Rabu, 17 Desember 2014

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENGGUNAAN KATA “ 能 ” DAN “ 会 ” PADA MAHASISWA PRODI BAHASA MANDARIN DI UNIVERSITAS WIDYA KARTIKA SURABAYA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kemampuan berbahasa dalam era globalisasi, pengajaran bahasa asing kini telah berkembang di Indonesia.
Pesatnya perkembangan Negara Cina saat ini membuat Bahasa mandarin menjadi salah satu bahasa asing yang paling banyak di pelajari di seluruh penjuru dunia, termasuk banyak masyarakat Indonesia yang mulai sadar pentingnya mempelajari Bahssa Mandarin dalam perkembangan jaman ini, mulai mempelajari Bahasa Mandarin. Dalam beberapa tahu  terakhir, pembelajaran Bahasa Mandarin di Indonesia kian berkembang. Perkembangan tersebut berjalan seiring kenutuhan lapangan kerja maupun perkembangan sektor bisnis di Tanah Air.
Perkembangan jaman ini, membuat masyarakat Indonesia mempelajari Bahasa Mandarin. Dalam mempelajari Bahasa Mandarin ini, kita perlu mempelajarinya dari awal, seperti : belajar kosa kata baru, cara bicaranya, cara menulisnya dan susunan kalimat yang benar dalam Bahasa Mandarin. Biasanya masyarakat banyak yang mengalami kesulitan saat membuat suatu kalimat. Karena membuat kalimat dalam Bahasa Mandarin berbeda dengan membuat kalimat dalam Bahasa Indonesia. Perbedaan yang diamali masyarakat salah satunya seperti penelitian ini. Dimana penggunaan kata dalam Bahasa Indonesia mempunyai satu arti. Tetapi dalam Bahasa Mandarin kata ini mempunyai dua arti. Seperti kata bantu ” dan “ ”, yang memiliki arti dalam Bahasa Indonesia yaitu bisa. Namun dalam Bahasa Indonesia penggunaan kata tersebut berbeda. Oleh karena itu, penulis meneliti kesalahan penggunaan kata ” dan “ ”, agar masyarakat pembaca dapat mengetahui perbedaan sekaligus faktor penyebab kesalahan.
1.2  Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan yang akan dibahas dalam makalah ini ialah:
1.      Apa saja jenis kesalahan dalam pengunaan kata ” dan “ ” yang dibuat mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika Surabaya dan bagaimana prosentasenya?
2.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika dalam penggunaan kata ” dan “ ?
1.3  Tujuan Penelitian
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca. Secara terperinci, tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui jenis kesalahan dalam penggunaan kata ” dan “ ” yang dibuat mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika dan prosentasenya.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika dalam penggunaan kata ” dan “ ”.
1.4  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi peneliti sendiri, penelitian ini membantu peneliti dalam mengembangkan kemampuan diri dalam mengajarkan bahasa mandarin, serta menambah pengetahuan mengenai teori dasar penggunaan kata ” dan “ ” dalam Bahasa Mandarin, serta jenis-jenis kesalahan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam penggunaannya.
Bagi masyarakat luas atau kelompok masyarakat tertentu, dalam hal ini bagi pembaca dan pelajar Indonesia, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan tambahan dan informasi mengenai teori dasar penggunaan kata    ” dan “ ” dalam Bahasa Mandarin, serta jenis-jenis kesalahan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam penggunaannya.
Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat digunakan sebagi pedoman dan referensi dalam penulisan tugas akhir mahasiswa dan menambah pengetahuan tentang teori dasar penggunaan kata ” dan “ ” dalam Bahasa Mandarin, serta jenis-jenis kesalahan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam penggunaannya.
Bagi almamater, penelitian ini dalam menjadi masukan dan informasi mengenai teori dasar penggunaan kata ” dan “ ” dalam Bahasa Mandarin, serta jenis-jenis kesalahan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam penggunaannya, dan diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu dalam pengajaran di Universitas Widya Kartika Surabaya.
1.5  Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peeliti memilih 50 orang mahasiswa semester I, semester III, semester V dan semester VII jurusan Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika sebagai sampel penelitian. Peneliti memilih sampel penelitian mahasiswa semester I, semester III, semester V dan semester VII karena peneliti melakukan penelitian pada saat semester ganjil, selain itu karena peneliti memilih mahasiswa yang telah menerima pelajaran tentang materi yang ingin peneliti teliti.
1.6  Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah pemahaman tentang makalah ini, maka perlu untuk memberikan sebuah definisi operasional mengenai penelitian ini yaitu pengertian analisa kesalahan.



BAB II
LANDASAN TEORI
2.1         Teori Bahasa Mandarin
Bahasa Mandarin adalah dialek Bahasa Tionghoa yang dituturkan di sepanjang utara dan barat daya Republik Rakyat Tiongkok. Kata "Mandarin", dalam bahasa Inggris (dan mungkin juga Indonesia), digunakan untuk menerjemahkan beberapa istilah Cina yang berbeda yang merujuk kepada kategori-kategori bahasa Tionghoa lisan.
Dalam pengertian yang sempit, Mandarin berarti Putonghua 普通话 dan Guoyu 國語 yang merupakan dua bahasa standar yang hampir sama yang didasarkan pada bahasa lisan Beifanghua. Putonghua adalah bahasa resmi Cina dan Guoyu adalah bahasa resmi Taiwan. Putonghua yang biasanya malah dipanggil Huayu juga adalah salah satu dari empat bahasa resmi Singapura.
Dalam pengertian yang luas, Mandarin berarti Beifanghua yang merupakan sebuah kategori yang luas yang mencakup beragam jenis dialek percakapan yang digunakan sebagai bahasa lokal di sebagian besar bagian utara dan barat daya Cina, dan menjadi dasar bagi Putonghua dan Guoyu. Beifanghua mempunyai lebih banyak penutur daripada bahasa apapun yang lainnya dan terdiri dari banyak jenis termasuk versi-versi yang sama sekali tidak dapat dimengerti.
Seperti ragam-ragam bahasa Tionghoa lainnya, ada banyak orang yang berpendapat bahwa bahasa Mandarin itu merupakan semacam dialek, bukan bahasa.

2.1.1     Asal kata mandarin
Kata "mandarin" dalam bahasa Indonesia sendiri diserap dari bahasa Inggris yang mendeskripsikan bahasa Tionghoa juga sebagai bahasa Mandarin. Namun sebenarnya, kata "Mandarin" ini diserap bahasa Inggris dari Portugis mandarim, yang berasal dari Melayu menteri.
Sumber yang lain menyebutkan Mandarin secara harfiah berasal dari sebutan orang asing kepada pembesar-pembesar Dinasti Qing pada zaman dulu. Dinasti Qing adalah dinasti yang didirikan oleh suku Manchu, sehingga pembesar-pembesar kekaisaran biasanya disebut sebagai Mandaren (Hanzi: 滿大人) yang berarti "Pembesar Manchu". Dari sini, bahasa yang digunakan oleh para pejabat Manchu waktu itu juga disebut sebagai "bahasa Mandaren". Penulisannya berevolusi menjadi "Mandarin" di kemudian hari.
Guoyu - (Hanzi: 國語) adalah sebutan lain bagi dialek Utara bahasa Han yang kita kenal sebagai bahasa Mandarin. Guoyu berarti harfiah "bahasa nasional", sesuai dengan kenyataan bahasa Mandarin ditetapkan sebagai bahasa resmi pemerintahan dan nasional di beberapa negara seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok di Taiwan.
Huayu (Hanzi: 華語) adalah nama lain dari dialek Utara bahasa Han yang kita kenal sebagai bahasa Mandarin sekarang ini. Huayu berarti harfiah "bahasa Hua", merupakan bahasa yang umum digunakan oleh orang Tiongkok dalam hal ini menunjuk kepada bahasa Mandarin yang luas dituturkan.


2.2         Teori Penggunaan Kata ” dan “dalam Bahasa Mandarin
Kata dalam Bahasa Mandarin ” dan “” adalah “bisa”. Definisi dan penggunaan kata ” dan “” menurut Grammar Pelajaran 16-31 Hanyu Jiao Cheng adalah sebagai berikut :
a.       Bisa : “ (Pinyin : Hui) adalah bisa melakukan sesuatu karena ada proses belajar.
Contoh :
1.      他会说汉语。
Ta hui shuo hanyu.
Dia bisa berbicara bahasa mandarin.
2.      他会不会开汽车
Ta hui bu hui kai qiche?
Dia bisa tidak menyetir mobil?
b.      Bisa : “ (Pinyin : Neng) adalah bisa mampu. Mampu melakukan tanpa melihat proses.
Contoh :
1.      他今天不能来。
Ta jintian bu neng lai.
Dia tidak bisa datang hari ini.
2.      他今天病了,不能来上课。
Ta jintian bing le, bu neng lai shangke.
Dia sakit hari ini, tidak bisa datang datang belajar.
Dari perbedaan tersebut dapat dibedakan pada kalimat berikut :
Contoh :
1.       不会开车,但是现在我能
Wo bu hui kai che, danshi xianzai wo neng.
Saya tidak bisa menyetir mobil, tapi sekarang saya bisa.

2.3         Teori Penggunaan Kata “Bisa” dalam Bahasa Indonesia
Kata dalam Bahasa Indonesia yang memiliki arti yang sama dengan kata dalam Bahasa Mandarin ” dan “” adalah “bisa”. Definisi dan penggunaan kata “bisa” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
a.       Dapat (dalam arti harus melakukan sesuatu proses terlebih dahulu, karena sudah pasti harus belajar dahulu).
Contoh : Budi adalah murid di sekolah internasional, maka ia bisa berbicara Bahasa Inggris.
b.      Mampu (dalam arti tidak harus melakukan sesuatu proses terlebih dahulu, karena sudah pasti sanggup) Contoh : Anni tidak bisa memberitahukan rahasia itu.

2.4         Tata Bahasa
Agar dapat berbahasa Mandarin dengan baik, maka tata bahasa Mandarin juga sangat penting untuk dipelajari dan dipahami, sehingga dalam berkomunikasi dapat menggunakan bahasa Mandarin yang baik dan benar.
Tata bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kumpulan kaidah tentang struktur gramatikal bahasa, kaidah bahasa yang meliputi kaidah fonologi, morfologi, dan sintaksis. Sedangkan menurut Kamus Oxford, “The whole system and structure of a language or of languages in general, ussualy taken as consisting of syntax and morphology (including inflections) and sometimes also phonology and semantics”, yaitu tata bahasa atau Grammar adalah seluruh sistem dan struktur bahasa atau bahasa secara umum, biasanya diambil sebagai terdiri dari sintaksis dan morfologi (termasuk infleksi) dan terkadang juga fonologi bahasa dan semantik.
Pengertian tata bahasa Mandarin hampir sama dengan tata bahasa pada umumnya, yaitu kaidah atau aturan-aturan dalam menyusun kata, gabungan kata atau menyusun kalimat. Berbicara mengenai suatu bahsa, berarti juga berbicara mengenai tata bahasanya.

2.5         Keterampilan Dasar Bahasa Asing
Dalam belajar bahasa asing terdapat empat keterampilan dasar berbahasa yaitu, mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
1.         Mendengar
Keterampilan mendengar merupakan dasar untuk menguasai bahasa. Mendengar menjadi dasar berbicara karena berbicara diawali dengan menirukan bunyi-bunyi yang disimaknya. Keterampilan ini sangat penting dimiliki setiap orang terutama dalam menjalankan kontak sosial dengan orang lain. Logan dalam Tarigan (2008) menybutkan bahwa tujuan mendengar atau menyimak adalah a) Untuk memperoleh pengetahuan atau mendengarkan untuk belajar, b) Menikmati keindahan audio, c) Mengevaluasi, d) Mengapresiasi, e) Mengkomunikasikan ide-ide, f) Membedakan bunyi-bunyi, g) Memecahkan masalah, dan h) Untuk meyakinkan.
2.         Berbicara
Keterampilan berbicara pada hakikatnya menurut Tarigan (2008) adalah “Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan persamaan.”
Keterampilan berbicara merupakan suatu keterampilan bahasa yang perlu dikuasai dengan baik. Keterampilan ini merupakan suatu indikator terpenting bagi keberhasilan siswa terutama dalam belajar bahasa asing. Dengan menguasai keterampilan berbiacara yang baik, siswa dapat mengkomunikasikan ide-ide mereka, baik di sekolah mauppun dengan penutur asing, dan juga menjaga hubungan baik dengan orang lain.


3.         Membaca
Terdapat banyak sekali pengertian tentang membaca, namun ada satu yang disepakati oleh seluruh pakar membaca, yakni bahwasanya unsure yang harus ada dalam kegiatan membaca yakni pemahaman (understanding). Sebab kegiatan membaca tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca.
Tarigan (2008) menyatakan membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis atau dengan kata lain membaca adalah memetik serta memahami makna atau arti yang terkandung didalam bahasa tulis.
4.         Menulis
Menurut Tarigan (2008), “Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”.
Dalam pembelajaran Bahasa Mandarin keterampilan menulis tidak didapat secara otomatis melainkan perlu dilatih secara teratur dan berulangkali, karena karakter huruf Bahasa Mandarin dengan Bahasa Indonesia sama sekali berbeda.







BAB III
METODE PENELITIAN
  3.1      Desain Penelitian
Sesuai masalah yang diteliti, maka desain penelitian peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2007), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Penelitian kuantitatif digunakan untuk menganalisa prosentase dan jenis kesalahan mahasiswa prodi Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika Surabaya dalam penggunaan kata “ ” dan “ ”. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut.
  3.2      Subjek Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memilih 50 orang mahasiswa semester I, semester III, semester V dan semester VII jurusan Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika sebagai sampel penelitian. Peneliti memilih sampel penelitian mahasiswa semester I, semester III, semester V dan semester VII karena peneliti melakukan penelitian pada saat semester ganjil, selain itu karena peneliti memilih mahasiswa yang telah menerima pelajaran tentang materi yang ingin peneliti teliti.
  3.3      Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 November 2014, dalam waktu pukul 08.00 hingga 12.00, mengikuti jam kuliah prodi Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika Surabaya. Penelitian memakan waktu kurang lebih 10 menit per pelaksanaan, per kelas.
  3.4      Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah obeservasi langsung pada mahasiswa prodi Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika Surabaya dalam mempelajari dan menggunakan kata “ ” dan “ ”, yang juga melibatkan pengalaman peneliti sendiri mengenai masalah-masalah yang pernah ditemui dalam proses pembelajaran dan penggunaan kata “ ” dan “ ” ini, setelah itu menggunakan embar evaluasi dengan jumlah total 6 butir soal pilihan benar () atau salah () tentang penggunaan kata Bahasa Mandarin “ ” dan “ ”.
Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan para sampel penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika dalam penggunaan kata “ ” dan “ ”.

  3.5      Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi langsung mengenai situasi mahasiswa prodi Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika Surabaya dalam mempelajari dan menggunakan kata “ ” dan “ ”, dimana peneliti juga melibatkan pengaaman pribadi mengenai masalah-masalah yang pernah diteemui dalam proses pembelajaran dan penggunaan kata “ ” dan “ ” ini. Menurut Prof.Dr.Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D (2009) menyatakan bahwa dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
Dari observasi peneliti menemukan masalah-masalah serta jenis-jenis kesalhan mengenai penggunaan kedua kata Bahasa Mandarin tersebut.
Setelah itu peneliti menggunakan teknik evaluasi. Menurut Prof.H.M.Sukardi MS., Ph.D. (2008) “Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasi suatu informasi bagi keperluan pengambilan keputusan.”
Peneliti melakukan penelitian menggunakan lembar evaluasi dengan jumlah total 6 butir soal pilihan benar () atau salah () tentang penggunaan kata Bahasa Mandarin “ ” dan “ ”, dibagikan ke 50 orang mahasiswa semester I, semester III, semester V dan semester VII jurusan Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika.
Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan para sampel penelitian. Menurut Lexy J. Moleong (2007), wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan terwawancara (yang memberikan jawaban atau pertanyaan itu). Wawancara dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menpengaruhi kesalahan mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika dalam penggunaan kata “ ” dan “ ”.
Kemudian hasil penelitian dikumpulan, diklasifikasi, dan dilaporkan dalam bentuk deskriptif analisis.
  3.6      Teknik Analisa Data
Dalam proses analisis data, peneliti menyajikan banyak jumlah kesalahan yang dibuat sampel penelitian dalam bentuk table, dibagi ke dalam jenis-jenis kesalahannya diikuti dengan jumlah kesalahan per jenis kesalahan.
Kuantitatif data diperoleh dengan menganalisis prosentase jenis kesalahan sebagai berikut :
Kemudian hasil prosentasi disajikan dalam bentuk diagram dan jabaran analisisnya.
Kualitatif data diperoleh dengan wawancara secara mendalam dengan sampel penelitian. Hasil wawancara berupa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan-kesalahan penggunaan kata Bahasa Mandarin “ ” dan “ ”. Hasil wawancara disajikan dalam bentuk analisa deskriptif.













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
  4.1      Jenis Kesalahan Penggunaan Kata “ ” dan “
Pada penelitian yang diteliti mengalami kesalahan yang sama dari setiap orang, yaitu susahnya menentukan kapan harus menggunakan “ ” dan kapan harus menggunakan “ ”, masih susah membedakan kedua kata ini karena mereka merasa “ ” dan “ ” memiliki kesamaan dalam penggunaan yaitu untuk menandakan pengulangan kegiatan atau kejadian. Sehingga membuat hal tersebut tertukar, seperti saat kalimat tersebut menggunakan kata “ ”, tetapi dimasukan kata “ ” dan begitu juga sebaliknya.
  4.2      Prosentase Kesalahan Penggunaan Kata “ ” dan “
Berikut merupakan hasil kesalahan yang dilakukan mahasiswa prodi Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika tentang penggunaan kata “ ” dan “ ” berdasarkan lembar evaluasi. Dalam setiap jenis kesalahan masing-masing terdapat 2 buah soal yang dijadikan bahan evaluasi. Jumlah kesalahan yang dilakukan adalah 107 soal dari 50 orang mahasiswa dan 6 soal. Oleh karena itu, prosentase dari jumlah 300 soal, mahasiswa yang susah menentukan penggunaan kata tersebut adalah 35,67%.

  4.3      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Penggunaan Kata Keterangan “ ” dan “
Melalui proses penelitian berupa wawancara kepada mahasiswa-mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika Surabaya mengenai penggunaan kata Bahasa Mandarin “ ” dan “ ”, peneliti menemukan beberapa alasan penyebab terjadinya kesalhan-kesalahan dalam penggunaan kedua kata tersebut.
Alasan pertama, yaitu alasan yang paling sering ditemui, adalah karena merek merasa “ ” dan “ ” memiliki arti yang sama dalam Bahasa Indonesia yaitu “bisa”, dari sini mereka mengaku susah menentukan kapan harus menggunakan “ ” dan kapan harus menggunakan “ ”, masih susah membedakan kedua kata ini karena mereka merasa “ ” dan “ ” memiliki kesamaan dalam penggunaan yaitu untuk menandakan pengulangan kegiatan atau kejadian.
Selain itu penggunaan kata “ ” dan “ ” ini sendiri juga lebih rumit dibandingkan kata “bisa” dalam Bahasa Indonesia yang cara pemakaiannya sederhana banyak membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam mengerti, mempelajari dan menggunakannya.



BAB V
PENUTUP
5.1        Kesimpulan
1.      Mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika ada beberapa yang masih melakukan kesalahan yaitu susahnya untuk menentukan penggunaan kata tersebut.
2.      Dengan adanya makalah ini, dapat mengetahui faktor penyebab kesalahan dalam penggunaan kata tersebut.
5.2        Saran
1.      Peneliti menyarankan Mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika harus lebih ditingkatkan laggi dalam proses pembelajarab agar mengurangi kesalahan dalam penggunaan kata tersebut.
2.      Pengajar Bahasa Mandarin juga disarakan untuk lebih memperhatikan Mahasiswa prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika, agar tidak melakukan kesalahan dalam penggunaan kata-kata tertentu. Karena tidak hanya dalam kata ini saja, tapi masih banyak lagi kata-kata seperti ini yang dapat ditemui.


2 komentar:

  1. mas makalah ini siapa penulisnya ya?

    BalasHapus
  2. The 7 Best Casino Games on the Internet - Woori Sinos
    Online 사카마치미루 casino games are designed 스포츠사이트 for mobile phones, tablets, and other devices. 스 크릴 They are designed to play bet365 배당 various slots and other casino games, but 해외 안전 놀이터

    BalasHapus