Rabu, 17 Desember 2014

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA SEMESTER 1 BHS MANDARIN PADA PELAFALAN FOMEN Z/C/S/ZH/CH/DAN/SH DI UNIVERSITAS WIDYAKARTIKA Judul pos



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Diera teknologi seperti sekarang ini, kebutuhan komunikasi meningkat seiringdengan kemajuan di berbagai bidang.Apalagi tahun 2015 dimulainya perdagangan bebas  ekonomi asean. Bahasa menjadi sangat penting khususnya bahasa mandarin.Apalagi bahasa mandarin merupakan  bahasa dengan penutur terbanyak di dunia dan merupakan bahasa resmi  kedua yang dipakai PBB setelah bahasa inggris.Bahasa  Mandarin dipakai  karena pusat ekonomi danbisnis dunia yang mulai bergeser dari Atlantik ke Pasifik. Hal tersebut berdampaksemakin meluasnya bahasa Mandarin digunakan sebagai alat komunikasi, Serutama di kawasan Asia. Oleh karena itu, banyak bangsa termasuk Indonesiamulai mempelajari bahasa Mandarin. Di dunia pendidikan, bahasa Mandarinmulai menjadi sebuah mata pelajaran mulai dari Taman Kanak-kanak (TK)sampai Perguruan Tinggi.Mempelajari bahasa asing, khususnya dalam hal ini adalah bahasaMandarin, terutama di dalam percakapan, maka tidak akan terlepas dari aspekpelafalan, tata bahasa dan penelitian. Khususnya dalam berbicara, pelafalan seringmenjadi hambatan serius bagi pemula. Hal ini wajar sekali karena memang bukanbahasa ibu, sehingga alat ucap mereka jarang digunakan untuk mengucapkanbahasa asing itu.Pelafalan adalah dasar seseorang mampu berbicara dengan benar. Didalam bahasa Mandarin pelafalan yang tepat sangat penting karena salah sedikitpada pelafalan dapat membedakan arti. Sehingga perlu belajar lebih dalam lagimengenai pelafalan. Terkadang pelafalan fonem bahasa Mandarin sulit dilafalkan,karena bahasa Indonesia tidak memiliki fonem tersebut. Maka penelitimemberikan contoh fonem dalam bashasa Mandarin sebagai berikut.:
a. Kata /z/ ini sering sekali dilafalkan salah, masih dilafalkan dalampelafalan bahasa Indonesia yaitu /zet/, sedangkan pelafalannya yangbenar adalah /ts/.
b. Kata /s/ ini sering sekali dilafalkan salah, karena masih dilafalkan dalampelafalan bahasa Indonesia yaitu /es/, sedangkan pelafalannya yangbenar adalah /se/.
c. Kata /c/ ini sering sekali dilafalkan salah, karena masih dilafalkan dalampelafalan bahasa Indonesia yaitu /ce/, sedangkan pelafafalannya yangbenar adalah /tsʰ/.
d. Kata /zh/ ini sering sekali dilafalkan salah, karena masih dilafalkandalam pelafalan bahasa Indonesia yaitu /si/, sedangkan pelafannya yangbenar adalah /ʈʂ/.
Contoh di atas adalah beberapa kesalahan pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/,/ ch/, /sh/ dalam kosa kata bahasa Mandarin. Apabila kesalahan initerus berlanjutmakaakanberakibatfatal.Bahasa Mandarin mencakup pelafalan,menulis,membaca, dan mendengarkan merupakan salah satu mata pelajaran dimanakitamengetahui cara pelafannya yang benar dan perbedaannya .Diharapkan dapatmenunjang dalam pelajaran bahasa Mandarin, khususnya dalamhal pelafalan.Berdasarkan keterangan di atas, peneliti akan meneliti pelafalan mahasiswa semester 1 diUniversitasWidyakartikadengan mengambil judul: “Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester 1 Bahasa Mandarin PadaPelafalan Fonem/z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/.dansh Di UniversitasWidyakartika.


1.2 Rumusan Masalah

Peningkatan pembelajaran bahasa Mandarin,pada kajian ini lebih difokuskan padapelafalan, dan ini lebih ditekankan pada penyebab dan kesalahan yang dihadapi dalam mahasiswa  tersebut, sehingga dosen  dapat mengatasidengan mempelajari masalah dari beberapa kasus yang ada dalam prosespembelajaran. Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa batasan masalah:
1. Mengapa siswa kelas  A dan  B UniversitasWidyakartikaSurabaya melakukan kesalahan pada pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/,/sh/dalam Kosakata Bahasa Mandarin ?
2. Kesalahan apa saja yang sering siswa kelas  A dan B di UniversitasWidyakartika lakukan dalam pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/,/ch/, /sh/dalam kosakata bahasa Mandarin ?


1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui mengapa siswa kelas  A dan Bmelakukan kesalahan pada pelafalanfomen z/c/s/zh/c/ch/sh diUniversitasWidyakartika.
2. Untuk mengetahui kesalahan seperti apa saja yangmaha siswa kelas A dan  B  UniversitasWidyakartika Surabaya sering lakukan pelafalan fonem/z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/ dan /r/ dalam kosa kata bahasa Mandarin.




1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positifdalam pengembangan dan perluasan ilmu pendidikan melalui pemahamantentang permasalahanmaha siswa dalam belajar bahasa asing sekaligusmemberikan beberapa solusi yang dapat membantumaha siswa, khususnyadalam hal pelafalan.
2. Secara Praktis
a. Bagi Para Dosen
Sebagai bahan masukan bagi dosen tentang permasalahan mahasiswa dalambelajar sesuai dengan kemampuan mereka.
b. Bagi dosenpendamping
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yangberkaitan dengan peningkatan pemahaman tentang permasalahan mahasiswadalam belajar bahasa Mandarin, khususnya dalam hal pelafalan.


1.5 Metode Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktik iniadalah:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari instansi/lembagadengan melakukan wawancara/memberikan kuisioner.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui informasi lain dengan membaca literatur sertabuku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.Beberapa metode yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktikadalah :
1.Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan mengamati dan mempelajari secara langsungdilokasi kerja praktik mengenai materi kerja praktik yang bertujuan untukmendapatkan gambaran serta memperoleh data secara akurat.
2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dalam bentuk tanya jawab kepada pembimbinglapangan atau guru pamong yang bersangkutan untuk mendapatkangambaran informasi dan informasi secara jelas mengenai materi kerjapraktik.
3. Metode Kajian Pustaka
Metode ini dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur yang sesuaidengan proses yang diamati maupun buku-buku penunjang lainnya yangberkaitan dengan materi kerja praktik dan tujuan penelitian.
4. Metode Analisis
Metode ini dilakukan setelah melakukan kegiatan observasi, wawancara,kajian pustaka untuk memperoleh data secara langsung kesalahan-kesalahanyang dilakukan olehmaha siswa.















BAB II
LANDASAN TEORI
2.1KAJIAN PUSTAKA
Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2006) yang berjudul “Mingliàngcí De Fēnlèi Yǔ Duìwài Hànyǔ Mingliàngcí Jiàoxué” yang di tulis oleh Wang Han Wei.Dalam jurnal ini, Wei memaparkan penggolongan kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin. Penggolongan ini untuk mempermudah pelajar asing dalam mempelajari kata benda bantu bilangan. Wei juga menjelaskan bahwa kata benda bantu bilangan dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu kata benda bantu bilangan khusus dan kata benda bantu bilangan pinjaman. Pembahasan dalam jurnal ini sangat bermanfaat bagi penulis untuk dapat melihat penggolongan  jenis kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin. Sementara itudalam journal electronic chinese academic (2007),jingjingdanchangliangmenulisartikel yang berjudul”hanyingliangcizhiijiao” .Sementara itu, dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2007), Jing Jing dan Chang Liang menulis artikel yang berjudul “Hàn Yīng Liàngcí Zhī ǐjiào”. Dalam jurnal ini Jing dan Chang membandingkan penggunaan kata benda bantu bilangan bahasa Mandarin dengan bahsa Inggris. Jing dan Chang juga memaparkan tentang perbedaan jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa Selanjutnya dalam skripsi Cherry Cerianti (2011) yang berjudul “Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan Dalam Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia”, Cherry memaparkan tentang perbedaan dan persamaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Skripsi ini sangat mendukung penulis pada bagian pembahasan, penulis dapat melihat penjabaran dan penjelasan mengenai penggunaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
 Hasil yang di dapat bahwa dalam bahasa Mandarin jenis kata bantu bilangan satuan individual lebih banyak dari satuan kolektif, sedangkan dalam bahasa Inggris di dapat bahwa jenis kata bantu bilangan satuan kolektif lebih banyak dari satuan individualnya.
Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2005), yang berjudul “Liàngcí Shuāng Hé Duì De Biànxī” Wang Suping memaparkan analisis pada kata benda bantu bilangan shuāng () dan duì () baik dari segi makna dan penggunaannya. Pembahasan pada jurnal ini sangat mendukung penulis, karena 21 jurnal ini menerangkan mengenai penggunaan kata benda bantu bilangan shuāng () dan duì () dalam bahasa Mandarin. Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2007) Wang Zhifang menulis artikel yang berjudul “Liàngcí Gè de Shǐyòng Fàn Huà Guǎnjiàn”. Fang memaparkan tentang makna dan penggunaan kata benda bantu bilangan(gè) dalam bahasa Mandarin modern. Hasil dari penelitian ini memaparkan bahwa kata benda bantu bilangan(gè) adalah kata benda bantu bilangan individual, namun penggunaannya tidak dapat terikat oleh kata benda bantu bilangan lainnya. Dalam skripsi ini, penulis melakukan penelitian yang berbeda yaitu menganalisis kesalahanpelafalanfomen z/c/s/zh/ch/shdalam kalimat bahasa Mandarin. Hal ini tentu sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya karena penelitian ini difokuskan kepada mahasiswa semester1 UniversitasWidyakartikaSurabaya.Halinijugadapatmengetahuitingkatkesulitandalammempelajaribahasa mandarin.


2.2 Landasan Teori

Di dalam proses belajar, mahasiswa biasanya juga membuat kesalahan, tapikesalahan ini berbeda dari kesalahan yang orang pikirkan selama ini. Kesalahandalam proses belajar adalah satu hal yang penting untuk dibahas karena jikadilihat kata “belajar” dan “kesalahan” kedua kata tersebut memliki hubungan yangerat yaitu, belajar tidak akan terlepas dari kesalahan dan kesalahan tersebut terjadisecara alami. Kesalahan itu wajar saja dilakukan karena masih dalamproses belajar dan belum memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran, makamereka menemukan kesulitan yang menyebabkan kesalahan. Kesalahan jugaterjadi pada siswa yang mempelajari bahasa asing. Kesalahan itu terjadi karenakurangnya pengetahuan tentang peraturan-peraturan bahasa asing tersebut danpengaruh dari bahasa ibu (mother tongue). Seorang guru harus bisa melihat danmengoreksi kesalahan-kesalahan yang siswa lakukan, sehingga guru bisamenentukan kesalahan yang harus diberi suatu pengajaran dan pelatihan yanglebih intensif. Selain itu guru juga harus bisa mengalisis kesalahan-kesalahan yangsiswa lakukan. ”Analisis adalah suatu kajian yang dilakukan terhadap suatu halguna meneliti struktur hal tersebut secara mendalam.” .(www.google.com, id.wikipedia. org, 11 april 2008). Tujuan dari menganalisis kesalahan adalah supayaguru mendapat uraian data kesalahan dan jenis dari kesalahan sehingga guru bisamenciptakan proses belajar yang lebih baik.Menurut Mimi Astuti Pulukadang dalam bukunya Error analysispronouncing (Analisis kesalahan pelafalan), sumber kesalahan belajar bahasa ada2 (dua) macam yaitu:
1. Interlingual error.
Kesalahan yang disebabkan karena adanya campur tangan bahasa ibu(mother tongue) dengan bahasa asing yang sedang dipelajari.
2. Intralingual error and development errors
Kesalahan yang disebabkan faktor kemampuan siswa adalah,kesalahan ini lebih pada langkahnya dalam belajar bahasa asing tersebut(Intralingual error), dan kesalahan pengembangan adalah kesalahan siswamencoba membuat hipotesis dari bahasa asing itu dari pengalaman yangmereka peroleh ( development errors).
Pelafalan
Pelafalan yang tepat merupakan landasan untuk bisa menguasaibahasa Mandarin dan ketika mempelajari pelafalannya, juga akan terlepas darifonem-fonem baru yang asing bagi kita. Fonemik adalah cabang studi fonologiyang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebutsebagai pembeda makna (Agus Budi Santoso, 2006:24).
Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang tidak menggunakan abjad latindalam sistem penelitiannya. Oleh karena itu, tanpa adanya sistem penelitian latinakan sulit bagi orang asing untuk mempelajari bahasa Mandarin. Maka pada tahun1958, pemerintah Cina secara resmi menggunakan latin pinyin, yang dibuat olehLembaga Pembaharuan Tulisan (LPT) Republik Rakyat China sebagai sistempenelitian latinnya. Pinyin merupakan sistem penelitian latin untuk bahasaMandarin berdasarkan sistem pelafalan standar nasional (De-An Wu Swihart,2007: 1). Sistem latin pinyin mempermudah pelajar asing yang hanya menguasai
huruf latin. Bentuk penulisan pinyin paling sedikit terdiri dari satu suku kata, dansetiap suku kata terdiri dari huruf vokal (yun mu) dan huruf konsonan (shēng mǔ)dan memiliki tandaintonasi (shēng diào) yang diletakkan di atas huruf vokal.Pinyin memiliki 40 vokal dan 21 konsonan. Cara pelafalan vokal lebihkurang sama dengan pelafalan vokal dalam bahasa Indonesia, namun untukkonsonan memiliki perbedaan yang cukup jauh dengan bahasa Indonesia. Carapelafalan konsonan dalam bahasa Mandarin sangat tergantung pada posisi lidah,bibir, gigi dan cara melafalkan.


2.3 KESIMPULAN SEMENTARA
Berdasarkanpenelititiankuantitafifdari 5 judulskripsidan journal yang  penulislakukandapatdi simpulkanbahwamempelajaribahasa mandarin itutidaksamahalnyadenganbelajarbahasainggrismaupunbahasa yang lainnya.Penulislebihmemahamidanmempermudahdalampembelajaranbahasamandarin.danberdasarkanpenelitian yang  penulislakukankitadapatmempermudahdalammempelajariPelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/, dan /r/Fonem adalah satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang bisamenunjukkan perbedaan makna. fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/, dan /r/ dalambahasa mandarin sangat penting untuk dipelajari karena fonem-fonem tersebutpaling sulit dilafalkan dan para pembelajar bahasa mandarin sering sekalimembuat kesalahan pada fonem-fonem tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisa Dan Pembahasan
Dalam kegiatan belajar mengajar Universitaswidyakartikapenelitimelaksanakan Praktik Kerja Lapangan selama satubulan dimulai dari tanggal 5November-5 Desember 2014.Peneliti mengamatipengajaranbahasa Mandarin di kelas A dan Bdi UWIKA.
 Berikut adalah jadwal pertemuan di kelas A dan B.Jadwal Praktik Kerja Lapangan di Kelas  A dan B
No Tanggal Kelas Materi Keterangan
1.  A Menjabarkan Hanzi sesuai goresan
2. 05/12/014B Membahas LKS (mengerjakan latihan soal)
3 .12/12/14 B Membahas LKS latihan nada
4. 18/12/14 A Ujian nada (Anna shubao)
5. 25/12/14 A Membahasa kisi-kisi mid
6. 02/12/14B Mid semester Libur
7. 08/12/14 A Membahas Mid & kuisioner
8. 09/12/14 B Membahas Mid & kuisioner
9. 15/12/14A Kuisioner & perpisahan
10. 16/12/14 B Kuisioner & perpisahan
Dalam proses belajar-mengajar peneliti menggunakan beberapa metodemengajar secara bergantian yaitu metode belajar ceramah, tanya jawab, dan tugas.Metode ceramah ini dipilih, karena bahasa Mandarin merupakan mata pelajaranbaru para siswa masih terlalu minim pengetahuannya mengenai pelajaran ini,belum adanya sumber bahan pelajaran pada siswa, selama ini siswa belummendapat buku panduan khusus bahasa Mandarin akan tetapi hanya menggunakanLembar Kerja Siswa (LKS) sebagai buku panduan, selain itu juga karenamenghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak. Untuk mengetahui sejauh manapemahaman siswa terhadap materi yang telah peneliti sampaikan melalui metodeceramah, peneliti menggunakan metode tanya jawab. Metode ini juga untukmerangsang siswa berfikir dan memberikan kesempatan pada siswa untukmengajukan masalah yang belum dipahami. Agar siswa lebih mantap dalammenguasai materi yang telah disampaikan maka peneliti memberikan pekerjaanrumah. Dalam proses-belajar ini peneliti juga menyelipkan humor agar siswa tidakbosan dan terus bersemangat dalam mengikuti pelajaran.


C. Tes
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti tidak melakukan testentang materi pelajaran, peneliti hanya melanjutkan silabi dari guru pamong yangdalam silabi tersebut terdapat rencana tes nada dan tes mid semester. Penelitihanya melakukan tes pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/ dalam kosakata bahasa Mandarin untuk mengetahui penyebab dan kesalahan-kesalahanseperti apa yang siswa lakukan. Berikut ini adalah soal tes pelafalan yangberjumlah 35Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti tidak melakukan testentang materi pelajaran, peneliti hanya melanjutkan silabi dari dosen yangdalam silabi tersebut terdapat rencana tes nada dan tes mid semester. Penelitihanya melakukan tes pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/  dalam kosakata bahasa Mandarin untuk mengetahui penyebab dan kesalahan-kesalahanseperti apa yang siswa lakukan. Berikut ini adalah soal tes pelafalan yangberjumlah 35 soal.
Soal tes
Lafalkanlah kata-kata dibawah ini dengan baik dan benar !
1. Zao 11. si 21. Chi 31. Ri
2. Zuo 12. sou 22. Chuan 32. Renao
3. Zi 13. sang 23. chao 33. Ranhou
4. Zou 14. sai 24. Chouti 34. Ren
5. Zai 15. Sun 25. Chang 35. Ruguo
6. Cai 16. Zhidao 26. Shuo
7. Ci 17. Zhongguo 27. Shou
8. Congming 18. Zhuozi 28. Shenme
9. Can 19. Zhu 29. Shijian
10. Cuo 20. Zhe 30. Shao






BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penemuan dan pembahasan bab sebelumnya, dapatdisimpulkan sebagai berikut :
1. Presentase kesalahan mahasiswa pada pelafalan fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/dan /r/ di kelas  A dan  B yang terdiri dari 35 soaladalah sebagai berikut:
a. Total kesalahan mahasiswa pada pelafalan fonem /z/ di kelas Aadalah sebanyak 17 kesalahan atau 3,57% dan untuk kelas Badalah sebanyak 23 kesalahan atau 5,52%.
b. Total kesalahan mahasiswa pada pelafalan fonem /c/ di kelas Aadalah sebanyak 3 kesalahan atau 0,63% dan untuk kelasBadalah sebanyak 5 kesalahan atau 1,2%.
c. Total kesalahan mahasiswa pada pelafalan fonem /s/ di kelas Aadalah sebanyak 10 kesalahan atau 2,1% dan untuk kelas Badalah sebanyak 12 kesalahan atau 2,88%.
d. Total kesalahan mahasiswa pada pelafalan fonem /zh/ di kelas  Aadalah sebanyak 94 kesalahan atau 19,74% dan untuk kelas Badalah sebanyak 95 kesalahan atau 22,8%.48
e. Total kesalahanmahasiswa pada pelafalan fonem /ch/ di kelas  Aadalah sebanyak 67 kesalahan atau 14,07% dan untuk kelas Badalah sebanyak 80 kesalahan atau 19,2%.
f. Total kesalahanmahasiswa pada pelafalan fonem /sh/ di kelas  Aadalah sebanyak 62 kesalahan atau 13,02% dan untuk kelas  Badalah sebanyak 65 kesalahan atau 15,6%.
g. Total kesalahan mahasiswa pada pelafalan fonem /r/ di kelas Aadalah sebanyak 52 kesalahan atau 10,92% dan untuk kelasBadalah sebanyak 29 kesalahan atau 6,96%.Jumlah total kesalahan mahasiswa dalam pelafalan fonem tersebut adalah kelas A sebanyak 305 kesalahan atau 64,05% dan kelas Bsebanyak 309 kesalahan 74,16%. Ini berarti tingkat kesulitan siswa pada pelafalanfonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/ dan /r/ cukup tinggi, hal ini terbukti daritinnginyajumlah kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Mahasiswa semester 1 kelas A dan B universitaswidyakartika angkatantahun 2014/2015 juga belummenguasai tentang pelafalan bahasa Mandarin, khususnya pelafalan fonem /z/,/c/,/s/, /zh/, /ch/, dan sh.
2. Mengingat poin (d) diatas, mahasiswa kelas  A dan B seringsekali membuat kesalahan pada pelafalan fonem /zh/. Ini berarti kemampuansiswa pada pelafalan fonem /zh/ sangat kurang sekali.


4.2 SARAN

1. Mahasiswa harus mendapat perhatian lebih pada pelajaran bahasa Mandarin,khususnya tentang pelafalan.
2. Dosenbahasa Mandarinharus seringmemberikan banyak latihan pada pelafalan.
3. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya lebihbervariasi agar motivasi belajarmahasiswa dalam bidang pelafalan meningkat.



























DAFTAR PUSTAKA

Manser, Martin H. 1999. Concise English-chinese Chinese-English Dictionary.Oxford University Press and The Commercial Press.
Marsono. 1989. Fonetik. Yogyakarta : Gadjah mada university pressPulukadang, Mimy Astuti. 2001. Error analysis pronouncing. Gorontalo : (IKIP)Negeri Gorontalo.
Soeparno. 2002. Dasar-dasar linguistik umum. Yogyakarta : PT Tiara Wacana
Santoso Budi, Agus. 2006. Pengantar Linguistik Umum (Buku pegangan kuliah).Madiun : (IKIP) Madiun.
Suparto. 2004. Percakapan dasar bahasa Mandarin. Bandung : PustakaInternasional.
Tim Kamus Universitas Peking. 2001. Kamus Praktis Indonesia-TionghoaTionghoa-Indonesia. Jakarta : PT. Dian Rakyat.
www.google


Tidak ada komentar:

Posting Komentar