Bab
I
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat untuk
berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam
kehidupan sehari-hari kita.
Dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud, pikiran,akal, perasaan dan
kehendak kepada orang lain. Melalui bahasa seseorang dapatberinteraksi atau
berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan.Dalam suatu
percakapan yang pada hakekatnya dilakukan untuk berkomunikasi, tidak mungkin
dilakukan tanpa menggunakan bahasa. Jika penggunaan bahasa tersebut disertai
dengan isyarat tangan, ini hanya upaya untuk mempertegas maksud. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter,
yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri. (KBBI 2007: 88)
Seorang pakar linguistik
bernama Chaer dalam Linguistik Umum (1994: 42). Bahasa adalah sistem,
lambang, dan bunyi. Bunyi pada bahasa yang termasuk lambing bahasa adalah
bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi yang bukan dihasilkan
oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Tetapi tidak semua bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa, misalnya: bunyi
teriak,batuk, bersin, bunyi orokan. Jenis bunyi-bunyi diatas terjadi tanpa
disadari dan tidak dapat menyampaikan pesan apa-apa, sedangkan bunyi teriakan
bisa terjadi dengan disadari walau kadang-kadang dipakai juga untuk
menyampaikan pesan. tetapi tetap bukan bunyi bahasa, karena tidak dapat
dikombinasikan dengan bunyi-bunyi lain untuk menyampaikan pesan. Bunyi orokan
biasanya tidak dapat menyampaikan pesan apa-apa karena tidak termasuk kedalam
sistem bunyi bahasa. Menurut kesimpulan yang dikemukakan oleh Chaer ”bunyi
bahasa atau bunyi ujaran adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia”.
Bahasa mandarin saat ini
merupakan bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Banyak orang-orang
yang ingin mempelajari bahasa mandarin. bahasa mandarin di Indonesia
memiliki beberapa peran penting dalam perdagangan, sebagai sarana komunikasi
dalam hubungan diplomatic maupun dalam berkomunikasi kepada wisatawan asing di
Indonesia .
Pelafalan dalam bahasa mandarin
merupakan salah satu unsur penting dalam berbicara .Nada mendukung terciptanya
komunikasi lisan secara efektif. Kesalahan dalam pengucapan nada , hal itu akan
membuat terjadinya kesalah -pahaman dalam berkomunikasi . Dimana dalam bahasa
mandarin terdapat beberapa kosakata
dalam arti dan nada yang berbeda tetapi memiliki pinyin( pengucapan
huruf vokal) yang sama atau nada yang sama tetapi pinyin( pengucapan huruf
vokal) berbeda. Untuk menghindari kesalahan pelafalan, maka sesorang perlu
mempelajari tata bahasa yang baik dan benar, terutama pada saat ia hendak
berbicara dengan orang asing maupun suku-suku lain yang tidak sebahasa. Hal ini sangat perlu bila
ingin menjalin suatu komunikasi yang baik.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana pelafalan yang
benar dalam bahasa mandarin ?
- Apa penyebab terjadinya
kesalahan pelafalan dalam bahasa mandarin yang terjadi di SMK Negeri 1
Surakarta ?
1.3
Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui
pelafalan yang benar dalam bahasa mandarin sehingga pembaca atau setiap
orang yang ingin belajar bahasa mandarin dapat berkomunikasi dengan benar.
- Untuk mengetahui penyebab
terjadinya kesalahan pelafalan dalam bahasa mandarin sehingga pembaca atau
setiap orang tidak melakukan metode pembelajaran yang salah.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang
diperoleh dari penulisan ini adalah:
- Memberikan gambaran tentang jenis kesalahan
dalam pelafalan bahasa mandarin sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk
memperbaiki atau menghindari kesalahan-kesalahan yang serupa bagi murid SMK
Negeri 1 Surakarta ataupun bagi setiap orang pemula.
- Memberikan gambaran tentang faktor penyebab
terjadinya kesalahan dan pelafalan sehingga baik para murid maupun para
pemula dapat mengerti teknik nada dan pelafalan yang benar dan dapat
berlatih sesuai dengan teknik tersebut.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode-metode yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah dengan mempelajari pustaka seperti jurnal, artikel
, hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kesalahan pelafalan dalam
bahasa mandarin .
1.6
Sistematika Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah:
- Bab 1 ( Pendahuluan ) berisi latar belakang
, rumusan masalah , tujuan penelitian, manfaat peneliitian , metodologi
penelitian , sistematika penelitian.
- Bab 2 ( Landasan Teori ) berisi mengenai
hasil penelitian terdahulu, uraian teori– teori yang mendukung tentang pelafalan
dalam bahasa mandarin , simpulan sementara .
- Bab 3 ( Analisa dan Pembahasan ) berisi
mengenai analisa dan pembahasan yang dilakukan penulis dari hasil
penelitian .
- Bab 4 ( Penutup ) berisi mengenai
kesimpulan hasil penelitian penulis, saran , dan lampiran .
Bab
II
2.1
Review Hasil Penelitian Terdahulu
2.1.1
Analisa Kesalahan Siswa Pada Kesalahan Fonem Z, C, S, ZH,
CH, SH dan R dalam Kosa Kata Bahasa Mandarin di Kelas X Immersi
A dan Immersi B SMA Negeri 4
Surakarta.
Peneliti mengkaji permasalahan yang
dihadapi dalam proses peningkatan pembelajaran bahasa Mandarin. Kajian ini
lebih difokuskan pada pelafalan, dan ini lebih ditekankan pada penyebab dan
kesalahan yang dihadapi siswa dalam pelafalan tersebut, sehingga tenaga ajar
mampu membantu mengatasi dengan mempelajari masalah dari beberapa kasus yang
ada dalam proses pembelajaran.
peneliti menggunakan beberapa metode
penelitian yaitu, observasi, wawancara, kajian pustaka dan analisis data..
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X immersi A dan X immersi B SMA
Negeri 4 Surakarta angkatan 2007/2008 dengan jumlah siswa sebanyak 45 siswa.
Peneliti menyiapkan 35 kata dalam bahasa Mandarin yang mengandung fonem /z/,
/c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/ dan /r/.
peneliti menemukan jenis kesalahan yang paling
banyak dibuat siswa adalah kesalahan dalam melafalkan fonem /zh/ sebanyak 94
atau 19,74% dari kelas X immersi A dan dari kelas immersi B sebanyak 95 atau
22,8%.
2.1.2 Pengenalan Hanyu Pinyin Sebagai Cara Baca
Bantu Pembelajaran
Bahasa Mandarin di SMA Kristen 1 Surakarta
Penulis ingin mengetahui permasalahan
yang dialami SMA Kristen I Surakarta dalam mengajar siswa untuk belajar bahasa
Mandarin serta memberikan solusi. Selain itu penulis juga ingin dapat
mendiskripsikan apa yang disebut dengan hanyu pinyin dan apa sajayang perlu
diperhatikan dalam hanyu pinyin.
Dalam observasi penulis menemukan bahwa
ternyata metode yang dipakai
untuk mengajar bahasa Mandarin
di SMA Kristen I Surakarta kurang tepat karena
para siswa tidak diajarkan
bagaimana melafalkan bahasa Mandarin dengan benar.
Hal ini jelas akan berdampak
buruk bagi perkembangan bahasa Mandarin para
siswa. Maka penulis
memberanikan diri untuk mengubah teknik belajar mereka
yaitu dengan mengajarkan cara
melafalkan Bahasa Mandarin yang standar
internasional yang disebut
Hanyu Pinyin. Dan ternyata Guru Pamong di sekolah
tersebut mengijinkan.
2.1.3
Analisa Kesalahan Tonal Pembelajar Bahasa Mandarin : Studi Kasus
di Sebuah Universitas di Jakarta.
Penulis hendak menyelidiki lebih lanjut
produksi wicara pembelajar peserta MKP bahasa Cina dasar II pada waktu ujian
lisan di akhir pembelajaran. Analisis kesalahan melibatkan perbandingan antara
bentuk yang diproduksi pembelajar dengan bentuk baku dari bahasa sasaran .
Perbandingan itu terutama bermanfaat untuk menentukan dan menjelaskan kesalahan
berbahasa.
Penulis menyimpulkan bahwa kesalahan tonal pembelajar
terutama terletak pada ketidaktepatan kontur dan jenis kesalahan yang muncul
dipengaruhi oleh ketinggian tone sekitar dan posisi tone salah dalam kalimat.
2.1.4 Pelafalan Bahasa Mandarin Generasi Tua Di
Pondok Tjandra Indah
泗水Pondok
Tjandra Indah 老年华人普通话的语音
Penulis menemukan adanya
perbedaan dalam pelafalan pada generasi tua. Perbedaan pelafalan dapat dikategorikan menjadi 3
macam yaitu perbedaan nada, vokal dan konsonan. Penulis menyimpulkan terdapat
perbedaan pelafalan generasi tua di Pondok Tjandra Indah, Surabaya terjadi
karena perbedaan dari pelafalan guru di sekolah. Guru memegang peranan yang
penting di dalam mengajarkan pelafalan. Apabila guru mengajarkannya salah,
murid juga akan melakukan kesalahan yang sama. Penelitian ini memiliki
kelemahan karena tidak menggunakan program dalam mengidentifikasi nada.
2.1.5 Analisa Penguasaan Suku Awal dan Nada Mahasiswa
Tingkat IV
Jurusan Sastra China
Universitas Bina Nusantara
Penulis meneliti
dari hasil dari rekaman pelafalan dalam Bahasa Mandarin yang diambil dari 60
orang mahasiswa Bina Nusantara Universitas tingkat IV jurusan sastra China.
Dari hasil rekaman tersebut, penulis dapat menganalisa kesalahan dan
kesulitan tiap mahasiswa dalam pelafalan Bahasa Mandarin.
Pada
penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
tingkat IV jurusan sasta China Bina Nusantara Universitas, hampir tidak
menggunakan mandarin untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, mahasiswa kurang menguasai kosakata mandarin, dan lupa dengan
kosakata yang sudah diperlajari selama pelajaran berlangsung. Mahasiswa
cenderung jarang menggulang pelajaran yang telah diperlajari, hal ini
menyebabkan mahasiswa sering tidak bisa membaca kosakata dan salah dalam
penggunaan nada. Kesalahan yang banyak terjadi dalam membunyikan suku awal
bahasa Mandarin adalah dalam membunyikan konsonan b / p , d / t , zh / zi, ch /
ci
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Bahasa
Bahasa
adalah alat penghubung yang digunakan manusia di dalam
masyarakat untuk tukar menukar
informasi, suatu kelompok bangsa memerlukan
suatu bahasa sebagai alat
berkomunikasi mereka. Oleh karena itu mereka biasanya
memberikan bahasa tersebut
kepada orang lain.
(Tarigan.
1990:29)
2.2.2 Pelafalan Bahasa Mandarin
Suku kata bahasa Mandarin dibedakan
menjadi 3 bagian; initial, final dan nada. Lafal awal adalah initial, bagian
yang lain adalah final, nada adalah seluruh tinggi rendahnya suara. Nada juga
dianggap sebagai bagian yang membentuk suku kata, karena nada berfungsi untuk
membedakan makna dalam bahasa mandarin, contoh “tāng, táng, tăng, tàng” 4 huruf ini initial
semuanya (tang),
hanya karena nada berbeda,
makna tentu tidak sama, masing-masing mewakili 4 sifat yang berbeda dalam
bahasa Mandarin (minimal ada satuan bahasa yang bermakna), dalam penulisannya
menjadi 4
huruf yang berbeda.
Sejak tahun 1918 ketika itu ponetik
alfabet nasional bahasa mandarin yang dikeluarkan departemen pendidikan
menggunakan 1 set alfabet cara baca yang dirumuskan berbentuk huruf Han. 1 set
alfabet ini vokal yang utama dan suara akhir digabung menggunakan sebuah
indikasi, mencerminkan tradisi dua jiwa, yaitu initial dan final. Ponetik
alfabet tersebar luas dan merata, dampaknya sangat besar.
Propinsi Taiwan terus menggunakannya
sampai sekarang. Tahun 1958 rancangan Hanyu Pinyin yang menggunakan huruf latin
(daftar 2 initial Beijing, daftar 3 final Beijing). Mulai sejak tahun 1978,
nama orang nama tempat di Tiongkok secara bersama-sama ditulis menggunakan
alfabet hanyu pinyin, telah menggantikan semua macam cara baca lama “wei tuo ma
shi deng”.(Wikipedia Tiongkok)
Bahasa Mandarin adalah bahasa yang
bernada. Pelafalan bahasa
Mandarin pada dasarnya ada
4. Masing-masing
menggunakan
tanda nada yang dinyatakan :
“ ˉ ”(nada 1), ” ˊ ” (nada 2),” ˇ ” (nada 3),” ˋ ”(nada 4). Nada digunakan untuk membedakan makna kata.
2.2.3 Konsonan
Awal
Konsonan
awal terbagi menjadi 7 bagian bahwa konsonan awal bisa dibagi menjadi 7 bagian
: b, p, m adalah bunyi labial, f adalah bunyi labiodental, z,c,s,
adalah bunyi dental, d, t, n, l, adalah bunyi Alveolar, zh, ch, sh, r adalah
bunyi Palatal, j,q,x, adalah bunyi lidah depan, g,k,h adalah bunyi lidah dasar
(Hú 胡,
2006, p.7).
Menurut Cao 曹 (2005, p.127), di dalam bahasa Mandarin
“bù” dan “ yī”. Dua kata yang perubahan nadanya secara berturut – turut juga
adalah sangat tiba – tiba. Peraturan perubahan nada
mereka yaitu :
Keadaan pembacaan secara berturut - turut
|
Contoh
|
Kondisi
perubahan nada
|
Pada
saat sebelum nada keempat
|
bù
dàn, bù tòng, bù qù, bù xiàng, bù lài, bù kàn
|
bù bú
|
Pada saat sebelum nada pertama, kedua dan
ketiga
|
bù dān, bù tong, bù xiǎng, bù lái, bù kān
|
Nada
tidak berubah
|
Tabel
Perubahan Nada“bù”
Tabel Perubahan Nada “ yī”
Keadaan pembacaan secara berturut - turut
|
Contoh Kata
|
Kondisi perubahan nada
|
Pada saat perhitungan
|
Yī, èr, sān, yī jiǔ yī yī nián, yī céng, èr shí yī (gè)
|
Nada Tidak berubah
|
Pada saat bertemu dengan nada keempat (selain
kondisi dibawah)
|
Yī zhì, yī
tiào, yī bài,
yī kè, yī wàn, yī gè
|
Yī y í
|
Pada saat bertemu dengan nada pertama, kedua dan
ketiga (selain kondisi dibawah)
|
Yī zhì, yī tiǎo, yī bǎi, yī kē, yī wǎn, yī gé
|
Yī yì
|
2.1 Simpulan
Sementara
Berdasarkan beberapa hasil review
penelitian yang telah ada penulis dapat menyimpulkan bahwa saat ini masih
banyak para pemula atau pembelajar yang masih banyak melakukan kesalahan dalam
pelafalan . Baik karena ketidakpahaman dalam pelafalan ataupun kesalahan dalam
metode pembelajaran pelafalan. Kesalahan dalam pelafalan adalah sesuatu yang
perlu diperhatikan ketika mempelajari bahasa mandarin.Letak kesalahan yang
terjadi dari beberapa hasil review penelitian terdahulu hampir semuanya sama
yaitu membedakan nada 1 , nada 2, nada 3 , nada 4 , maupun cara membaca huruf
konsonan yang benar.
Bab III
Cara pelafalan konsonan dalam bahasa Mandarin sangat tergantung pada posisi lidah, bibir, gigi dan cara melafalkan. Apabila terjadi kesalahan dalam posisi pelafalan dan cara pelafalan, maka lafal yang dihasilkan akan kurang tepat. Berikut ini adalah panduan untuk dapat menghasilkan pelafalan bahasa Mandarin dengan baik dan benar.
No.
|
Konsonan
|
Cara pelafalan
|
1
|
|
Lafalkan
seperti konsonan p dalam bahasa
Indonesia.
|
2
|
|
Lafalkan
seperti konsonan ph dalam bahasa Indonesia.
|
3
|
|
Lafalkan
seperti konsonan m dalam bahasa Indonesia.
|
4
|
|
Lafalkan
seperti konsonan f dalam bahasa Indonesia.
|
5
|
|
Lafalkan
seperti konsonan t dalam bahasa Indonesia.
|
6
|
|
Lafalkan
seperti konsonan th dalam bahasa Indonesia.
|
7
|
|
Lafalkan
seperti konsonan n dalam bahasa Indonesia.
|
8
|
|
Lafalkan seperti konsonan l dalam bahasa
Indonesia.
|
9
|
|
Lafalkan
seperti konsonan k dalam bahasa Indonesia.
|
10
|
|
Lafalkan seperti konsonan kh dalam bahasa
Indonesia.
|
11
|
|
Lafalkan
seperti konsonan h dalam bahasa Indonesia.
|
12
|
|
Lafalkan
seperti konsonan c dalam bahasa Indonesia.
|
13
|
|
Lafalkan seperti konsonan j dalam bahasa
Indonesia.
|
14
|
|
Lafalkan seperti konsonan s dalam bahasa
Indonesia.
|
15
|
|
Suara lidah ditekuk sedikit ke arah
langit-langit mulut . Setelah lidah di tekuk ke langit-langit mulut, lafalkan
konsonan zh.
|
16
|
|
Suara lidah ditekuk sedikit ke arah
langit-langit mulut . Setelah lidah di tekuk ke langit-langit mulut, lafalkan
konsonan ch.
|
17
|
|
Suara lidah ditekuk sedikit ke arah
langit-langit mulut . Setelah lidah di tekuk ke langit-langit mulut, lafalkan
konsonan sh.
|
18
|
|
Lafalkan seperti konsonan re dalam bahasa
Indonesia dengan merapatkan gigi.
|
19
|
|
Lafalkan seperti konsonan ce dalam bahasa
Indonesia dengan merapatkan gigi.
|
20
|
c
|
Lafalkan
seperti konsonan je dalam bahasa Indonesia dengan merapatkan gigi.
|
21
|
|
Lafalkan
seperti konsonan se dalam bahasa Indonesia dengan merapatkan gigi.
|
22
|
|
Lafalkan
seperti vokal i (yi = i).
|
23
|
|
Lafalkan
seperti vokal u (wu = u).
|
Konsonan dalam pinyin dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu konsonan
aspirasi (送气音/ sòng qì yīn) dan konsonan non-aspirasi(不送气音/ bù sòng qì yī). Perbedaan antara keduanya adalah
pada saat pelafalannya, konsonan aspirasi disertai dengan dorongan udara dari
mulut, sedangkan konsonan non-aspirasi tidak. Konsonan yang merupakan konsonan
aspirasi adalah: p, t, k, q, ch, c. Salah nada
berarti salah arti .Pinyin harus menggunakan nada sesuai dengan huruf
/karakter yang dimaksud. Nada dalam bahasa Mandarin ada 4. Meski pinyin sama,
namun jika nadanya berbeda ataupun ucapannya berbeda, maka artinya akan bisa
berbeda.
Bab IV
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil analisa penulis menyimpulkan bahwa para murid SMK Negeri 1 Surakarta
masih banyak melakukan kesalahan pelafalan pada kata z dengan zh , c dengan ch
, s dengan sh , j dengan q , t dengan d , j dengan z , q dengan c. Selain itu
masih banyak melakukan kesalahan dalam membedakan nada . Dalam hal ini sangat penting
untuk diperhatikan karena membaca konsonan huruf vokal dan nada adalah hal
dasar untuk bisa berbahasa mandarin. Penulis melihat bahwa penyebab terjadinya
kesalahan pelafalan di SMK Negeri 1 Surakarta karena murid tidak diajarkan cara
membaca huruf konsonan dan nada yang benar terlebih dahulu . Selain itu para
murid kurang berlatih tekun dalam berlatih pelafalan serta jam mata pelajaran
bahasa mandarin masih dianggap kurang sehingga menyebabkan banyaknya murid yang
masih belum bisa melakukan pelafalan dengan benar.
4.2 Saran
- Para murid SMK Negeri 1 Surakarta seharusnya
lebih sering berlatih pelafalan bahasa mandarin .
- Sebaiknya para guru mengajarkan teknik
pelafalan terlebih dahulu dengan benar serta setidaknya jam mata pelajaran
bahasa mandarin diberikan 2 atau 3 kali seminggu.
DAFTAR PUSTAKA
Dian Mira Mardiana . (2008). “Analisa Kesalahan
Siswa Pada Kesalahan Fonem
Z,C, S, ZH, CH, SH dan R dalam Kosa Kata Bahasa Mandarin di Kelas X
Immersi A dan Immersi B SMA Negeri 4 Surakarta”. Dari : http://eprints.uns.ac.id/7228/1/78141607200904501.pdf .
Giovanny Anggasta, Loesiannie
Indriyati. 2012.“Analisa Penguasaan Suku Awal
dan Nada Mahasiswa Tingkat IV
Jurusan Sastra China Universitas Bina
Edward Septa Epradita. (2008).
”Pengenalan Hanyu Pinyin Sebagai Cara Baca
Bantu Pembelajaran Bahasa Mandarin di SMA Kristen 1 Surakarta”. Dari: http://eprints.uns.ac.id/9173/1/79142107200911151.pdf .
Handini Suwarno. ( 2011) . “Analisis Siswa Berbahasa Pertama Bahasa China/
Mandarin
Modern ketika Belajar Bahasa Indonesia (Bahasa Indonesia Penutur Asing) “. Dari: http://reallydini.wordpress.com/2011/03/23/analisis-siswa-berbahasa-pertama-bahasa-china-mandarin-modern-ketika-belajar-bahasa-indonesia-bahasa-indonesia-penutur-asing-by-handini-suwarno-on-tuesday-23-march-2010-at-1150/ .
Hana Nurul Hasanah . (2011) . “Analisa Kesalahan Tonal
Pembelajar Bahasa
Mandarin : Studi Kasus di Sebuah Universitas di
Jakarta”. Dari : http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CDEQFjAE&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F20205375-T28811-Analisis%2520kesalahan.pdf&ei=ScOKVNusLtK0uASLyoKoDg&usg=AFQjCNHzN0DRkqDWFJdbk3dHNvXUqvOkXw&bvm=bv.81828268,d.c2E
Carolina A.S.
& Henny P. S. Wijaya.“Pelafalan Bahasa Mandarin Generasi Tua
Di Pondok Tjandra Indah 泗水Pondok Tjandra Indah 老年华人普通话的音”.Dari
:http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstudentjournal.petra.ac.id%2Findex.php%2Fsastra-tionghoa%2Farticle%2Fdownload%2F846%2F741&ei=xMSKVOeCIMGxuQSYq4H4Ag&usg=AFQjCNEr6VroNXoboVNk9mYVLkVWsMEX4Q&bvm=bv.81828268,d.c2E.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar