BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kemampuan
berbahasa dalam era globalisasi, pengajaran bahasa asing kini telah berkembang
di Indonesia.
Pesatnya perkembangan Negara Cina
saat ini membuat Bahasa mandarin menjadi salah satu bahasa asing yang paling
banyak di pelajari di seluruh penjuru dunia, termasuk banyak masyarakat
Indonesia yang mulai sadar pentingnya mempelajari Bahssa Mandarin dalam
perkembangan jaman ini, mulai mempelajari Bahasa Mandarin. Dalam beberapa
tahu terakhir, pembelajaran Bahasa
Mandarin di Indonesia kian berkembang. Perkembangan tersebut berjalan seiring
kenutuhan lapangan kerja maupun perkembangan sektor bisnis di Tanah Air.
Perkembangan jaman ini, membuat
masyarakat Indonesia mempelajari Bahasa Mandarin. Dalam mempelajari Bahasa
Mandarin ini, kita perlu mempelajarinya dari awal, seperti : belajar kosa kata
baru, cara bicaranya, cara menulisnya dan susunan kalimat yang benar dalam
Bahasa Mandarin. Biasanya masyarakat banyak yang mengalami kesulitan saat
membuat suatu kalimat. Karena membuat kalimat dalam Bahasa Mandarin berbeda
dengan membuat kalimat dalam Bahasa Indonesia. Perbedaan yang diamali
masyarakat salah satunya seperti penelitian ini. Dimana penggunaan kata dalam
Bahasa Indonesia mempunyai satu arti. Tetapi dalam Bahasa Mandarin kata ini
mempunyai dua arti. Seperti kata bantu “ 能 ” dan “ 会 ”, yang memiliki
arti dalam Bahasa Indonesia yaitu bisa. Namun dalam Bahasa Indonesia penggunaan
kata tersebut berbeda. Oleh karena itu, penulis meneliti kesalahan penggunaan
kata “ 能 ” dan “ 会”, agar masyarakat pembaca dapat mengetahui
perbedaan sekaligus faktor penyebab kesalahan.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang
telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan yang
akan dibahas dalam makalah ini ialah:
1. Apa
saja jenis kesalahan dalam pengunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ” yang dibuat
mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika Surabaya dan
bagaimana prosentasenya?
2. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi kesalahan mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di
Universitas Widya Kartika dalam penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ”?
1.3 Tujuan Penelitian
Penulisan makalah ini dilakukan
untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Secara terperinci, tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui jenis kesalahan dalam penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ” yang dibuat
mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika dan prosentasenya.
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan mahasiswa prodi
Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika dalam penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ”.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi peneliti
sendiri, penelitian ini membantu peneliti dalam mengembangkan kemampuan diri
dalam mengajarkan bahasa mandarin, serta menambah pengetahuan mengenai teori dasar
penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ” dalam Bahasa Mandarin, serta jenis-jenis
kesalahan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam
penggunaannya.
Bagi masyarakat luas
atau kelompok masyarakat tertentu, dalam hal ini bagi pembaca dan pelajar
Indonesia, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan tambahan dan
informasi mengenai teori dasar penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ” dalam Bahasa
Mandarin, serta jenis-jenis kesalahan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi
kesalahan dalam penggunaannya.
Bagi mahasiswa,
penelitian ini dapat digunakan sebagi pedoman dan referensi dalam penulisan
tugas akhir mahasiswa dan menambah pengetahuan tentang teori dasar penggunaan
kata “ 能 ” dan “ 会 ” dalam Bahasa
Mandarin, serta jenis-jenis kesalahan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi
kesalahan dalam penggunaannya.
Bagi almamater,
penelitian ini dalam menjadi masukan dan informasi mengenai teori dasar
penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ” dalam Bahasa Mandarin, serta jenis-jenis
kesalahan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam
penggunaannya, dan diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu dalam
pengajaran di Universitas Widya Kartika Surabaya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam
melakukan penelitian, peeliti memilih 50 orang mahasiswa semester I, semester
III, semester V dan semester VII jurusan Bahasa Mandarin Universitas Widya
Kartika sebagai sampel penelitian. Peneliti memilih sampel penelitian mahasiswa
semester I, semester III, semester V dan semester VII karena peneliti melakukan
penelitian pada saat semester ganjil, selain itu karena peneliti memilih
mahasiswa yang telah menerima pelajaran tentang materi yang ingin peneliti
teliti.
1.6 Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah pemahaman
tentang makalah ini, maka perlu untuk memberikan sebuah definisi operasional
mengenai penelitian ini yaitu pengertian analisa kesalahan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Teori
Bahasa Mandarin
Bahasa
Mandarin adalah dialek Bahasa
Tionghoa yang dituturkan di sepanjang utara dan barat daya Republik Rakyat Tiongkok. Kata
"Mandarin", dalam bahasa Inggris (dan mungkin juga Indonesia),
digunakan untuk menerjemahkan beberapa istilah Cina yang berbeda yang merujuk
kepada kategori-kategori bahasa Tionghoa lisan.
Dalam pengertian yang sempit, Mandarin berarti Putonghua
普通话
dan Guoyu
國語
yang merupakan dua bahasa standar yang hampir sama yang didasarkan pada bahasa
lisan Beifanghua. Putonghua adalah bahasa resmi Cina dan Guoyu adalah bahasa
resmi Taiwan.
Putonghua
yang biasanya malah dipanggil Huayu juga adalah salah satu dari empat bahasa resmi Singapura.
Dalam pengertian yang luas, Mandarin berarti Beifanghua yang
merupakan sebuah kategori yang luas yang mencakup beragam jenis dialek
percakapan yang digunakan sebagai bahasa lokal di sebagian besar bagian utara
dan barat daya Cina, dan menjadi dasar bagi Putonghua
dan Guoyu.
Beifanghua mempunyai lebih banyak penutur daripada bahasa apapun yang
lainnya dan terdiri dari banyak jenis termasuk versi-versi yang sama sekali
tidak dapat dimengerti.
Seperti ragam-ragam bahasa
Tionghoa lainnya, ada banyak orang yang berpendapat bahwa bahasa
Mandarin itu merupakan semacam dialek, bukan bahasa.
2.1.1 Asal kata mandarin
Kata "mandarin" dalam bahasa Indonesia sendiri
diserap dari bahasa Inggris yang mendeskripsikan bahasa Tionghoa
juga sebagai bahasa Mandarin. Namun sebenarnya, kata "Mandarin" ini
diserap bahasa Inggris dari Portugis
mandarim, yang berasal dari Melayu
menteri.
Sumber yang lain menyebutkan Mandarin secara harfiah berasal
dari sebutan orang asing kepada pembesar-pembesar Dinasti
Qing pada zaman dulu. Dinasti Qing adalah dinasti yang didirikan oleh suku Manchu,
sehingga pembesar-pembesar kekaisaran biasanya disebut sebagai Mandaren
(Hanzi: 滿大人)
yang berarti "Pembesar Manchu". Dari sini, bahasa yang digunakan oleh
para pejabat Manchu waktu itu juga disebut sebagai "bahasa Mandaren".
Penulisannya berevolusi menjadi "Mandarin" di kemudian hari.
Guoyu - (Hanzi: 國語) adalah
sebutan lain bagi dialek Utara bahasa Han yang kita kenal sebagai bahasa Mandarin. Guoyu
berarti harfiah "bahasa nasional", sesuai dengan kenyataan bahasa
Mandarin ditetapkan sebagai bahasa resmi
pemerintahan dan nasional di beberapa negara seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Republik
Tiongkok di Taiwan.
Huayu (Hanzi: 華語) adalah nama
lain dari dialek Utara bahasa Han yang kita kenal sebagai bahasa Mandarin
sekarang ini. Huayu berarti harfiah "bahasa Hua", merupakan
bahasa yang umum digunakan oleh orang Tiongkok dalam hal ini menunjuk kepada
bahasa Mandarin yang luas dituturkan.
2.2
Teori
Penggunaan Kata “能” dan “会” dalam Bahasa Mandarin
Kata dalam
Bahasa Mandarin “能” dan “会” adalah “bisa”. Definisi dan penggunaan kata “能” dan “会” menurut Grammar
Pelajaran 16-31 Hanyu Jiao Cheng adalah sebagai berikut :
a.
Bisa : “会” (Pinyin :
Hui) adalah bisa melakukan sesuatu karena ada proses belajar.
Contoh :
1.
他会说汉语。
Ta hui shuo
hanyu.
Dia bisa
berbicara bahasa mandarin.
2.
他会不会开汽车 ?
Ta hui bu
hui kai qiche?
Dia bisa
tidak menyetir mobil?
b.
Bisa : “能” (Pinyin :
Neng) adalah bisa mampu. Mampu melakukan tanpa melihat proses.
Contoh :
1.
他今天不能来。
Ta jintian
bu neng lai.
Dia tidak
bisa datang hari ini.
2.
他今天病了,不能来上课。
Ta jintian
bing le, bu neng lai shangke.
Dia sakit
hari ini, tidak bisa datang datang belajar.
Dari
perbedaan tersebut dapat dibedakan
pada kalimat berikut :
Contoh :
1.
我不会开车,但是现在我能。
Wo bu hui kai
che, danshi xianzai wo neng.
Saya tidak bisa menyetir mobil, tapi
sekarang saya bisa.
2.3
Teori
Penggunaan Kata “Bisa” dalam Bahasa Indonesia
Kata
dalam Bahasa Indonesia yang memiliki arti yang sama dengan kata dalam Bahasa
Mandarin “能”
dan “会”
adalah “bisa”. Definisi dan penggunaan kata “bisa” menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Dapat
(dalam arti harus melakukan sesuatu proses terlebih dahulu, karena sudah pasti
harus belajar dahulu).
Contoh
: Budi adalah murid di sekolah internasional, maka ia bisa berbicara Bahasa
Inggris.
b. Mampu
(dalam arti tidak harus melakukan sesuatu proses terlebih dahulu, karena sudah
pasti sanggup) Contoh : Anni tidak bisa memberitahukan rahasia itu.
2.4
Tata
Bahasa
Agar dapat berbahasa Mandarin dengan baik, maka tata
bahasa Mandarin juga sangat penting untuk dipelajari dan dipahami, sehingga
dalam berkomunikasi dapat menggunakan bahasa Mandarin yang baik dan benar.
Tata bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah kumpulan kaidah tentang struktur gramatikal bahasa, kaidah bahasa yang
meliputi kaidah fonologi, morfologi, dan sintaksis. Sedangkan menurut Kamus Oxford, “The whole system and structure
of a language or of languages in general, ussualy taken as consisting of syntax
and morphology (including inflections) and sometimes also phonology and
semantics”, yaitu tata bahasa atau Grammar
adalah seluruh sistem dan struktur bahasa atau bahasa secara umum, biasanya
diambil sebagai terdiri dari sintaksis dan morfologi (termasuk infleksi) dan
terkadang juga fonologi bahasa dan semantik.
Pengertian tata bahasa Mandarin hampir sama dengan
tata bahasa pada umumnya, yaitu kaidah atau aturan-aturan dalam menyusun kata,
gabungan kata atau menyusun kalimat. Berbicara mengenai suatu bahsa, berarti
juga berbicara mengenai tata bahasanya.
2.5
Keterampilan
Dasar Bahasa Asing
Dalam belajar bahasa asing terdapat empat
keterampilan dasar berbahasa yaitu, mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
1.
Mendengar
Keterampilan mendengar merupakan dasar untuk
menguasai bahasa. Mendengar menjadi dasar berbicara karena berbicara diawali
dengan menirukan bunyi-bunyi yang disimaknya. Keterampilan ini sangat penting
dimiliki setiap orang terutama dalam menjalankan kontak sosial dengan orang
lain. Logan dalam Tarigan (2008) menybutkan bahwa tujuan mendengar atau
menyimak adalah a) Untuk memperoleh pengetahuan atau mendengarkan untuk
belajar, b) Menikmati keindahan audio, c) Mengevaluasi, d) Mengapresiasi, e)
Mengkomunikasikan ide-ide, f) Membedakan bunyi-bunyi, g) Memecahkan masalah,
dan h) Untuk meyakinkan.
2.
Berbicara
Keterampilan berbicara pada hakikatnya menurut
Tarigan (2008) adalah “Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan persamaan.”
Keterampilan berbicara merupakan suatu keterampilan
bahasa yang perlu dikuasai dengan baik. Keterampilan ini merupakan suatu
indikator terpenting bagi keberhasilan siswa terutama dalam belajar bahasa
asing. Dengan menguasai keterampilan berbiacara yang baik, siswa dapat
mengkomunikasikan ide-ide mereka, baik di sekolah mauppun dengan penutur asing,
dan juga menjaga hubungan baik dengan orang lain.
3.
Membaca
Terdapat banyak sekali pengertian tentang membaca,
namun ada satu yang disepakati oleh seluruh pakar membaca, yakni bahwasanya
unsure yang harus ada dalam kegiatan membaca yakni pemahaman (understanding).
Sebab kegiatan membaca tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan
membaca.
Tarigan (2008) menyatakan membaca ialah suatu proses
yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis atau dengan
kata lain membaca adalah memetik serta memahami makna atau arti yang terkandung
didalam bahasa tulis.
4.
Menulis
Menurut Tarigan (2008), “Menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”.
Dalam
pembelajaran Bahasa Mandarin keterampilan menulis tidak didapat secara otomatis
melainkan perlu dilatih secara teratur dan berulangkali, karena karakter huruf
Bahasa Mandarin dengan Bahasa Indonesia sama sekali berbeda.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Sesuai masalah yang diteliti,
maka desain penelitian peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong
(2007), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012) adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu.
Penelitian kuantitatif
digunakan untuk menganalisa prosentase dan jenis kesalahan mahasiswa prodi
Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika Surabaya dalam penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ”.
Penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut.
3.2 Subjek Penelitian
Dalam melakukan penelitian,
peneliti memilih 50 orang mahasiswa semester I, semester III, semester V dan
semester VII jurusan Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika sebagai sampel
penelitian. Peneliti memilih sampel penelitian mahasiswa semester I, semester
III, semester V dan semester VII karena peneliti melakukan penelitian pada saat
semester ganjil, selain itu karena peneliti memilih mahasiswa yang telah
menerima pelajaran tentang materi yang ingin peneliti teliti.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 November 2014, dalam waktu
pukul 08.00 hingga 12.00, mengikuti jam kuliah prodi Bahasa Mandarin
Universitas Widya Kartika Surabaya. Penelitian memakan waktu kurang lebih 10
menit per pelaksanaan, per kelas.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah
obeservasi langsung pada mahasiswa prodi Bahasa Mandarin Universitas Widya
Kartika Surabaya dalam mempelajari dan menggunakan kata “ 能 ” dan “ 会 ”, yang
juga melibatkan pengalaman peneliti sendiri mengenai masalah-masalah yang
pernah ditemui dalam proses pembelajaran dan penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ” ini,
setelah itu menggunakan embar evaluasi dengan jumlah total 6 butir soal pilihan
benar () atau salah () tentang penggunaan kata Bahasa Mandarin “ 能 ” dan “ 会 ”.
Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan para sampel
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan mahasiswa
prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika dalam penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ”.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu melakukan
observasi langsung mengenai situasi mahasiswa prodi Bahasa Mandarin Universitas
Widya Kartika Surabaya dalam mempelajari dan menggunakan kata “ 能 ” dan “ 会 ”,
dimana peneliti juga melibatkan pengaaman pribadi mengenai masalah-masalah yang
pernah diteemui dalam proses pembelajaran dan penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ” ini.
Menurut Prof.Dr.Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian
Kualitatif Kuantitatif dan R & D (2009) menyatakan bahwa dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant
observation dan non participant observation, selanjutnya dari segi
instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.
Dari observasi peneliti menemukan masalah-masalah serta jenis-jenis
kesalhan mengenai penggunaan kedua kata Bahasa Mandarin tersebut.
Setelah itu peneliti menggunakan teknik evaluasi. Menurut
Prof.H.M.Sukardi MS., Ph.D. (2008) “Evaluasi merupakan proses yang menentukan
kondisi, dimana evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat,
dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses
memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasi suatu informasi bagi
keperluan pengambilan keputusan.”
Peneliti melakukan penelitian menggunakan lembar evaluasi dengan
jumlah total 6 butir soal pilihan benar () atau salah () tentang penggunaan
kata Bahasa Mandarin “ 能 ” dan “ 会 ”,
dibagikan ke 50 orang mahasiswa semester I, semester III, semester V dan
semester VII jurusan Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika.
Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan para sampel
penelitian. Menurut Lexy J. Moleong (2007), wawancara adalah percakapan dengan
maksud-maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan terwawancara (yang memberikan
jawaban atau pertanyaan itu). Wawancara dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor yang menpengaruhi kesalahan mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di
Universitas Widya Kartika dalam penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ”.
Kemudian hasil penelitian dikumpulan, diklasifikasi, dan dilaporkan
dalam bentuk deskriptif analisis.
3.6 Teknik Analisa Data
Dalam proses analisis data, peneliti menyajikan banyak jumlah
kesalahan yang dibuat sampel penelitian dalam bentuk table, dibagi ke dalam
jenis-jenis kesalahannya diikuti dengan jumlah kesalahan per jenis kesalahan.
Kuantitatif data diperoleh dengan menganalisis prosentase jenis
kesalahan sebagai berikut :
Kemudian hasil prosentasi disajikan dalam bentuk diagram dan
jabaran analisisnya.
Kualitatif
data diperoleh dengan wawancara secara mendalam dengan sampel penelitian. Hasil
wawancara berupa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan-kesalahan
penggunaan kata Bahasa Mandarin “ 能 ” dan “ 会 ”. Hasil
wawancara disajikan dalam bentuk analisa deskriptif.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Jenis Kesalahan Penggunaan Kata “ 能 ” dan “ 会 ”
Pada penelitian yang diteliti
mengalami kesalahan yang sama dari setiap orang, yaitu susahnya menentukan
kapan harus menggunakan “ 能 ” dan
kapan harus menggunakan “ 会 ”, masih susah membedakan kedua kata ini karena
mereka merasa “ 能 ” dan “ 会 ”
memiliki kesamaan dalam penggunaan yaitu untuk menandakan pengulangan kegiatan
atau kejadian. Sehingga membuat hal tersebut tertukar, seperti saat kalimat
tersebut menggunakan kata “ 能 ”,
tetapi dimasukan kata “ 会 ” dan begitu juga sebaliknya.
4.2 Prosentase Kesalahan Penggunaan Kata “ 能 ” dan “ 会 ”
Berikut merupakan hasil kesalahan yang dilakukan mahasiswa prodi
Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika tentang penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ”
berdasarkan lembar evaluasi. Dalam setiap jenis kesalahan masing-masing
terdapat 2 buah soal yang dijadikan bahan evaluasi. Jumlah kesalahan yang
dilakukan adalah 107 soal dari 50 orang mahasiswa dan 6 soal. Oleh karena itu,
prosentase dari jumlah 300 soal, mahasiswa yang susah menentukan penggunaan
kata tersebut adalah 35,67%.
4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesalahan
Penggunaan Kata Keterangan “ 能 ” dan “ 会 ”
Melalui proses penelitian berupa wawancara kepada
mahasiswa-mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika Surabaya
mengenai penggunaan kata Bahasa Mandarin “ 能 ” dan “ 会 ”,
peneliti menemukan beberapa alasan penyebab terjadinya kesalhan-kesalahan dalam
penggunaan kedua kata tersebut.
Alasan pertama, yaitu alasan yang paling sering ditemui, adalah
karena merek merasa “ 能 ” dan “ 会 ”
memiliki arti yang sama dalam Bahasa Indonesia yaitu “bisa”, dari sini mereka
mengaku susah menentukan kapan harus menggunakan “ 能 ” dan
kapan harus menggunakan “ 会 ”, masih susah membedakan kedua kata ini karena
mereka merasa “ 能 ” dan “ 会 ”
memiliki kesamaan dalam penggunaan yaitu untuk menandakan pengulangan kegiatan
atau kejadian.
Selain
itu penggunaan kata “ 能 ” dan “ 会 ” ini
sendiri juga lebih rumit dibandingkan kata “bisa” dalam Bahasa Indonesia yang
cara pemakaiannya sederhana banyak membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam
mengerti, mempelajari dan menggunakannya.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Mahasiswa
prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika ada beberapa yang masih
melakukan kesalahan yaitu susahnya untuk menentukan penggunaan kata tersebut.
2. Dengan
adanya makalah ini, dapat mengetahui faktor penyebab kesalahan dalam penggunaan
kata tersebut.
5.2
Saran
1. Peneliti
menyarankan Mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika harus
lebih ditingkatkan laggi dalam proses pembelajarab agar mengurangi kesalahan
dalam penggunaan kata tersebut.
2. Pengajar
Bahasa Mandarin juga disarakan untuk lebih memperhatikan Mahasiswa prodi Bahasa
Mandarin di Universitas Widya Kartika, agar tidak melakukan kesalahan dalam
penggunaan kata-kata tertentu. Karena tidak hanya dalam kata ini saja, tapi
masih banyak lagi kata-kata seperti ini yang dapat ditemui.
mas makalah ini siapa penulisnya ya?
BalasHapusThe 7 Best Casino Games on the Internet - Woori Sinos
BalasHapusOnline 사카마치미루 casino games are designed 스포츠사이트 for mobile phones, tablets, and other devices. 스 크릴 They are designed to play bet365 배당 various slots and other casino games, but 해외 안전 놀이터