BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Diera teknologi
seperti sekarang ini, kebutuhan komunikasi meningkat seiringdengan kemajuan di
berbagai bidang.Apalagi tahun 2015 dimulainya perdagangan bebas ekonomi asean. Bahasa menjadi sangat penting
khususnya bahasa mandarin.Apalagi bahasa mandarin merupakan bahasa dengan penutur terbanyak di dunia dan
merupakan bahasa resmi kedua yang
dipakai PBB setelah bahasa inggris.Bahasa Mandarin dipakai karena pusat ekonomi danbisnis dunia yang
mulai bergeser dari Atlantik ke Pasifik. Hal tersebut berdampaksemakin
meluasnya bahasa Mandarin digunakan sebagai alat komunikasi, Serutama di
kawasan Asia. Oleh karena itu, banyak bangsa termasuk Indonesiamulai
mempelajari bahasa Mandarin. Di dunia pendidikan, bahasa Mandarinmulai menjadi
sebuah mata pelajaran mulai dari Taman Kanak-kanak (TK)sampai Perguruan
Tinggi.Mempelajari bahasa asing, khususnya dalam hal ini adalah bahasaMandarin,
terutama di dalam percakapan, maka tidak akan terlepas dari aspekpelafalan,
tata bahasa dan penelitian. Khususnya dalam berbicara, pelafalan seringmenjadi
hambatan serius bagi pemula. Hal ini wajar sekali karena memang bukanbahasa
ibu, sehingga alat ucap mereka jarang digunakan untuk mengucapkanbahasa asing
itu.Pelafalan adalah dasar seseorang mampu berbicara dengan benar. Didalam
bahasa Mandarin pelafalan yang tepat sangat penting karena salah sedikitpada pelafalan
dapat membedakan arti. Sehingga perlu belajar lebih dalam lagimengenai
pelafalan. Terkadang pelafalan fonem bahasa Mandarin sulit dilafalkan,karena
bahasa Indonesia tidak memiliki fonem tersebut. Maka penelitimemberikan contoh
fonem dalam bashasa Mandarin sebagai berikut.:
a. Kata /z/ ini sering
sekali dilafalkan salah, masih dilafalkan dalampelafalan bahasa Indonesia yaitu
/zet/, sedangkan pelafalannya yangbenar adalah /ts/.
b. Kata /s/ ini sering
sekali dilafalkan salah, karena masih dilafalkan dalampelafalan bahasa
Indonesia yaitu /es/, sedangkan pelafalannya yangbenar adalah /se/.
c. Kata /c/ ini sering
sekali dilafalkan salah, karena masih dilafalkan dalampelafalan bahasa
Indonesia yaitu /ce/, sedangkan pelafafalannya yangbenar adalah /tsʰ/.
d. Kata /zh/ ini sering
sekali dilafalkan salah, karena masih dilafalkandalam pelafalan bahasa
Indonesia yaitu /si/, sedangkan pelafannya yangbenar adalah /ʈʂ/.
Contoh di atas adalah beberapa
kesalahan pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/,/ ch/, /sh/ dalam kosa
kata bahasa Mandarin. Apabila kesalahan initerus berlanjutmakaakanberakibatfatal.Bahasa
Mandarin mencakup pelafalan,menulis,membaca, dan mendengarkan merupakan salah
satu mata pelajaran dimanakitamengetahui cara pelafannya yang benar dan
perbedaannya .Diharapkan dapatmenunjang dalam pelajaran bahasa Mandarin,
khususnya dalamhal pelafalan.Berdasarkan keterangan di atas, peneliti akan meneliti
pelafalan mahasiswa semester 1 diUniversitasWidyakartikadengan mengambil judul:
“Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester 1 Bahasa Mandarin PadaPelafalan Fonem/z/,
/c/, /s/, /zh/, /ch/.dansh Di UniversitasWidyakartika.
1.2 Rumusan Masalah
Peningkatan
pembelajaran bahasa Mandarin,pada kajian
ini lebih difokuskan padapelafalan, dan ini lebih ditekankan pada penyebab dan
kesalahan yang dihadapi dalam mahasiswa
tersebut, sehingga dosen dapat
mengatasidengan mempelajari masalah dari beberapa kasus yang ada dalam
prosespembelajaran. Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa batasan
masalah:
1. Mengapa siswa kelas A dan
B UniversitasWidyakartikaSurabaya melakukan
kesalahan pada pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/,/sh/dalam
Kosakata Bahasa Mandarin ?
2. Kesalahan apa saja yang sering
siswa kelas A dan B di UniversitasWidyakartika
lakukan dalam pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/,/ch/, /sh/dalam kosakata bahasa Mandarin ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui mengapa siswa kelas A dan Bmelakukan
kesalahan pada pelafalanfomen
z/c/s/zh/c/ch/sh diUniversitasWidyakartika.
2. Untuk
mengetahui kesalahan seperti apa saja yangmaha
siswa kelas A dan B UniversitasWidyakartika
Surabaya sering lakukan pelafalan fonem/z/,
/c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/ dan /r/ dalam kosa kata bahasa Mandarin.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretik
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positifdalam pengembangan dan
perluasan ilmu pendidikan melalui pemahamantentang permasalahanmaha siswa dalam belajar
bahasa asing sekaligusmemberikan beberapa solusi yang dapat membantumaha siswa, khususnyadalam
hal pelafalan.
2. Secara Praktis
a. Bagi Para Dosen
Sebagai bahan
masukan bagi dosen
tentang permasalahan mahasiswa
dalambelajar sesuai dengan kemampuan mereka.
b. Bagi dosenpendamping
Sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan yangberkaitan dengan peningkatan
pemahaman tentang permasalahan mahasiswadalam
belajar bahasa Mandarin, khususnya dalam hal pelafalan.
1.5 Metode Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam
penyusunan laporan kerja praktik iniadalah:
1. Data Primer
Merupakan data
yang diperoleh secara langsung dari instansi/lembagadengan melakukan
wawancara/memberikan kuisioner.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh
melalui informasi lain dengan membaca literatur sertabuku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang akan dibahas.Beberapa metode yang digunakan dalam
penyusunan laporan kerja praktikadalah :
1.Metode Observasi
Metode ini
dilakukan dengan mengamati dan mempelajari secara langsungdilokasi kerja
praktik mengenai materi kerja praktik yang bertujuan untukmendapatkan gambaran
serta memperoleh data secara akurat.
2. Metode Wawancara
Metode ini
dilakukan dalam bentuk tanya jawab kepada pembimbinglapangan atau guru pamong
yang bersangkutan untuk mendapatkangambaran informasi dan informasi secara
jelas mengenai materi kerjapraktik.
3. Metode Kajian Pustaka
Metode ini
dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur yang sesuaidengan proses yang
diamati maupun buku-buku penunjang lainnya yangberkaitan dengan materi kerja
praktik dan tujuan penelitian.
4. Metode Analisis
Metode ini
dilakukan setelah melakukan kegiatan observasi, wawancara,kajian pustaka untuk
memperoleh data secara langsung kesalahan-kesalahanyang dilakukan olehmaha siswa.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1KAJIAN
PUSTAKA
Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2006)
yang berjudul “Mingliàngcí De Fēnlèi Yǔ Duìwài Hànyǔ Mingliàngcí Jiàoxué” yang
di tulis oleh Wang Han Wei.Dalam jurnal ini, Wei memaparkan penggolongan kata
benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin. Penggolongan ini untuk mempermudah pelajar asing
dalam mempelajari kata benda bantu bilangan. Wei juga menjelaskan bahwa kata
benda bantu bilangan dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu kata benda bantu
bilangan khusus dan kata benda bantu bilangan pinjaman. Pembahasan dalam jurnal
ini sangat bermanfaat bagi penulis untuk dapat melihat penggolongan jenis kata benda bantu bilangan dalam bahasa
Mandarin. Sementara itudalam
journal electronic chinese academic (2007),jingjingdanchangliangmenulisartikel
yang berjudul”hanyingliangcizhiijiao” .Sementara itu,
dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2007), Jing Jing dan Chang
Liang menulis artikel yang berjudul “Hàn Yīng Liàngcí Zhī ǐjiào”. Dalam
jurnal ini Jing dan Chang membandingkan penggunaan kata benda bantu bilangan
bahasa Mandarin dengan bahsa Inggris. Jing dan Chang juga memaparkan tentang
perbedaan jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa
Selanjutnya dalam skripsi Cherry Cerianti (2011) yang berjudul “Analisis
Kontrastif Kata Bantu Bilangan Dalam Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia”,
Cherry memaparkan tentang perbedaan dan persamaan kata bantu bilangan dalam
bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Skripsi ini sangat mendukung penulis pada
bagian pembahasan, penulis dapat melihat penjabaran dan penjelasan mengenai
penggunaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
Hasil yang di dapat bahwa dalam bahasa
Mandarin jenis kata bantu bilangan satuan individual lebih banyak dari satuan
kolektif, sedangkan dalam bahasa Inggris di dapat bahwa jenis kata bantu
bilangan satuan kolektif lebih banyak dari satuan individualnya.
Dalam Jurnal
Electronic Chinese Academic (2005), yang berjudul “Liàngcí Shuāng Hé Duì
De Biànxī” Wang Suping memaparkan analisis pada kata benda bantu bilangan shuāng
(双) dan duì (对)
baik dari segi makna dan penggunaannya. Pembahasan pada jurnal ini sangat
mendukung penulis, karena 21 jurnal ini menerangkan mengenai penggunaan kata
benda bantu bilangan shuāng (双) dan duì (对)
dalam bahasa Mandarin. Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2007)
Wang Zhifang menulis artikel yang berjudul “Liàngcí Gè de Shǐyòng Fàn Huà
Guǎnjiàn”. Fang memaparkan tentang makna dan penggunaan kata benda bantu
bilangan个(gè) dalam bahasa Mandarin modern. Hasil dari
penelitian ini memaparkan bahwa kata benda bantu bilangan个(gè) adalah kata benda bantu bilangan individual, namun penggunaannya
tidak dapat terikat oleh kata benda bantu bilangan lainnya. Dalam skripsi ini,
penulis melakukan penelitian yang berbeda yaitu menganalisis kesalahanpelafalanfomen
z/c/s/zh/ch/shdalam
kalimat bahasa Mandarin. Hal ini tentu sangat berbeda dengan penelitian
sebelumnya karena
penelitian ini difokuskan kepada mahasiswa semester1
UniversitasWidyakartikaSurabaya.Halinijugadapatmengetahuitingkatkesulitandalammempelajaribahasa
mandarin.
2.2 Landasan Teori
Di dalam proses
belajar, mahasiswa
biasanya juga membuat kesalahan, tapikesalahan ini berbeda dari kesalahan yang
orang pikirkan selama ini. Kesalahandalam proses belajar adalah satu hal yang
penting untuk dibahas karena jikadilihat kata “belajar” dan “kesalahan” kedua
kata tersebut memliki hubungan yangerat yaitu, belajar tidak akan terlepas dari
kesalahan dan kesalahan tersebut terjadisecara alami. Kesalahan itu wajar saja
dilakukan karena masih dalamproses belajar dan belum memiliki pengetahuan
tentang materi pelajaran, makamereka menemukan kesulitan yang menyebabkan
kesalahan. Kesalahan jugaterjadi pada siswa yang mempelajari bahasa asing.
Kesalahan itu terjadi karenakurangnya pengetahuan tentang peraturan-peraturan
bahasa asing tersebut danpengaruh dari bahasa ibu (mother tongue).
Seorang guru harus bisa melihat danmengoreksi kesalahan-kesalahan yang siswa
lakukan, sehingga guru bisamenentukan kesalahan yang harus diberi suatu
pengajaran dan pelatihan yanglebih intensif. Selain itu guru juga harus bisa
mengalisis kesalahan-kesalahan yangsiswa lakukan. ”Analisis adalah suatu kajian
yang dilakukan terhadap suatu halguna meneliti struktur hal tersebut secara
mendalam.” .(www.google.com, id.wikipedia. org, 11 april 2008). Tujuan dari
menganalisis kesalahan adalah supayaguru mendapat uraian data kesalahan dan
jenis dari kesalahan sehingga guru bisamenciptakan proses belajar yang lebih
baik.Menurut Mimi Astuti Pulukadang dalam bukunya Error analysispronouncing (Analisis
kesalahan pelafalan), sumber kesalahan belajar bahasa ada2 (dua) macam
yaitu:
1. Interlingual error.
Kesalahan yang
disebabkan karena adanya campur tangan bahasa ibu(mother tongue) dengan
bahasa asing yang sedang dipelajari.
2. Intralingual error and
development errors
Kesalahan yang
disebabkan faktor kemampuan siswa adalah,kesalahan ini lebih pada langkahnya
dalam belajar bahasa asing tersebut(Intralingual error), dan kesalahan
pengembangan adalah kesalahan siswamencoba membuat hipotesis dari bahasa asing
itu dari pengalaman yangmereka peroleh ( development errors).
Pelafalan
Pelafalan
yang tepat merupakan landasan untuk bisa menguasaibahasa Mandarin dan ketika
mempelajari pelafalannya, juga akan terlepas darifonem-fonem baru yang asing
bagi kita. Fonemik adalah cabang studi fonologiyang mempelajari bunyi bahasa
dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebutsebagai pembeda makna (Agus Budi
Santoso, 2006:24).
Bahasa Mandarin merupakan bahasa
yang tidak menggunakan abjad latindalam sistem penelitiannya. Oleh karena itu,
tanpa adanya sistem penelitian latinakan sulit bagi orang asing untuk
mempelajari bahasa Mandarin. Maka pada tahun1958, pemerintah Cina secara resmi
menggunakan latin pinyin, yang dibuat olehLembaga Pembaharuan Tulisan
(LPT) Republik Rakyat China sebagai sistempenelitian latinnya. Pinyin merupakan
sistem penelitian latin untuk bahasaMandarin berdasarkan sistem pelafalan standar
nasional (De-An Wu Swihart,2007: 1). Sistem latin pinyin mempermudah
pelajar asing yang hanya menguasai
huruf latin. Bentuk penulisan pinyin
paling sedikit terdiri dari satu suku kata, dansetiap suku kata terdiri
dari huruf vokal (yun mu) dan huruf konsonan (shēng mǔ)dan
memiliki tandaintonasi (shēng diào)
yang diletakkan di atas huruf vokal.Pinyin memiliki 40 vokal dan 21 konsonan.
Cara pelafalan vokal lebihkurang sama dengan pelafalan vokal dalam bahasa
Indonesia, namun untukkonsonan memiliki perbedaan yang cukup jauh dengan bahasa
Indonesia. Carapelafalan konsonan dalam bahasa Mandarin sangat tergantung pada
posisi lidah,bibir, gigi dan cara melafalkan.
2.3 KESIMPULAN
SEMENTARA
Berdasarkanpenelititiankuantitafifdari
5 judulskripsidan journal yang
penulislakukandapatdi simpulkanbahwamempelajaribahasa mandarin
itutidaksamahalnyadenganbelajarbahasainggrismaupunbahasa yang
lainnya.Penulislebihmemahamidanmempermudahdalampembelajaranbahasamandarin.danberdasarkanpenelitian
yang penulislakukankitadapatmempermudahdalammempelajariPelafalan
fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/, dan /r/。Fonem
adalah satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang bisamenunjukkan perbedaan
makna. fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/, dan /r/ dalambahasa
mandarin sangat penting untuk dipelajari karena fonem-fonem tersebutpaling
sulit dilafalkan dan para pembelajar bahasa mandarin sering sekalimembuat
kesalahan pada fonem-fonem tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisa Dan Pembahasan
Dalam kegiatan
belajar mengajar Universitaswidyakartikapenelitimelaksanakan
Praktik Kerja Lapangan selama satubulan
dimulai dari tanggal 5November-5
Desember 2014.Peneliti mengamatipengajaranbahasa Mandarin
di kelas A dan Bdi UWIKA.
Berikut adalah jadwal pertemuan di kelas A dan B.Jadwal Praktik Kerja
Lapangan di Kelas A dan B
No Tanggal Kelas Materi Keterangan
1.
A Menjabarkan Hanzi sesuai goresan
2. 05/12/014B Membahas LKS
(mengerjakan latihan soal)
3 .12/12/14 B Membahas LKS latihan
nada
4. 18/12/14 A Ujian nada (Anna shubao)
5. 25/12/14 A Membahasa kisi-kisi
mid
6. 02/12/14B Mid semester Libur
7. 08/12/14 A Membahas Mid &
kuisioner
8. 09/12/14 B Membahas Mid &
kuisioner
9. 15/12/14A Kuisioner &
perpisahan
10. 16/12/14 B Kuisioner &
perpisahan
Dalam proses
belajar-mengajar peneliti menggunakan beberapa metodemengajar secara bergantian
yaitu metode belajar ceramah, tanya jawab, dan tugas.Metode ceramah ini
dipilih, karena bahasa Mandarin merupakan mata pelajaranbaru para siswa masih
terlalu minim pengetahuannya mengenai pelajaran ini,belum adanya sumber bahan
pelajaran pada siswa, selama ini siswa belummendapat buku panduan khusus bahasa
Mandarin akan tetapi hanya menggunakanLembar Kerja Siswa (LKS) sebagai buku
panduan, selain itu juga karenamenghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak.
Untuk mengetahui sejauh manapemahaman siswa terhadap materi yang telah peneliti
sampaikan melalui metodeceramah, peneliti menggunakan metode tanya jawab.
Metode ini juga untukmerangsang siswa berfikir dan memberikan kesempatan pada
siswa untukmengajukan masalah yang belum dipahami. Agar siswa lebih mantap
dalammenguasai materi yang telah disampaikan maka peneliti memberikan
pekerjaanrumah. Dalam proses-belajar ini peneliti juga menyelipkan humor agar
siswa tidakbosan dan terus bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
C. Tes
Selama proses
pembelajaran berlangsung peneliti tidak melakukan testentang materi pelajaran,
peneliti hanya melanjutkan silabi dari guru pamong yangdalam silabi tersebut
terdapat rencana tes nada dan tes mid semester. Penelitihanya melakukan tes
pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/ dalam kosakata bahasa
Mandarin untuk mengetahui penyebab dan kesalahan-kesalahanseperti apa yang
siswa lakukan. Berikut ini adalah soal tes pelafalan yangberjumlah 35Selama
proses pembelajaran berlangsung peneliti tidak melakukan testentang materi
pelajaran, peneliti hanya melanjutkan silabi dari dosen yangdalam silabi
tersebut terdapat rencana tes nada dan tes mid semester. Penelitihanya
melakukan tes pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/ dalam kosakata bahasa Mandarin untuk
mengetahui penyebab dan kesalahan-kesalahanseperti apa yang siswa lakukan.
Berikut ini adalah soal tes pelafalan yangberjumlah 35 soal.
Soal tes
Lafalkanlah kata-kata dibawah ini
dengan baik dan benar !
1. Zao 11. si 21.
Chi 31. Ri
2. Zuo 12. sou 22.
Chuan 32. Renao
3. Zi 13. sang 23.
chao 33. Ranhou
4. Zou 14. sai 24. Chouti
34. Ren
5. Zai 15. Sun 25.
Chang 35. Ruguo
6. Cai 16. Zhidao 26.
Shuo
7. Ci 17. Zhongguo 27.
Shou
8. Congming 18. Zhuozi 28.
Shenme
9. Can 19. Zhu 29.
Shijian
10. Cuo 20. Zhe 30.
Shao
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan
penemuan dan pembahasan bab sebelumnya, dapatdisimpulkan sebagai berikut :
1. Presentase kesalahan
mahasiswa
pada pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/dan /r/ di
kelas A dan B yang terdiri dari 35 soaladalah sebagai
berikut:
a. Total kesalahan mahasiswa
pada pelafalan fonem /z/ di kelas Aadalah sebanyak 17 kesalahan atau 3,57%
dan untuk kelas Badalah sebanyak 23 kesalahan atau 5,52%.
b. Total kesalahan mahasiswa
pada pelafalan fonem /c/ di kelas Aadalah sebanyak 3 kesalahan atau 0,63%
dan untuk kelasBadalah sebanyak 5 kesalahan atau 1,2%.
c. Total kesalahan mahasiswa
pada pelafalan fonem /s/ di kelas Aadalah sebanyak 10 kesalahan atau
2,1% dan untuk kelas Badalah sebanyak 12 kesalahan atau 2,88%.
d. Total kesalahan mahasiswa
pada pelafalan fonem /zh/ di kelas Aadalah sebanyak 94 kesalahan atau 19,74% dan
untuk kelas Badalah sebanyak 95 kesalahan atau 22,8%.48
e. Total kesalahanmahasiswa
pada pelafalan fonem /ch/ di kelas Aadalah sebanyak 67 kesalahan atau 14,07% dan
untuk kelas Badalah sebanyak 80 kesalahan atau 19,2%.
f. Total kesalahanmahasiswa
pada pelafalan fonem /sh/ di kelas Aadalah sebanyak 62 kesalahan atau 13,02% dan
untuk kelas Badalah sebanyak 65
kesalahan atau 15,6%.
g. Total kesalahan mahasiswa
pada pelafalan fonem /r/ di kelas Aadalah sebanyak 52 kesalahan atau 10,92%
dan untuk kelasBadalah sebanyak 29 kesalahan atau 6,96%.Jumlah total kesalahan mahasiswa
dalam pelafalan fonem tersebut adalah kelas A sebanyak 305 kesalahan atau
64,05% dan kelas Bsebanyak 309 kesalahan 74,16%. Ini berarti tingkat kesulitan
siswa pada pelafalanfonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/ dan /r/ cukup
tinggi, hal ini terbukti daritinnginyajumlah kesalahan yang dilakukan oleh
siswa. Mahasiswa
semester 1 kelas A dan B universitaswidyakartika
angkatantahun 2014/2015
juga belummenguasai tentang pelafalan bahasa Mandarin, khususnya pelafalan
fonem /z/,/c/,/s/, /zh/, /ch/, dan sh.
2. Mengingat poin (d)
diatas, mahasiswa
kelas A dan B seringsekali membuat
kesalahan pada pelafalan fonem /zh/. Ini berarti kemampuansiswa pada
pelafalan fonem /zh/ sangat kurang sekali.
4.2 SARAN
1. Mahasiswa harus mendapat perhatian lebih pada pelajaran bahasa
Mandarin,khususnya tentang pelafalan.
2. Dosenbahasa Mandarinharus seringmemberikan banyak latihan pada
pelafalan.
3. Media yang digunakan
dalam proses pembelajaran hendaknya lebihbervariasi agar motivasi belajarmahasiswa
dalam bidang pelafalan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Manser, Martin H. 1999.
Concise English-chinese Chinese-English Dictionary.Oxford University
Press and The Commercial Press.
Marsono. 1989. Fonetik.
Yogyakarta : Gadjah mada university pressPulukadang, Mimy Astuti. 2001. Error
analysis pronouncing. Gorontalo : (IKIP)Negeri Gorontalo.
Soeparno. 2002. Dasar-dasar
linguistik umum. Yogyakarta : PT Tiara Wacana
Santoso Budi, Agus.
2006. Pengantar Linguistik Umum (Buku pegangan kuliah).Madiun : (IKIP)
Madiun.
Suparto. 2004. Percakapan
dasar bahasa Mandarin. Bandung : PustakaInternasional.
Tim Kamus Universitas
Peking. 2001. Kamus Praktis Indonesia-TionghoaTionghoa-Indonesia.
Jakarta : PT. Dian Rakyat.
www.google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar