BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya zaman dan
perekonomian dunia, dengan berkembang pesatnya perekonomian dan perindustrian
di Tiongkok menyebabkan sekarang ini banyak murid- murid Indonesia yang mencoba
untuk melakukan kerjasama dan bisnis dengan pengusaha- pengusaha atau beberapa
perusahaan disana. Hal itu tentu saja dapat dilakukan dengan baik jika ada
‘bahasa yang sama’, dimana murid- murid Indonesia harus mengerti bahasa
mandarin dan mampu berkomunikasi dengan baik sehingga kerjasama pun dapat
terjalin. Seiring dengan berjalannya waktu, bahasa mandarin pun tidak terasa
telah menjadi bahasa kedua yang paling banyak diminati orang- orang di seluruh
dunia termasuk di Indonesia.Banyak orang mulai mempelajari bahasa mandarin baik
dalam bidang bisnis maupun pendidikan.Tetapi murid- murid Indonesia menemukan
banyak kesulitan dalam mempelajari bahasa ini. Ini dikarenakan mandarin adalah
bahsa yang kompleks, hubungan antara bahasa Tionghoa lisan dan tertulis cukup
kompleks – kompleksitas hubungan ini makin dipersulit dengan adanya bermacam-
macam variasi bahasa Tionghoa lisan yang telah melewati evolusi selama berabad-
abad sejak setidaknya zaman akhir dinasti Han.
Hal ini membuat orang- orang yang
mempelajari bahasa mandarin merasa kesulitan dalam menguasai bahasa tersebut,
mungkin mempelajari bahasa mandarin akan lebih mudah bagi orang- orang etnis
Tionghoa di Indonesia, karena banyak keluarga etnis Tionghoa di Indonesia yang
masih mempunyai kebudayaan berbahasa mandarin yang sangat kental. Keadaan
Indonesia tidaklah seperti sekarang ini dimana banyak sekolah di Indonesia
mulai mengajar bahasa mandarin pada sekolah dasar bahkan telah menjadikan
pelajaran bahasa mandarin sebagai mata pelajaran pokok dalam kurikulum
sekolahnya, dan juga menggunakan bahasa mandarin sebagai bahasa pengantar dalam
proses belajar mengajarnya.
1
Murid-
murid Indonesia memiliki banyak kesulitan dalam mempelajari bahasa yang
kompleks ini, karena ada banyak perbedaan pada tata bahasa, pelafalan,
penggunaan kalimat dan lain sebagainya.Begitu juga dengan kalimat “bei”,
kalimat “bei” merupakan kalimat yang kompleks dan mempunyai lingkupan luas.
Murid- murid di Indonesia pada umumnya menganggap mempelajari kalimat “bei” itu
mudah, karena kalimat “bei” bahasa mandarin dan kalimat “bei” bahasa Indonesia
memiliki cara penggunaan yang relative sama. Banyak murid- murid di Indonesia
yang telah memahami bagaimana cara menggunakan kalimat “bei” yang benar, tetapi
juga masih membuat banyak kesalahan dalam tata bahasa, ini membuat kalimat
“bei” dijadikan sebagai titik fokus dan titik sulit dalam proses pembelajaran
dan pemahaman bahsa mandarin. Dengan ini, penulis menulis tentang “Analisis
Kesalahan Kalimat “Bei” pada murid- murid di Chongqing Normal University” untuk
mengetahui jenis- jenis kesalahan kalimat “bei” bahsa mandarin yang ditemukan
pada proses belajar murid- murid Indonesia di Chongqing Normal University,
mengetahui penyebabnya serta mengetahui cara untuk menanggulangi serta
mengurangi adanya kesalahan- kesalahan tersebut. Dengan begitu, diharapkan
skripsi ini dapat menjadi referensi bagi guru- guru bahasa mandarin yang ada di
Indonesia dan juga untuk murid- murid Indonesia yang sedang mempelajari bahasa
mandarin agar lebih memperhatikan serta mengerti apa yang harus diperhatikan
dalam proses pembelajaran untuk hasil pemahaman yang lebih baik lagi.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
penulis mendapati beberapa rumusan masalah yang akan dipecahkan di dalam karya
ilmiah ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Apa jenis kesalahan kalimat “bei” bahasa mandarin yang sering dilakukan oleh
murid- murid Indonesia yang ada di
Chongqing Normal University?
2.
Apa factor penyebab adanya kesalahan- kesalahan kelimat “bei” bahasa mandarin
tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan tugas akhir
ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui keslaahan- kesalahan kalimat “bei” bahasa mandarin yang ada dalam
proses belajar murid- murid Indonesia yang berda di Chongqing Normal
University.
2. Mengetahui factor-faktor apa saja
yang menyebabkan terjadinya kesalahan- kesalahan
tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan selesainya pembuatan karya
ilmiah ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya baik penulis
sendiri. Manfaat Penilitian Analisis Kesalahan Kalimat “Bei” pada murid- murid
Indonesia di Chongqing Normal University, adalah sebagai berikut:
3
Bagi
Pembaca
Hasil penelitian ini dpaat menjadi
pemahaman baru tentang kesalahan- kesalahan yang ditemukan dalam proses belajar
kalimat “bei” bahasa mandarin pada murid- murid di Indonesia serta faktor-
faktor penyebabnya.
Bagi
Penulis
Dapat menjadi pembelajaran bagi penulis untuk
menerapkan cara mengajar yang benar dan efektif untuk mengurangi dan mencegah
adanya kesalahan- kesalahan yanv ada pada umumnya serta dapat menjadi suatu
dorongan bagi penulis untuk belajar bahasa mandarin dan bahsa Indonesia lebih
dalam lagi untuk mempersiapkan diri di dunia kerja nanti.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penulis melakukan penelitian dan
analisa terhadap pelajar- pelajar Indonesia yang mempelajari bahasa mandarin
minimal 1 (satu) tahun di Chongqing Normal University.
Penulis menggunakan kuesioner dan
metode wawancara dalam proses penelitian dan analisa kesalahan- kesalahan ini
yang diharapkan dapat mempermudah proses penelitian sehingga lebih mempunyai
sifat persuasif didalamnya.
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Review Hasil Penelitian
1.
Analisis Kesalahan kalimat “Bei” bahasa mandarin pada murid- murid Indonesia di
Chongqing Normal University
-
Mampu menempatkan peletakkan kata kalimat dengan benar
-
Mampu menggunakan dalam teori maupun komunikasi dengan benar
-
Terampil dalam penggunaannya dalam kehidupan sosial
2.
Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Kata Keterangan “Zai” dan “You” pada
Mahasiswa Prodi Bahasa Mandarin di Universitas Widya Kartika Surabaya.
-
Mampu membedakan penggunaan kata yang yang tepat dalam situasi kalimat tertentu
-
Mampu menggunakan kata keterangan dalam teori maupun lisan
3.
Efektifitas Metode Drill dan Role- Playing Terhadap Pembelajaran Bahasa Mandarin
pada Siswa Kelas 4 SD YPPI 2 Surabaya.
-
Mampu mengahafal lafal mandarin dengan mudah
-
Memudahkan dalam proses pembelajaran para siswa
-
Mengganti sistem belajar mandarin menjadi tidak monoton sehingga memudahkan
pembelajaran para siswa
4.
Penggunaan Metode Permainan untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran Menulis Huruf
Bahasa Mandarin pada Siswa kelas 1B SD Little Sun Surabaya
-
Mampu berbicara dengan lafal yang benar
-
Terampil dalam membaca sebuah konten kalimat
5
-
Terampil dalam menulis mandarin
-
Terampil dalam mendengar
5.
Analisis Penggunaan Kata “Shi” dalam Kalimat Positif, Kalimat Negatif, dan
Kalimat Tanya pada Siswa Kelas 8A SMP Katolik Santa Agnes Surabaya
-
Mampu meletakkan kata dalam kalimat dengan benar
-
Mampu menggunakan dengan benar baik dalam teori maupu lisan
-
Mampu membedakan penggunaan dalam berbagai situasi kalimat
2.2 Pembelajaran Bahasa Asing
Dewasa
ini bahasa asing semakin berhasil menarik minat berbagai kalangan, mulai dari
anak- anak sampai orang dewasa untuk mempelajarinya.Belajar bahasa sebenarnya
tidak sulit, yang dibutuhkan adalah kemauan, ketekunan dan praktik.Dalam
mempelajari bahasa asing, pembelajar perlu menguasai empat keterampilan dasar,
seperti keterampilan mendengar, berbicara, membaca, menulis, dimana
keterampilan- keterampilan ini perlu dilakukan secara terus- menerus.
2.3 Konsep Dasar Pembelajaran
Pembelajaran tidak diartikan sebagai
sesuatu yang statis, melainkan suatu konsep yang bisa berkembang seirama dengan
tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan
teknologi yang melekat pada wujud perkembangan kualitas sumber daya
manusia.Dengan demikian, pengertian pembelajaran yang berkaitan dengan sekolah
ialah “Kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap
komponen- komponen yang berkaitan dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan
nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut standar yang berlaku. Adapun
komponen yang berkaitan dengan sekolah dalam
6
rangka
peningkatan kualitas pembelajaran, antara lain adalah guru, siswa, Pembina
sekolah, sarana dan proses pembelajaran.
2.4 Kesimpulan
Melalui Pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa suatu pembelajaran yang berhasil dapat dilihat melalui:
1. Lulusan sekolah relevan dengan kebutuhan
masyarakat
2. Nilai akhir sebagai salah satu
nilai ukur terhadap prestasi belajar siswa
3. Presentase lulusan yang dicapai
semaksimal mungkin
4. Penampilan kemampuan dalam semua
komponen pendidikan.
7
BAB
3
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Analisis Data
Setelah data hasil kuesioner dan
wawancara telah tersusun dan terkumpul, kegiatan selanjutnya adalh pengolahan
data itu sendiri. Dimana penulis mengelompokkan jenis-jenis pertanyaan yang ada
dengan jawaban- jawaban yang diberikan oleh 25 murid sebagai peserta kuesioner
dan wawancara menjadi 2 golongan kesalahan besar dan 5 kesalahan detail, yaitu:
1.
Kesalahan lalai menambahkan kata kerja predikat.
2.
Kesalahan lalai menambahkan unsur lain dibelakang predikat.
3.
Kesalahan urutan kata keterangan dalam kalimat.
4.
Kesalahan penggunaan kata kerja intransitive sebagai predikat.
5.
Kesalahan penggunaan kata sifat predikat.
Setelab itu penulis mengelompokkan jawaban-
jawaban yang sudah terjawab, menghitung persentase kesalahan yang ada serta
dengan tujuan supaya penulis mengetahui apa yang dipikirkan 25 murid tersebut
pada saat menemukan kalimat- kalimat yang tersedia. Dengan begitu, penulis
dapat menyimpulkan apa factor yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut.
Data penelitian yang dianalisis disajikan dalam proses dan penyajian data.
3.1.1 Tanggapan Murid- murid
Mengenai Kalimat “Bei”
Murid- murid menganggap bahwa
kalimat “bei” adalah kalimat yang cukup digunakan dalam percakapan mereka
sehari- hari. Pada saat penulis mewawancarai mereka, penulis mendapati bahwa
100% murid- murid yang diwawancarai tersebut sudah pernah mempelajari kalimat
“bei” bahasa mandarin sebelumnya,
8
beberapa
dari mereka juga dapat memberikan perbedaan- perbedaan serta persamaan-
persamaan yang mereka ketahui tentang kalimat “bei” bahasa mandarin dan kalimat
“bei” bahasa Indonesia.Disini membuktikan bahwa mereka sudah mempunyai dasar
dalam pembelajaran kalimat “bei” bahasa mandarin. Mereka menjawab bahwa kalimat
“bei” bahasa mandarin dan bahasa Indonesia memiliki beberapa persamaan dan
perbedaan yang cukup mencolok, sehingga mereka menganggap bahwa kalimat “bei”
bahasa mandarin agak gampang- gampang susah.
3.1.2 Faktor- factor Penyebab
Kesalahan Kalimat “Bei”
Alasan kesalahan tata bahasa kalimat “bei”
dalam proses belajar kalimat “bei” mandarin pada murid- murid di Indonesia.
Bagi murid- murid Indonesia, pengaruh paling besar dalam mempelajari bahasa mandarin
ada pengaruh dari bahasa target, dan juga factor- factor pengaruh dari
interbahasa. Dibawah ini adalah beberapa hasil analisis dan alasan- alas an
serta factor- factor mengapa murid Indonesia banyak melakukan dalam tata bahasa
kalimat “bei” bahasa mandarin.
I.
Faktor Pengajaran yang salah
Di dalam factor bidang pengajaran,
guru kurang relevan dan objektif dalam menjelaskan pelajaran juga merupakan
alas an mengapa murid- murid di Indonesia masih banyak membuat kesalahan-
kesalahan tata bahasa kalimat “bei” bahasa mandarin. Misalnya pada saat
menjelaskan tentang kalimat “bei” bahasa mandarin, guru tidak melakukan latihan
memori murid- murid dalam mengingat bentuk kalimat “bei” bahasa mandarin, hal
ini dapat menyebabkan murid- murid tersebut sering lalai menambahkan beberapa
unsur serta salah dalam mengurutkan urutan kalimat sesuai dengan struktur tata
bahasa yang ada. Kurang jelasnya penjelasan tentang aturan- aturan yang ada
dalam bentuk kalimat “bei” bahsa mandarin, operasi dan latihan dalam kelas yang
masih kurang, serta guru tidak menjelaskan dengan benar dalam situasi apa
seharusnya menggunakan kalimat “bei” dan dalam situasi apa seharusnya tidak
boleh menggunakannya.
9
Tentu
saja kesalahan- kesalahan yang muncul pada proses belajar mengajar cukup sulit
untuk dihindari, tetapi menurut pembelajar, dalam proses mempelajari kalimat
“bei” bahasa mandarin, menitikberatkan dalam aturan- aturan dan poin- poin
penting kalimat “bei” bahasa mandarin sangatlah penting dan sangat membantu
dalam proses pemahaman mereka. Sehingga kesalahan dalam cara menjelaskan yang
digunakan oleh guru juga merupakan salah satu factor timbulnya beberapa
kesalahan yang ada.
II.
Kompleksitas dari Kalimat “Bei” Bahasa Mandarin Sendiri
Bahasa mandarin adalah bahasa yang
sangat kompleks dalam aturan penggunaan, cara baca, tata bahasa, dan lain-
lain. Hal ini seringkali membuat murid-murid merasakan kesulitan yang cukup
besar dalam mempelajarinya, diantaranya adalah pada saat mempelajari kalimat
“bei” bahasa mandarin.
10
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Setelah diadakannya kuesioner dan wawancara,
penulis pada akhirnya dapat menyimpulkan penggunaan kalimat “bei” bahasa
mandarin dan bahasa Indonesia sehingga dapat dilihat perbedaan- perbedaan yang
cukup menyolok antara kedua bahsa tersebut, juga dapat mengetahui jenis- jenis
kesalahan apa yang sering ditemukan dalam proses pembelajaran kalimat “bei”
bahasa mandarin pada murid- murid di Indonesia. Setelah itu, dengan
menggabungkan kesimpulan kuesioner, penulis melakukan proses wawancara terhadap
murid- murid, dari hasil wawancara tersebut, penulis akhirnya dapat
menyimpulkan dan menggolongkan factor- factor penyebab kesalahan yang mereka
masing- masing lakukan.
Dari analisa kesalahan yang ada di karya
ilmiah ini, kita mendapati bahwa terdapat 2 jenis kesalahan besar yang
ditemukan dan 5 kesalahan detail didalamnya, yaitu:
1.
Kesalahan lalai menambahkan predikat
2.
Kesalah lalai menambahkan unsur lain dibelakang predikat
3.
Kesalahan urutan kata keterangan dalam kalimat
4.
Kesalahan penggunaan kata kerja intransitive sebagai predikat
5.
Kesalahan menggunakan kata sifat sebagai predikat
Dan adapun factor- factor yang
penulis temukan adalah sebagai berikut:
1.
Faktor kompleksitas dari kalimat “bei” Bahasa mandarin itu sendiri
2.
Faktor cara pengajaran yang kurang tepat
11
4.2
Saran
Karya ilmiah ini dibuat dengan
mensurvey dan menganalisa beberapa kesalahan murid- murid Indonesia dalam
penggunaan kalimat “bei” bahsa mandarin dan factor- factor penyebabnya, setelah
itu penulis selanjutnya memberikan beberapa usulan dan saran untuk mencegah
atau mengurangi terjadinya kesalahan- kesalahan tersebut dengan cara objektif
dan subjektif.
1.
Mengenal dan Menguasai Pengetahuan Dasar dan Keunikan Kalimat “bei” Bahasa
Mandarin
Ingin menjadi seorang guru bahasa
mandarin, tugas yang paling utama adalah harus menguasai tata bahasa yang tepat
dan benar serta menguasai pengetahuan- pengetahuan dassar bahasa mandarin
terlebih dahulu. Ada beberapa guru bahasa mandarin yang masih belum menguasai
aturan- aturan dasar dari kalimat “bei” bahasa mandarin, bentuk kalimat serta
keunikan- keunikannya, sehingga mengajar teori- teori yang kurang tepat kepada
murid- murid, sehingga mereka juga melakukan dan membuat kesalahan- kesalahan
yang serupa. Guru- guru bahasa mandarin di Indonesia akan lebih baik jika
mengerti bentuk kalimat- kalimat dasar bahasa Indonesia juga, mengerti tata
bahasa, cara pemakaian dan perbedaan arti dari kalimat “bei” bahasa Indonesia
dan kalimat “bei” bahasa mandarin, dengan begitu dapat mengingatkan murid- murid
untuk menghindari kesalahan- kesalahan yang akan muncul dalam proses pemahaman
selanjutnya. Menurut penulis, cara ini sangat membantu untuk mengurangi
kesalahan- kesalahan yang diakibatkan oleh factor bahasa Indonesia sebagai
bahasa ibu, serta juga sangat membantu murid- murid dalam proses pemahaman dan
penguasaan kalimat “bei” bahasa mandarin.
12
2.
Sering latihan
Ada sebuah peribahasa Tionghoa
mengatakan “ Tata bahasa bukan dikuasai karena dipelajari, tetapi karena selalu
latihan”. Latihan adalah cara untuk mempelajari tata bahasa yang tidak boleh
dikurangi, dalam proses pengajaran tidak boleh dianggap enteng, terlebih lagi
tidak boleh dihilangkan. Tujuan pengajaran bahsa adalah untuk mendidik murid
agar bisa menggunakan bahasa target dalam kehidupan sehari- hari dan sosial.
Sebelum diadakannya latihan, guru harus membedakan tipe soal promer dan tipe
soal sekunder, jenis soal yang tidak terlalu penting atau jenis soal yang tidak
cocok diajukan, sama saja dengan “membuang- buang waktu” dalam proses belajar
mengajar. Urutan latihan yang diberikan kepada murid- murid juga harus teratur
pula, dari jenis soal yang sederhana ke jenis soald yang lebih kompleks. Dengan
begitu diharapkan murid- murid dapat menguasai struktur dari kalimat “bei”
bahasa mandarin, keunikan- keunikannya dan penggunaan yang tepat dengan lebih
mudah dan cepat.
13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar