Bab
1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Anak – anak, identik dengan masa
bermain, dan sulit untuk belajar. Anak – anak beranggapan bahwa belajar
merupakan kegiatan yang membosankan. Sehingga mereka tidak tertarik untuk
belajar, dan lebih memilih untuk bermain. Selain itu, ditambah dengan kesulitan untuk memahami sesuatu hal yang
baru mereka dapatkan. Membuat motivasi mereka untuk belajar pun cenderung
turun. Padahal, motivasi sangat diperlukan dalam belajar. Misalnya belajar
bahasa mandarin. Banyak kata – kata baru yang didapatkan, membuat anak – anak sulit untuk memahami dan
mengingat. Sementara metode yang diberikan hanya ceramah, dan mengulang tulisan
di buku kotak. Tentu hal tersebut akan membuat belajar bahasa mandarin terasa
membosankan bagi anak – anak.
Berkaitan dengan
kesulitan belajar yang dialami oleh anak – anak
tersebut, Media visual merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
sebagai sarana pembelajaran khususnya pada anak – anak. Objek visual yang di
tawarkan mampu membuat anak – anak menjadi tertarik untuk belajar, dan membantu
anak – anak dalam memahami maksud maupun dari kata yang dipelajari. Banyak
macam media visual yang dapat digunakan misalnya video yang dapat berupa
memutarkan film kartun dengan bahasa mandarin, atau gambar dengan tulisan Hanzi.
Adanya dua fenomena
tersebut penulis ingin membuat karya tulis
dengan judul penggunaan media visual (film kartun) terhadap pemahaman
bahasa mandarin pada anak di sekolah internasional Surabaya, untuk melihat
sejauh mana tingkat pemahaman bahasa manadarin pada anak – anak dengan menggunakan metode pembelajaran yang
memanfaatkan media visual ( film kartun).
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum :
A. Mengetahui
sejauh mana penggunaan media visual (film kartun) mampu menambah pemahaman anak
– anak di sekolah internasional.
1.2.2
Tujuan Khusus :
A. Melihat
tingkat ketertarikan anak – anak yang belajar dengan menggunakan media visual
(film kartun).
B. Melihat
tingkat motivasi belajar pada anak – anak
dengan menggunakan media visual (film kartun).
1.3
Manfaat
1.3.1
Manfaat Teoritis
Adanya karya tulis ini,
diharapkan dapat memberikan refenrensi kepada peneliti lain yang juga meneliti
mengenai Penggunaan Media Visual (Film
Kartun) Terhadap Pemahaman Bahasa Mandarin Pada Anak di Sekolah Internasional
Surabaya.
1.3.2
Manfaat Praktis
Karya
tulis yang dibuat, diharapkan dapat menambah ilmu bagi penulis, pembaca, maupun
orang yang juga akan meneliti hal yang serupa.
1.4
Rumusan Masalah
1. Karya
tulis yang dibuat ingin melihat dan mengetahui apakah penggunaan media visual
(film kartun) ada hubungan atau pengaruh terhadap pemahaman bahasa mandarin
pada anak – anak di sekolah Internasional Surabaya?
2. Apakah
ada perbedaan motivasi belajar pada anak – anak saat menggunakan media visual
(film kartun) saat belajar?
3.
Ada atau tidaknya perbedaan pemahaman
mengenai kata – kata baru bahasa mandarin saat menggunakan media visual (film
kartun).
Bab
2
Landasan
Teori
2.1 Review Hasil Penelitian
NO.
|
Judul
|
Isi
|
1.
|
Desain
Komunikasi Visual Sarana Pembelajaran Bahasa Mandarin Terhadap Anak (Studi
Kasus di SD Marsudini Surakarta)
|
Perancangan
sarana belajar bahasa mandarin di SD Marsudini Surakarta dengan menggunakan
media audio visual dan media cetak.
|
2.
|
Penggunaan
Media Audio Visual (Slide Show
Animation) dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Mandarin di SDN 03 Jaten
Karanganyar.
|
A. Pemanfaatan
media audio visual (slide show
animation) dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran kosakata
bahasa Mandarin.
B. Hambatan
yang dialami dalam penggunaan media
audio visual (slide show animation)
selama proses pembelajaran bahasa mandarin dan solusi untuk memecahkan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Keterbatsan
waktu dalam mengajar yaitu 35 menit sehingga dalam penyampaian materi kurang
maksimal. Guru praktikan meminta tambahan waktu selama 10 menit agar penyampaian
materi lebih optimal.
2. Pada
saat pelajaran siswa sangat ramai dan kurang memperhatikan pelajaran. Guru
praktikan memfokuskan perhatian siswa dengan memutarkan video tentang materi
pelajaran.
|
3.
|
Pemanfaatan
Audio Visual (Film Kartun) Sebagai Media Bantu Siswa dalam Penguasaan
Kosakata Bahasa Mandarin di SMA Negeri 4 Surakarta.
|
Media
audio visual (film kartun) tidak dapat mengantikan metode ceramah serta tanya
jawab dalam proses pembelajaran. Media audio visual (film kartun) hanya
sebagai media bantu. Materi yang disajikan dengan menggunakan media audio
visual (film kartun) dalam setiap pertemuan tidak sebanyak materi yang dapat
disajikan melalui metode ceramah. Pemanfaatan audio visual (film kartun)
sebagai media bantu penambah kosakata siswa dalam pembelajaran bahasa
mandarin di SMA Negeri 4 Surakarta dapat diterima oleh siswa dengan baik.
terbukti dengan hasil prosentase nilai siswa dalam tes kosakata yang mampu
mencapai nilai prosentase di atas 75 %.
|
4.
|
Film
Sebagai Pembelajaran Bahasa
|
Film
sebagai media pembelajaran sangat perlu diterapkan karena selain mempermudah
proses belajar mengajar, Film juga bisa menjadi standart kualitas untuk
memberikan materi dan pada akhirnya nanti akan meningkatkan pemahaman siswa.
|
5.
|
Penggunaan
Media Audio Visual (slide show
animation) untuk Meningkatkan Prestasi Siswa dalam Pembelajaran Bahasa
Mandarin di SMKN 1 Magetan
|
Penggunaan
audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal itu dapat
dibuktikan dengan semakin meningkatnya nilai rata – rata tes siswa yang
diadakan pada setiap pertemuan.
|
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Media Visual
Media Visual adalah
alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca
– indera mata. (Daryanto, 1993:27). Media visual dapat memperlancar pemahaman
dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Media visual yang
bergerak ialah media yang dapat menampilkan atau membiaskan gambar atau
bayangan yang dapat bergerak dilayar bias, seperti : motion picture film dan loop
film. Masing – masing media bergerak dan tidak bergerak pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Sehingga, pengunaannya harus disesuaikan dengan
kebutuhannya.
2.2.2 Macam – Macam Media Visual
Media visual yaitu
media yang mengandalkan indra penglihat. Media visual dibedakan menjadi dua :
1. Media
Visual Diam
Media
visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,
gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rngkai,OHP, grafik,
bagan, diagram, poster, peta, dan lain- lain.
2. Media
Visual Gerak
Media
visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan
sebagainya.
2.3 Pengertian
Bahasa Mandarin
Mandarin dalam
pengertian yang sempit, berarti Putinghua, dan Guoyu yang merupakan dua bahasa
standar yang hampir sama yang didasarkan pada bahasa lisan.
Bahasa Mandarin dalam
pengertian yang luas adalah dialek percakapan yang digunakan sebagai bahasa
lokal di sebagian besar bagian utara dan barat daya Cina, dan menjadi dasar
bagi Putonghua dan Guoyu.
2.4 Pengertian
Anak – Anak
Pengertian anak menurut
undang – undang nomor 3 tahun 1997 adalah bagian dari generasi muda sebagai
salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penrus cita – cita
perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus
memerlukan pembinaan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi, selaras, dan seimbang.
Sementara pengertian lain menyebutkan bahwa anak adalah seorang lelaki atau
perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas.
Bab
3
Metodologi
Penelitian
3.1 Teknik Pengambilan Data
1. Observasi
Observasi yang dilakukan, melihat ekspresi anak –
anak saat diputarkan sebuah film kartun. Selain itu, pada tahap observasi ini,
penulis juga ingin melihat bagaimana tingkah laku mereka saat diputarkan film
kartun, dan tanggapan mereka terhadap film kartun yang telah diputarkan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan pada beberapa anak yang
mengikuti proses pembelajaran dengan metode visual (film kartun). Pertanyaan
berkaitan dengan perbedaan kenyamanan belajar dengan menggunakan metode ceramah
dan metode visual. Selain itu, pertanyaan juga seputar seberapa jauh mereka
dapat memahami materi dengan menggunakan metode visual (film kartun).
3.2 Prosedur Karya Tulis
1. Tahap
Persiapan :
A. Peneliti
mencari tema dan judul yang akan dibahas.
B. Menentukan
tujuan dan manfaat dari karya tulis yang akan dibahas.
C. Peneliti
mencari bahan – bahan berupa jurnal, artikel, maupun skripsi yang berkaitan
dengan tema yang akan di tulis.
D. Menyiapkan
metode – metode yang akan digunakan dalam penelitian.
E. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Tahap
Pelaksanaan
A. Pelaksanaan
akan dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, yang masing masing pertemuan tersebut
dilaksanakan seminggu sekali. Rincian pertemuan tersebut adalah sebagai berikut
:
Pertemuan 1 :
·
Pengenalan mengenai cara mengajar guru,
dan karakter dari anak – anak peserta didik.
Pertemuan 2 – 4 :
·
Pemutaran film kartun. Setelah film
kartun selesai diputar, anak – anak diminta untuk menjawab pertanyaan yang
telah disediakan. Hasil dari jawaban yang telah dijawab tersebut dinilai, dan
dilihat apakah ada perkembangan yang lebih baik dari pertemuan – pertemuan
sebelumnya.
Bab
4
Pembahasan
4.1
Kasus
Anak – anak identik dengan
masalah sulit untuk belajar. Salah satu penyebab sulit belajar tersebut karena
metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Misalnya seperti saat belajar
bahasa mandarin. Kebanyakan metode pembelajaran di sekolah hanya berupa
ceramah, dan peserta didik diminta untuk menulis Hanzi di buku kotak beberapa kali. Alhasil adanya kejenuhan dari
para peserta didik, dan dampak dari kejenuhan tersebut berpengaruh pada
motivasi mereka dalam belajar. Disisi lain banyaknya media pembelajaran yang
ada tidak di manfaatkan dengan baik. Misalnya menggunakan media visual salah
satunya berupa film kartun. Media visual yang digunakan tersebut, tentunya
dapat menarik perhatian peserta didik, mengingat usia mereka yang masih senang
melihat film kartun.
4.2
Analisa
Media Visual (Film
Kartun) dapat meningkatkan motivasi anak – anak dalam belajar. Berbagai jenis
cerita yang ditawarkan didalamnya membuat mereka ingin mengetahui isi dari film
tersebut. Selain itu tulisan dialog yang
terdapat pada film tersebut dapat membantu anak – anak peserta didik mengingat
karakter Hanzi. Adanya suasana yang
menyenangkan dalam proses belajar mengajar tersebut dapat membuat anak – anak
peserta didik lebih mudah menyerap informasi yang baru mereka dapatkan. Sehingga
target pembelajaran yang ditetapkan oleh pendidik dapat tepat sasaran dan
sesuai dengan yang diharapkan.
Bab
5
Penutup
Ada berbagai
macam media yang dapat digunakan sebagai media belajar. Pemanfaatan media yang
sesuai dengan kebutuhan dapat membuat target tercapai dan tepat sasaran. Para
pendidik diharapkan dapat lebih membuat variasi dalam mengajar. Sehingga, para
peserta didik merasakan suasana belajar yang menyenangkan.
5.1 Kesimpulan
1. Pemanfaatan
media visual baik film kartun ataupun slide
show animation dapat membuat meningkatkan motivasi anak – anak peserta
didik.
2. Variasi
metode pengajaran dalam kelas dapat membuat suasana belajar jadi lebih
menyenangkan. Sehingga target pembelajaran dapat menjadi tepat sasaran.
3. Hambatan
yang didapatkan berkaitan dengan alokasi waktu yang ada. Pemutaran film kartun
memakan waktu yang lama. Sehingga terkadang waktu yang ada tidak cukup.
Daftar Pustaka
Drusminto.blogspot.com/2011/06/pengertian-media-pembelajaran.html?m=1
Film Sebagai Pembelajaran Bahasa
Pascaunesa2011.blogspot.com/2012/01/film-sebagai-media-pembelajaran-bahasa.html?m=1
Herdiannanda,Dea. Desain Komunikasi Visual Sarana
Pembelajaran Bahasa Mandarin Terhadap Anak (Studi Kasus di SD Marsudini
Surakarta)
Pemanfaatan Audio Visual (Film Kartun) Sebagai Media
Bantu Siswa dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin di SMA Negeri 4
Surakarta.
Maretaningtias,Andri. Penggunaan Media Audio Visual
(Slide Show Animation) dalam
Pembelajaran Kosakata Bahasa Mandarin di SDN 03 Jaten Karanganyar.
Penggunaan Media Audio Visual (slide show animation) untuk Meningkatkan Prestasi Siswa dalam
Pembelajaran Bahasa Mandarin di SMKN 1 Magetan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar