Rabu, 17 Desember 2014

PENINGKATAN BELAJAR BAHASA MANDARIN di KALANGAN PELAJAR


BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat biasanya kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa yang terutama adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat juga digunakan cara lain, misalnya isyarat , lambang – lambang gambar atau kode – kode tertentu lainnya. Tetapi dengan bahasa komunikasi dapat berlangsung lebih baik dan lebih sempurna. Setiap bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan atau kesamaan dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata kata, tata kalimat, dan tata makna. Berdasarkan hal tersebut terbentuklah keragaman bahasa. Salah satunya adalah ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang biasa disebut bahasa lisan. Lawannya, ragam bahasa yang digunakan secara tertulis, atau yang biasa disebut bahasa tulisan.
Bahasa Mandarin adalah salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di Indonesia. Kemampuan manusia untuk menguasai lebih dari satu bahasa merupakan suatu kelebihan. Di Republik Rakyat China, masyarakat disana menggunakan bahasa Mandarin untuk berkomunikasi. Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan sarana komunikasi antar Negara, antar daerah dalam kelompok atau komunitas tertentu. Selanjutnya akan memnyebabkan bahasa itu lebih berkembang dan menyebar. Dampak perkembangan tersebut, bahasa sebagai alat komunikasi dapat dipengaruhi secara positif dan negatif. Secara positif bahasa itu berkembang sesuai dengan fungsi dan peranannya. Secara negatif, bahasa itu dapat terpengaruh oleh kesalahan baik tata aturan dan kaidah bahasa yang digunakan secara lisan ataupun tata cara penulisan bahasa itu. Tetapi di Negara tersebut, masyarakatnya tidak menyebutkan bahasa Mandarin melainkan Hanzi. Ini sesuai dengan kisah sejarah Negara tersebut di masa lampau. Karena mereka mempunyai beberapa dinasti yang terlukis dalam sejarah.
Dalam mempelajari suatu pengetahuan biasanya kita mempunyai peluang untuk melakukan kesalahan. Belajar bahasa sama seperti mempelajari bahasa pada diri sendiri. Ketidak tepatan maksud dari apa yang kita jelaskan sering terjadi dalam berkomunikasi. Banyak faktor – faktor yang menyebabkan hal tersebut. Dalam konteks kebahasaan hal tersebut disebut juga kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa sering terjadi karena ketidak tahuan pengguna bahasa dalam mengatur tata bahasa yang benar. Ada juga faktor – faktor lain yang membuat pengguna bahasa membuat kesalahan berbahasa. Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan. Menurut Ellis (1986:296) mengatakan “analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengenditifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian keseriusan kesalahan itu”. Kesalahan itu tidak perlu dianggap sebagai kegagalan. Sebaliknya dari sudut pandang pendidikan, kesalahan – kesalahan itu merupakan bagian penting dari memperoleh bahasa atau pembelajaran bahasa. Kesalahan berbahasa tidak semuanya dapat diramalkan.
Kemalasan para pelajar pun juga nilainya sangat tinggi. Kemalasan mereka akibatnya berpengaruh pada nilai kognitif pelajar tersebut. Para pengajar Bahasa Mandarin pun meresahkan keadaan seperti ini. Pelajar sekarang mengalami kemalasan dalam hal menghafal aksara Bahasa Mandarin dengan goresan-goresan yang rumit dan susah dipahami. Itu lah penyebab pelajar malas belajar Bahasa Mandarin. Para orang tua mereka juga menginginkan para anak dapat memahami bahasa asing dengan sempurna. Tetapi anak mereka yang tidak suka mendalami bahasa asing karena pemahaman yang sulit dan dukungan dari kegiatan sehari-hari pula yang menyebabkan mereka menjadi pesimis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara meningkatkan pembelajaran Bahasa Mandarin di kalangan pelajar?
2.      Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kemalasan belajar?

C.     Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian pasti seorang peneliti mempunyai tujuan mengapa melakukan penelitian tersebut. Karena sebuah penelitian di lakukan berdasarkan sebuah pertanyaan yang belum diketahui jawabannya. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Mandarin
2.      Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kemalasan para pelajar
D.    Manfaat Penelitian
Manfaat  yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :
1.      Untuk menambah pengetahuan para pembaca tentang peningkatan pembelajaran Bahasa Mandarin
2.      Untuk mengetahui data kemalasan pelajar yang diperoleh dalam penelitian ini serta penyebab terjadinya kemalasan agar tidak terulang kembali di kemudian hari.






BAB II
Konsep dan Landasan Teori

A.    Konsep
Penggunaan konsep dalam sebuah penelitian sangat diperlukan. Konsep dapat dijadikan batasan penelitian yang akan dilakukan. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sesuai dengan judul yang diambil dalam penelitian ini, maka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.  Malas
Rasa malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah datang pada orang yang malas. Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya dia inginkan.
Menurut (Edy Zaqeus: 2008) Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban,dll. Pendapat lain menyebutkan bahwa malas juga merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang merugikan. Pasalnya pengaruh malas ini cukup besar terhadap produktivitas. Karena malas, seseorang seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan terasa lesu, semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada kekuatan apapun yang membuat Anda bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja, penyakit malas ini akan semakin ‘kronis’.
Pada era globalisasi, perilaku malas sangat merugikan. Sebab, pada era ini berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil. Tapi tentu saja, perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah. Menurut pakar psikologi, seseorang berperilaku malas terhadap pekerjaan atau suatu kegiatan disebabkan karena dia tidak memiliki motivasi yang kuat setiap kali mengerjakan sesuatu. Seorang yang malas bekerja, motivasinya terhadap pekerjaan tersebut sangat rendah. Sikapnya terhadap pekerjaan itu cenderung negatif akibat persepsi yang diberikannya terhadap pekerjaan itu kurang baik. Ini lantaran sistem nilai yang ada dalam dirinya membuat dia berperilaku malas untuk melakukan pekerjaan itu. Sementara terhadap pekerjaan lainnya mungkin tidak begitu.
Jadi, perilaku malas merupakan hasil suatu bentukan.
Artinya, perilaku itu bisa dibentuk kembali menjadi baik atau tidak malas. Pembentukan kembali perilaku seseorang tadi sebetulnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, bisa orang tua, teman, atau orang lain di sekitarnya. So, dalam mengubah perilaku seseorang, yang paling mendasar adalah mengubah persepsinya. Untuk itu, perlu mempelajari dan mengambil sistem nilai yang bisa mengubah persepsinya atau memberikan sistem nilai lain yang baru baginya.
Menurut Dollard & Miller, psikolog asal AS, perilaku manusia terbentuk karena faktor ‘kebiasaan’. Jika seseorang terbiasa bersikap rajin dan bersemangat maka ia akan selalu rajin dan bersemangat, begitu juga sebaliknya. Sehingga jika Anda tergolong pemalas, jalan untuk merubahnya adalah dengan membiasakan diri untuk melawan sikap malas. Dollard & Miller menambahkan, ‘teori belajar’ juga cocok untuk merubah sikap malas. Belajar disini dijabarkan ‘memberikan stimulus (rangsangan) agar terbentuk respons sehingga menimbulkan drive atau dorongan untuk berperilaku. Dan kalau berhasil, Anda akan mendapatkan reward atau imbalan.
Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan disiplin diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.

2.   Belajar
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.




3.        Bahasa Mandarin
Bahasa Mandarin adalah bahasa nasional yang digunakan di Negara China. Bahasa Mandarin mempunyai ciri tertentu dari intonasi dan aksaranya.

B.     Landasan Teori
Dalam peningkatan pembelajaran para pelajar, pengajar butuh waktu untuk mengarahkan siswanya agar peningkatan keseriusan belajar para pelajar menjadi meningkat dengan signifikan. Pelajar pun juga dibutuhkan keseriusan dalam memahami aksara Mandarin yang terkenal rumit.





















BAB III
Metode Penelitian

Dalam memecahkan masalah penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan memberikan gambaran mengenai suatu gejala kesalahan penggunaan kata dalam bahasa mandarin. Metode penelitian deskriptif yaitu memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin.

Tujuan utama digunakannya metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

A.    Teknik Pengumpulan Data
Untuk lebih mendapatkan data-data yang berhubungan dengan judul ini, maka penulisan melakukan pencarian data (survey buku) yakni menghimpun data-data dari berbagai perpustakaan atau Library Research. “Library Research” merupakan suatu kegiatan yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian ini. Hal yang dikutip dari kepustakaan ini adalah mengutip masalah yang berkaitan dengan topik ini, teori-teorinya dan penarikan kesimpulan serta saran yang ada.

B.     Analisis Data
            Data yang diambil dari buku-buku kepustakaan ini serta referensinya dianalisis untuk mendapatkan saran dan kesimpulan.

C.   Data dan Sumber Data
Sumber dan data penunjang untuk menyelesaikan penelitian ini adalah buku – buku yang berhubungan dengan peningkatan pembelajaran dan Bahasa Mandarin. Serta buku – buku ataupun jurnal – jurnal yang berhubungan dengan judul penelitian ini.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

Bab empat ini berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian yaitu mengenai analisis kemalasan pelajar dalam memahami huruf aksara Mandarin yang sulit.

A.         Hasil
Penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai kemalasan peajar dalam belajar huruf aksara Mandarin yang mempengaruhi peningkatan nilai maupun prestasi. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka hasil yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah penyebab kemalasan pelajar yang sangat mempengaruhi keburukan prestasi.
B.          Pembahasan
Ini lah penyebab pelajar yang malas untuk belajar
1.      Sulit memahami soal atau pelajaran

Permasalahan satu ini sering dijadikan alasan untuk malas belajar. Karena kalau sudah sulit dengan soal dalam mata pelajaran kita jadi dipusingkan dengan pelajaran tersebut. Untuk mengatasi permasalahan ini kita bisa membuat kelompok belajar. Dengan belajar kelompok kita bisa sharing berbagai soal yang sulit dengan teman kita.

2.      Lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh dalam proses belajar. Apabila Lingkungan kita tidak nyaman maka secara otomatis kita akan malas belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut hendaknya kita menciptakan lingkungan se-nyaman mungkin.


3.      Game
Apabila kita keseringan nge-game maka kita secara otomatis akan malas belajar karena kita sudah nyaman dengan game yang kita mainkan dan sangat berat meninggalkan game yang kita mainkan untuk beranjak belajar. untuk mengatasi permasahan tersebut hendaknya kita atur waktu belajar dan bermain kita.


4.      Mood
Mood adalah sesuatu yang sangat berpengaruh dalam proses belajar kita. Apabila kita sedang tidak mood kita akan sangat sangat malas belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut hendaknya kita ciptakan mood yang enak untuk belajar.

5.      Saran
Sarana yang tidak mendukung merupakan salah satu faktor penyebab kemalasan dalam belajar. jika sarana tidak atau kurang mendukung untuk belajar kita akan malas belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut hendaknya kita mempunyai sarana yang cukup mendukung untuk belajar misalnya buku ,ballpoint, pensil, meja belajar, kursi, buku pelajaran dll.

6.      Keadaan fisik yang kurang sehat
Apabila kita sakit jangankan belajar mau makan pun kita malas maka dari itu kita syukuri anugrah sehat yang telah diberi Allah dengan cara kita menjaga kesehatan. dengan keadaan fisik yang sehat kita akan semangat belajar.






BAB V
Kesimpulan dan Saran

A.    Kesimpulan

Dari analisis yang dilakukan dalam bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan. Inilah beberapa kesimpulan tersebut, yaitu :
1.         Kemalasan pelajar dalam belajar aksara Bahasa Mandarin merupakan hal yang perlu di telitipenyebabnya.
2.         Penyebab kemalasan berbahasa biasanya terjadi karena kurang pahamnya pengguna bahasa dengan bahasa asing yang mereka pakai. Sama hal nya dengan penelitian ini, penyebab terjadinya kemalasan pelajar dan tidak seriusnya pelajar dalam mendalami bahasa asing inilah yang sering terjadi peningkatan tidak signifikan.

B.     Saran
Setelah menyelesaikan penelitian mengenai peningkatan pembelajaran Bahasa Mandarin dalam kalangan pelajar  penulis mengambil beberapa saran yang perlu diketahui oleh para pembaca, yaitu :
1.      Apabila pembaca yang kiranya merasa tertarik dalam membahas peningkatan pembelajaran dalam Bahasa Mandarin dapat memperlus kajian penelitian ini, misalnya dengan membahas faktor – faktor penyebab lainnya yang menyebabkan kemalasan pelajar untuk memahami aksara Mandarin yang susah
2.      Penulis juga berharap kiranya penelitian ini dapat dijadikan referensi atau bahan pembelajaran bagi pembaca yang ingin mempelajari mengenai peningkatan pembelajaran dalam Bahasa Mandarin.
3.      Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritikan yang bersifat membangun akan diterima agar penelitian menjadi yang lebih sempurna lagi.
4.      Sebagai salah satu Bahasa asing yang banyak digunakan sekarang ini, penulis berharap masyarakat Indonesia dapat memiliki ketertarikan yang lebih terhadap Bahasa mandarin guna kemajuan Bangsa Indonesia .
Penelitian ini terbatas pada deskripsi jenis kesalahan dan penyebab kesalahan . Hal ini disebabkan karena keterbatasan tenaga, waktu, dan tempat yang tersedia. Oleh karena itu disarankan agar penelitian yang lebih dalam lagi dan lebih sempurna lagi perlu dilakukan.



























Daftar Pustaka

Penyebab kemalasan (online)
          (http://pelajarsukses.blogspot.com/2013/10/faktor-kemalasan-belajar.html, diunduh pada tanggal 29 November 2014)
Pengertian belajar (online)
          (http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/,diunduh pada tanggal 29 November 2014)diunduh pada tanggal 29 November 2014) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar