BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat biasanya kita menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi. Fungsi bahasa yang terutama adalah sebagai alat untuk bekerja sama
atau berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk berkomunikasi
sebenarnya dapat juga digunakan cara lain, misalnya isyarat , lambang – lambang
gambar atau kode – kode tertentu lainnya. Tetapi dengan bahasa komunikasi dapat berlangsung lebih
baik dan lebih sempurna. Setiap bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan atau
kesamaan dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata kata, tata kalimat, dan tata
makna. Berdasarkan hal tersebut terbentuklah keragaman bahasa. Salah satunya
adalah ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang biasa disebut bahasa
lisan. Lawannya, ragam bahasa yang digunakan secara tertulis, atau yang biasa
disebut bahasa tulisan.
Bahasa Mandarin adalah
salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di Indonesia. Kemampuan manusia
untuk menguasai lebih dari satu bahasa merupakan suatu kelebihan. Di Republik Rakyat China, masyarakat disana menggunakan
bahasa Mandarin untuk berkomunikasi. Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi
dapat digunakan sarana komunikasi antar Negara, antar daerah dalam kelompok
atau komunitas tertentu. Selanjutnya akan memnyebabkan bahasa itu lebih berkembang
dan menyebar. Dampak perkembangan tersebut, bahasa sebagai alat komunikasi
dapat dipengaruhi secara positif dan negatif. Secara positif bahasa itu
berkembang sesuai dengan fungsi dan peranannya. Secara negatif, bahasa itu
dapat terpengaruh oleh kesalahan baik tata aturan dan kaidah bahasa yang
digunakan secara lisan ataupun tata cara penulisan bahasa itu. Tetapi di Negara
tersebut, masyarakatnya tidak menyebutkan bahasa Mandarin melainkan Hanzi. Ini
sesuai dengan kisah sejarah Negara tersebut di masa lampau. Karena mereka
mempunyai beberapa dinasti yang terlukis dalam sejarah.
Dalam mempelajari suatu pengetahuan biasanya kita
mempunyai peluang untuk melakukan kesalahan. Belajar bahasa sama seperti
mempelajari bahasa pada diri sendiri. Ketidak tepatan maksud dari apa yang kita
jelaskan sering terjadi dalam berkomunikasi. Banyak faktor – faktor yang
menyebabkan hal tersebut. Dalam konteks kebahasaan hal tersebut disebut juga
kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa sering terjadi karena ketidak tahuan pengguna
bahasa dalam mengatur tata bahasa yang
benar. Ada juga faktor – faktor lain yang membuat pengguna bahasa membuat
kesalahan berbahasa. Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kesalahan. Menurut Ellis (1986:296) mengatakan “analisis kesalahan
adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru
bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengenditifikasian kesalahan yang
terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian
kesalahan berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian
keseriusan kesalahan itu”. Kesalahan itu tidak perlu dianggap sebagai
kegagalan. Sebaliknya dari sudut pandang pendidikan, kesalahan – kesalahan itu
merupakan bagian penting dari memperoleh bahasa atau pembelajaran bahasa.
Kesalahan berbahasa tidak semuanya dapat diramalkan.
Kemalasan para pelajar pun juga nilainya sangat tinggi. Kemalasan
mereka akibatnya berpengaruh pada nilai kognitif pelajar tersebut. Para
pengajar Bahasa Mandarin pun meresahkan keadaan seperti ini. Pelajar sekarang
mengalami kemalasan dalam hal menghafal aksara Bahasa Mandarin dengan
goresan-goresan yang rumit dan susah dipahami. Itu lah penyebab pelajar malas
belajar Bahasa Mandarin. Para orang tua mereka juga menginginkan para anak
dapat memahami bahasa asing dengan sempurna. Tetapi anak mereka yang tidak suka
mendalami bahasa asing karena pemahaman yang sulit dan dukungan dari kegiatan
sehari-hari pula yang menyebabkan mereka menjadi pesimis.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
cara meningkatkan pembelajaran Bahasa Mandarin di kalangan pelajar?
2.
Faktor
– faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kemalasan belajar?
C.
Tujuan
Penelitian
Dalam melakukan penelitian
pasti seorang peneliti mempunyai tujuan mengapa melakukan penelitian tersebut.
Karena sebuah penelitian di lakukan berdasarkan sebuah pertanyaan yang belum
diketahui jawabannya. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Mandarin
2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya kemalasan para pelajar
D.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini
adalah :
1.
Untuk menambah pengetahuan para pembaca tentang
peningkatan pembelajaran Bahasa Mandarin
2.
Untuk mengetahui data kemalasan pelajar yang
diperoleh dalam penelitian ini serta penyebab terjadinya kemalasan agar tidak
terulang kembali di kemudian hari.
BAB II
Konsep dan Landasan Teori
A. Konsep
Penggunaan konsep dalam sebuah penelitian sangat
diperlukan. Konsep dapat dijadikan batasan penelitian yang akan dilakukan.
Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran
mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang
digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sesuai dengan judul yang
diambil dalam penelitian ini, maka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1. Malas
Rasa malas sejatinya merupakan sejenis penyakit
mental. Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini
jelas-jelas sangat merugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya
tidak pernah datang pada orang yang malas. Rasa malas juga menggambarkan
hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang
sesungguhnya dia inginkan.
Menurut (Edy Zaqeus: 2008) Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban,dll. Pendapat lain menyebutkan bahwa malas juga merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang merugikan. Pasalnya pengaruh malas ini cukup besar terhadap produktivitas. Karena malas, seseorang seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan terasa lesu, semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada kekuatan apapun yang membuat Anda bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja, penyakit malas ini akan semakin ‘kronis’.
Menurut (Edy Zaqeus: 2008) Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban,dll. Pendapat lain menyebutkan bahwa malas juga merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang merugikan. Pasalnya pengaruh malas ini cukup besar terhadap produktivitas. Karena malas, seseorang seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan terasa lesu, semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada kekuatan apapun yang membuat Anda bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja, penyakit malas ini akan semakin ‘kronis’.
Pada era globalisasi, perilaku malas sangat merugikan.
Sebab, pada era ini berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang
akan berhasil. Tapi tentu saja, perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak
bisa diubah. Menurut pakar psikologi, seseorang berperilaku malas terhadap
pekerjaan atau suatu kegiatan disebabkan karena dia tidak memiliki motivasi
yang kuat setiap kali mengerjakan sesuatu. Seorang yang malas bekerja,
motivasinya terhadap pekerjaan tersebut sangat rendah. Sikapnya terhadap
pekerjaan itu cenderung negatif akibat persepsi yang diberikannya terhadap
pekerjaan itu kurang baik. Ini lantaran sistem nilai yang ada dalam dirinya
membuat dia berperilaku malas untuk melakukan pekerjaan itu. Sementara terhadap
pekerjaan lainnya mungkin tidak begitu.
Jadi, perilaku malas merupakan hasil
suatu bentukan.
Artinya, perilaku itu bisa dibentuk kembali menjadi baik
atau tidak malas. Pembentukan kembali perilaku seseorang tadi sebetulnya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, bisa orang tua, teman, atau orang lain
di sekitarnya. So, dalam mengubah perilaku seseorang, yang paling mendasar
adalah mengubah persepsinya. Untuk itu, perlu mempelajari dan mengambil sistem
nilai yang bisa mengubah persepsinya atau memberikan sistem nilai lain yang
baru baginya.
Menurut Dollard & Miller, psikolog asal AS, perilaku
manusia terbentuk karena faktor ‘kebiasaan’. Jika seseorang terbiasa bersikap
rajin dan bersemangat maka ia akan selalu rajin dan bersemangat, begitu juga
sebaliknya. Sehingga jika Anda tergolong pemalas, jalan untuk merubahnya adalah
dengan membiasakan diri untuk melawan sikap malas. Dollard & Miller
menambahkan, ‘teori belajar’ juga cocok untuk merubah sikap malas. Belajar
disini dijabarkan ‘memberikan stimulus (rangsangan) agar terbentuk respons
sehingga menimbulkan drive atau dorongan untuk berperilaku. Dan kalau berhasil,
Anda akan mendapatkan reward atau imbalan.
Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan disiplin diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.
Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan disiplin diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.
2.
Belajar
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,
1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan
yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali
kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi
sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis
perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan
tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman
atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa
pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
3.
Bahasa
Mandarin
Bahasa Mandarin adalah bahasa nasional yang
digunakan di Negara China. Bahasa Mandarin mempunyai ciri tertentu dari
intonasi dan aksaranya.
B. Landasan
Teori
Dalam peningkatan
pembelajaran para pelajar, pengajar butuh waktu untuk mengarahkan siswanya agar
peningkatan keseriusan belajar para pelajar menjadi meningkat dengan
signifikan. Pelajar pun juga dibutuhkan keseriusan dalam memahami aksara
Mandarin yang terkenal rumit.
BAB
III
Metode
Penelitian
Dalam memecahkan masalah
penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif
dengan memberikan gambaran mengenai suatu gejala kesalahan penggunaan kata
dalam bahasa mandarin. Metode penelitian deskriptif yaitu memberikan gambaran
atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin.
Tujuan utama digunakannya
metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
berjalan pada saat penelitian dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari
suatu gejala tertentu.
A. Teknik
Pengumpulan Data
Untuk lebih mendapatkan data-data yang berhubungan dengan
judul ini, maka penulisan melakukan pencarian data (survey buku) yakni
menghimpun data-data dari berbagai perpustakaan atau Library Research. “Library
Research” merupakan suatu kegiatan yang diperlukan untuk memecahkan masalah
penelitian ini. Hal yang dikutip dari kepustakaan ini adalah mengutip masalah
yang berkaitan dengan topik ini, teori-teorinya dan penarikan kesimpulan serta
saran yang ada.
B. Analisis
Data
Data yang diambil dari buku-buku kepustakaan ini serta
referensinya dianalisis untuk mendapatkan saran dan kesimpulan.
C. Data
dan Sumber Data
Sumber dan data
penunjang untuk menyelesaikan penelitian ini adalah buku – buku yang
berhubungan dengan peningkatan pembelajaran dan Bahasa Mandarin. Serta buku – buku ataupun jurnal – jurnal yang berhubungan
dengan judul penelitian ini.
BAB IV
Hasil
dan Pembahasan
Bab empat ini berisi
tentang hasil dan pembahasan penelitian yaitu mengenai analisis kemalasan
pelajar dalam memahami huruf aksara Mandarin yang sulit.
A.
Hasil
Penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai kemalasan
peajar dalam belajar huruf aksara Mandarin yang mempengaruhi peningkatan nilai
maupun prestasi. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka hasil yang akan
diperoleh dari penelitian ini adalah penyebab kemalasan pelajar yang sangat
mempengaruhi keburukan prestasi.
B.
Pembahasan
Ini lah penyebab pelajar yang
malas untuk belajar
1.
Sulit memahami soal atau pelajaran
Permasalahan satu ini
sering dijadikan alasan untuk malas belajar. Karena kalau sudah sulit dengan
soal dalam mata pelajaran kita jadi dipusingkan dengan pelajaran tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan ini kita bisa membuat kelompok belajar. Dengan
belajar kelompok kita bisa sharing berbagai soal yang sulit dengan teman kita.
2. Lingkungan
sekitar
Lingkungan sangat
berpengaruh dalam proses belajar. Apabila Lingkungan kita tidak nyaman maka
secara otomatis kita akan malas belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
hendaknya kita menciptakan lingkungan se-nyaman mungkin.
3. Game
Apabila kita keseringan
nge-game maka kita secara otomatis akan malas belajar karena kita sudah nyaman
dengan game yang kita mainkan dan sangat berat meninggalkan game yang kita
mainkan untuk beranjak belajar. untuk mengatasi permasahan tersebut hendaknya
kita atur waktu belajar dan bermain kita.
4. Mood
Mood adalah sesuatu yang
sangat berpengaruh dalam proses belajar kita. Apabila kita sedang tidak mood
kita akan sangat sangat malas belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
hendaknya kita ciptakan mood yang enak untuk belajar.
5. Saran
Sarana yang tidak mendukung
merupakan salah satu faktor penyebab kemalasan dalam belajar. jika sarana tidak
atau kurang mendukung untuk belajar kita akan malas belajar. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut hendaknya kita mempunyai sarana yang cukup mendukung
untuk belajar misalnya buku ,ballpoint, pensil, meja belajar, kursi, buku
pelajaran dll.
6. Keadaan
fisik yang kurang sehat
Apabila kita sakit
jangankan belajar mau makan pun kita malas maka dari itu kita syukuri anugrah
sehat yang telah diberi Allah dengan cara kita menjaga kesehatan. dengan
keadaan fisik yang sehat kita akan semangat belajar.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
Dari analisis yang dilakukan dalam bab IV dapat ditarik
beberapa kesimpulan. Inilah beberapa kesimpulan tersebut, yaitu :
1.
Kemalasan
pelajar dalam belajar aksara Bahasa Mandarin merupakan hal yang perlu di
telitipenyebabnya.
2.
Penyebab
kemalasan berbahasa biasanya terjadi karena kurang pahamnya pengguna bahasa
dengan bahasa asing yang mereka pakai. Sama hal nya dengan penelitian ini,
penyebab terjadinya kemalasan pelajar dan tidak seriusnya pelajar dalam
mendalami bahasa asing inilah yang sering terjadi peningkatan tidak signifikan.
B.
Saran
Setelah menyelesaikan
penelitian mengenai peningkatan pembelajaran Bahasa Mandarin dalam kalangan
pelajar penulis mengambil beberapa saran
yang perlu diketahui oleh para pembaca, yaitu :
1. Apabila pembaca yang kiranya merasa tertarik dalam
membahas peningkatan pembelajaran dalam Bahasa Mandarin dapat memperlus kajian
penelitian ini, misalnya dengan membahas faktor – faktor penyebab lainnya yang
menyebabkan kemalasan pelajar untuk memahami aksara Mandarin yang susah
2.
Penulis juga berharap kiranya penelitian ini
dapat dijadikan referensi atau bahan pembelajaran bagi pembaca yang ingin
mempelajari mengenai peningkatan pembelajaran dalam Bahasa Mandarin.
3.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih
jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritikan yang bersifat membangun akan
diterima agar penelitian menjadi yang lebih sempurna lagi.
4.
Sebagai salah satu Bahasa asing yang banyak
digunakan sekarang ini, penulis berharap masyarakat Indonesia dapat memiliki
ketertarikan yang lebih terhadap Bahasa mandarin guna kemajuan Bangsa Indonesia
.
Penelitian ini
terbatas pada deskripsi jenis kesalahan dan penyebab kesalahan . Hal ini
disebabkan karena keterbatasan tenaga, waktu, dan tempat yang tersedia. Oleh
karena itu disarankan agar penelitian yang lebih dalam lagi dan lebih sempurna
lagi perlu dilakukan.
Daftar Pustaka
Penyebab
kemalasan (online)
(http://pelajarsukses.blogspot.com/2013/10/faktor-kemalasan-belajar.html,
diunduh pada tanggal 29 November 2014)
Pengertian belajar (online)
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/,diunduh pada tanggal 29 November 2014)diunduh pada tanggal 29 November 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar