
besar masalah pembelajaran yang dihadapi mahasiswa yaitu masalah hanzi dan pinyin dan secara khusus adalah tentang pelafalan dasar Bahasa
Mandarin yang sama sekali belum pernah didengar oleh mahasiswa sehingga untuk
memulai pembelajaran Bahasa Mandarin para dosen menggunakan Hanyu Pinyin sebagai dasar dan cara
bantu dalam mempelajarinya.
Tetapi dengan dorongan semangat dan masukan-masukan
positif dari para dosen maka sedikit demi sedikit mahasiswa mulai ada respon
positif dan semakin termotivasi untuk mempelajari Bahasa Mandarin. Dengan
pengulangan materi awal maka mahasiswa mulai timbul minat belajar dan terbiasa
dengan pelafalan Bahasa Mandarin. Karena pelajaran Bahasa merupakan pelajaran
yang harus sering dibiasakan dan sering diucapkan. Maka proses belajar mengajar
di kelas menerapkan sistem lisan, jadi pada dosen langsung bisa mendengar
bentuk kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa dalam menghadapi pelajaran Bahasa
Mandarin. Untuk mengatasi hal tersebut, para dosen sering meluangkan waktu
pembelajaran untuk mempersilahkan para mahasiswa untuk bertanya apa saja yang kurang
dimengerti berkaitan dengan mata kuliah khususnya dalam mata kuliah Bahasa
Mandarin.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Huruf
Mandarin adalah huruf yang berbentuk menyerupai gambar, hal ini menyebabkan
sangat susah untuk dilafalkan dengan tepat, oleh karena itu pada tahun 1954, Asosiasi
Reformasi Huruf Tiongkok menetapkan sistem simbol cara baca huruf
Mandarin (hanyu pinyin) dengan menggunakan huruf Latin untuk mempermudah
mengingat dan melafalkan Bahasa Mandarin dengan tepat. Penggunaan hanyu
pinyin sebagai dasar pembelajaran Bahasa Mandarin sangat perlu digunakan
karena hanyu pinyin adalah cara bantu yang mempermudah dalam mempelajari
Bahasa Mandarin. Dengan hanyu pinyin kita juga lebih mudah
menemukan informasi dalam pembelajaran Bahasa Mandarin. Penerapannya adalah
dengan menggunakan hanyu pinyin untuk membaca huruf hanzi dalam belajar Bahasa Mandarin. Banyak orang yang sering
melalaikan dan menganggap hanyu pinyin kurang
penting. Padahal justru hanyu pinyinlah
dasar dari pokok pelajaran Bahasa Mandarin.
4.2.
Saran
Saat
ini Bahasa Mandarin sudah menjadi Bahasa Nasional kedua setelah Bahasa Inggris
didunia. Maka dari itu penting bagi kita untuk mempelajari Bahasa Mandarin agar
di masa yang akan datang kita tidak akan mengalami kesulitan berkompetisi dalam
dunia pekerjaan. Selain itu, Bahasa juga menjadi
sarana komunikasi yang paling penting. Penulis
menganggap tanpa menggunakan pelafalan yang tepat, maka proses komunikasi tidak
akan berjalan dengan lancar. Karena tanpa pelafalan yang tepat, maka informasi
tidak akan diterima dengan baik. Oleh karena itu penulis merasa bagaimana cara
melafalkan yang tepat (hanyu pinyin) adalah pelajaran yang sangat penting.
Jika pembaca ingin belajar Bahasa Mandarin, jangan lupa untuk menguasai hanyu
pinyin terlebih dahulu, sebab hanyu pinyin adalah dasar yang sangat
penting untuk dikuasai sebelum akan mendalami Bahasa Mandarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar