Rabu, 17 Desember 2014

Kesalahan Pelafalan dalam Bahasa Mandarin yang Terjadi di SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2010


Bab I
1.1  Latar Belakang
       Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam
kehidupan sehari-hari kita. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud, pikiran,akal, perasaan dan kehendak kepada orang lain. Melalui bahasa seseorang dapatberinteraksi atau berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan.Dalam suatu percakapan yang pada hakekatnya dilakukan untuk berkomunikasi, tidak mungkin dilakukan tanpa menggunakan bahasa. Jika penggunaan bahasa tersebut disertai dengan isyarat tangan, ini hanya upaya untuk mempertegas maksud. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. (KBBI 2007: 88)
       Seorang pakar linguistik bernama Chaer dalam Linguistik Umum (1994: 42). Bahasa adalah sistem, lambang, dan bunyi. Bunyi pada bahasa yang termasuk lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Tetapi tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa, misalnya: bunyi teriak,batuk, bersin, bunyi orokan. Jenis bunyi-bunyi diatas terjadi tanpa disadari dan tidak dapat menyampaikan pesan apa-apa, sedangkan bunyi teriakan bisa terjadi dengan disadari walau kadang-kadang dipakai juga untuk menyampaikan pesan. tetapi tetap bukan bunyi bahasa, karena tidak dapat dikombinasikan dengan bunyi-bunyi lain untuk menyampaikan pesan. Bunyi orokan biasanya tidak dapat menyampaikan pesan apa-apa karena tidak termasuk kedalam sistem bunyi bahasa. Menurut kesimpulan yang dikemukakan oleh Chaer ”bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia”.
       Bahasa mandarin saat ini merupakan bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Banyak orang-orang yang ingin mempelajari bahasa mandarin. bahasa mandarin di Indonesia memiliki beberapa peran penting dalam perdagangan, sebagai sarana komunikasi dalam hubungan diplomatic maupun dalam berkomunikasi kepada wisatawan asing di Indonesia .
       Pelafalan dalam bahasa mandarin merupakan salah satu unsur penting dalam berbicara .Nada mendukung terciptanya komunikasi lisan secara efektif. Kesalahan dalam pengucapan nada , hal itu akan membuat terjadinya kesalah -pahaman dalam berkomunikasi . Dimana dalam bahasa mandarin terdapat beberapa kosakata  dalam arti dan nada yang berbeda tetapi memiliki pinyin( pengucapan huruf vokal) yang sama atau nada yang sama tetapi pinyin( pengucapan huruf vokal) berbeda. Untuk menghindari kesalahan pelafalan, maka sesorang perlu mempelajari tata bahasa yang baik dan benar, terutama pada saat ia hendak berbicara dengan orang asing maupun suku-suku lain yang tidak sebahasa. Hal ini sangat perlu bila ingin menjalin suatu komunikasi yang baik.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pelafalan yang benar dalam bahasa mandarin ?
  2. Apa penyebab terjadinya kesalahan pelafalan dalam bahasa mandarin yang terjadi di SMK Negeri 1 Surakarta ?

1.3  Tujuan Penelitian
  1. Untuk mengetahui pelafalan yang benar dalam bahasa mandarin sehingga pembaca atau setiap orang yang ingin belajar bahasa mandarin dapat berkomunikasi dengan benar.
  2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kesalahan pelafalan dalam bahasa mandarin sehingga pembaca atau setiap orang tidak melakukan metode pembelajaran yang salah.

1.4  Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah:
  1. Memberikan gambaran tentang jenis kesalahan dalam pelafalan bahasa mandarin sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk memperbaiki atau menghindari kesalahan-kesalahan yang serupa bagi murid SMK Negeri 1 Surakarta ataupun bagi setiap orang pemula.
  2. Memberikan gambaran tentang faktor penyebab terjadinya kesalahan dan pelafalan sehingga baik para murid maupun para pemula dapat mengerti teknik nada dan pelafalan yang benar dan dapat berlatih sesuai dengan teknik tersebut.

1.5  Metodologi Penelitian
       Metode-metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan mempelajari pustaka seperti jurnal, artikel , hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kesalahan pelafalan dalam bahasa mandarin .

1.6 Sistematika Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah:
  1. Bab 1 ( Pendahuluan ) berisi latar belakang , rumusan masalah , tujuan penelitian, manfaat peneliitian , metodologi penelitian , sistematika penelitian.
  2. Bab 2 ( Landasan Teori ) berisi mengenai hasil penelitian terdahulu, uraian teori– teori yang mendukung tentang pelafalan dalam bahasa mandarin , simpulan sementara .
  3. Bab 3 ( Analisa dan Pembahasan ) berisi mengenai analisa dan pembahasan yang dilakukan penulis dari hasil penelitian .
  4. Bab 4 ( Penutup ) berisi mengenai kesimpulan hasil penelitian penulis, saran , dan lampiran .

Bab II
2.1 Review Hasil Penelitian Terdahulu
2.1.1  Analisa Kesalahan Siswa Pada Kesalahan Fonem Z, C, S, ZH,
          CH, SH dan R dalam Kosa Kata Bahasa Mandarin di Kelas X Immersi
          A dan Immersi B SMA Negeri 4 Surakarta.

       Peneliti mengkaji permasalahan yang dihadapi dalam proses peningkatan pembelajaran bahasa Mandarin. Kajian ini lebih difokuskan pada pelafalan, dan ini lebih ditekankan pada penyebab dan kesalahan yang dihadapi siswa dalam pelafalan tersebut, sehingga tenaga ajar mampu membantu mengatasi dengan mempelajari masalah dari beberapa kasus yang ada dalam proses pembelajaran.
       peneliti menggunakan beberapa metode penelitian yaitu, observasi, wawancara, kajian pustaka dan analisis data.. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X immersi A dan X immersi B SMA Negeri 4 Surakarta angkatan 2007/2008 dengan jumlah siswa sebanyak 45 siswa. Peneliti menyiapkan 35 kata dalam bahasa Mandarin yang mengandung fonem /z/, /c/, /s/, /zh/, /ch/, /sh/ dan /r/.
       peneliti menemukan jenis kesalahan yang paling banyak dibuat siswa adalah kesalahan dalam melafalkan fonem /zh/ sebanyak 94 atau 19,74% dari kelas X immersi A dan dari kelas immersi B sebanyak 95 atau 22,8%.

2.1.2 Pengenalan Hanyu Pinyin Sebagai Cara Baca Bantu Pembelajaran
   Bahasa Mandarin di SMA Kristen 1 Surakarta

       Penulis ingin mengetahui permasalahan yang dialami SMA Kristen I Surakarta dalam mengajar siswa untuk belajar bahasa Mandarin serta memberikan solusi. Selain itu penulis juga ingin dapat mendiskripsikan apa yang disebut dengan hanyu pinyin dan apa sajayang perlu diperhatikan dalam hanyu pinyin.
       Dalam observasi penulis menemukan bahwa ternyata metode yang dipakai
untuk mengajar bahasa Mandarin di SMA Kristen I Surakarta kurang tepat karena
para siswa tidak diajarkan bagaimana melafalkan bahasa Mandarin dengan benar.
Hal ini jelas akan berdampak buruk bagi perkembangan bahasa Mandarin para
siswa. Maka penulis memberanikan diri untuk mengubah teknik belajar mereka
yaitu dengan mengajarkan cara melafalkan Bahasa Mandarin yang standar
internasional yang disebut Hanyu Pinyin. Dan ternyata Guru Pamong di sekolah
tersebut mengijinkan.

2.1.3 Analisa Kesalahan Tonal Pembelajar Bahasa Mandarin :  Studi Kasus
         di Sebuah Universitas di Jakarta. 
    
  Penulis hendak menyelidiki lebih lanjut produksi wicara pembelajar peserta MKP bahasa Cina dasar II pada waktu ujian lisan di akhir pembelajaran. Analisis kesalahan melibatkan perbandingan antara bentuk yang diproduksi pembelajar dengan bentuk baku dari bahasa sasaran . Perbandingan itu terutama bermanfaat untuk menentukan dan menjelaskan kesalahan berbahasa.
            Penulis menyimpulkan bahwa kesalahan tonal pembelajar terutama terletak pada ketidaktepatan kontur dan jenis kesalahan yang muncul dipengaruhi oleh ketinggian tone sekitar dan posisi tone salah dalam kalimat.

2.1.4  Pelafalan Bahasa Mandarin Generasi Tua Di Pondok Tjandra Indah
          泗水Pondok Tjandra Indah 老年华人普通话的语音

     Penulis menemukan adanya perbedaan dalam pelafalan pada generasi tua. Perbedaan pelafalan dapat dikategorikan menjadi 3 macam yaitu perbedaan nada, vokal dan konsonan. Penulis menyimpulkan terdapat perbedaan pelafalan generasi tua di Pondok Tjandra Indah, Surabaya terjadi karena perbedaan dari pelafalan guru di sekolah. Guru memegang peranan yang penting di dalam mengajarkan pelafalan. Apabila guru mengajarkannya salah, murid juga akan melakukan kesalahan yang sama. Penelitian ini memiliki kelemahan karena tidak menggunakan program dalam mengidentifikasi nada.




2.1.5 Analisa Penguasaan Suku Awal dan Nada Mahasiswa Tingkat IV
Jurusan Sastra China Universitas Bina Nusantara

       Penulis meneliti dari hasil dari rekaman pelafalan dalam Bahasa Mandarin yang diambil dari 60 orang mahasiswa Bina Nusantara Universitas tingkat IV jurusan sastra China. Dari hasil rekaman tersebut, penulis dapat menganalisa kesalahan dan kesulitan tiap mahasiswa dalam pelafalan Bahasa Mandarin.
       Pada penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa tingkat IV jurusan sasta China Bina Nusantara Universitas, hampir tidak menggunakan mandarin untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mahasiswa kurang menguasai kosakata mandarin, dan lupa dengan kosakata yang sudah diperlajari selama pelajaran berlangsung. Mahasiswa cenderung jarang menggulang pelajaran yang telah diperlajari, hal ini menyebabkan mahasiswa sering tidak bisa membaca kosakata dan salah dalam penggunaan nada. Kesalahan yang banyak terjadi dalam membunyikan suku awal bahasa Mandarin adalah dalam membunyikan konsonan b / p , d / t , zh / zi, ch / ci

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Bahasa
       Bahasa adalah alat penghubung yang digunakan manusia di dalam
masyarakat untuk tukar menukar informasi, suatu kelompok bangsa memerlukan
suatu bahasa sebagai alat berkomunikasi mereka. Oleh karena itu mereka biasanya
memberikan bahasa tersebut kepada orang lain.
(Tarigan. 1990:29)

2.2.2 Pelafalan Bahasa Mandarin

       Suku kata bahasa Mandarin dibedakan menjadi 3 bagian; initial, final dan nada. Lafal awal adalah initial, bagian yang lain adalah final, nada adalah seluruh tinggi rendahnya suara. Nada juga dianggap sebagai bagian yang membentuk suku kata, karena nada berfungsi untuk membedakan makna dalam bahasa mandarin, contoh “tāng, táng, tăng, tàng” 4 huruf ini initial semuanya (tang),
hanya karena nada berbeda, makna tentu tidak sama, masing-masing mewakili 4 sifat yang berbeda dalam bahasa Mandarin (minimal ada satuan bahasa yang bermakna), dalam penulisannya menjadi 4
huruf yang berbeda.
       Sejak tahun 1918 ketika itu ponetik alfabet nasional bahasa mandarin yang dikeluarkan departemen pendidikan menggunakan 1 set alfabet cara baca yang dirumuskan berbentuk huruf Han. 1 set alfabet ini vokal yang utama dan suara akhir digabung menggunakan sebuah indikasi, mencerminkan tradisi dua jiwa, yaitu initial dan final. Ponetik alfabet tersebar luas dan merata, dampaknya sangat besar.
       Propinsi Taiwan terus menggunakannya sampai sekarang. Tahun 1958 rancangan Hanyu Pinyin yang menggunakan huruf latin (daftar 2 initial Beijing, daftar 3 final Beijing). Mulai sejak tahun 1978, nama orang nama tempat di Tiongkok secara bersama-sama ditulis menggunakan alfabet hanyu pinyin, telah menggantikan semua macam cara baca lama “wei tuo ma shi deng”.(Wikipedia Tiongkok)
       Bahasa Mandarin adalah bahasa yang bernada. Pelafalan bahasa
Mandarin pada dasarnya ada 4. Masing-masing menggunakan
tanda nada yang dinyatakan :
“ ˉ ”nada 1, ” ˊ ” (nada 2),” ˇ ” (nada 3)” ˋ ”nada 4. Nada digunakan untuk membedakan makna kata.

2.2.3 Konsonan Awal

       Konsonan awal terbagi menjadi 7 bagian bahwa konsonan awal bisa dibagi menjadi 7 bagian : b, p, m adalah bunyi labial, f adalah bunyi labiodental, z,c,s, adalah bunyi dental, d, t, n, l, adalah bunyi Alveolar, zh, ch, sh, r adalah bunyi Palatal, j,q,x, adalah bunyi lidah depan, g,k,h adalah bunyi lidah dasar (Hú , 2006, p.7).
       Menurut Cao (2005, p.127), di dalam bahasa Mandarin “bù” dan “ yī”. Dua kata yang perubahan nadanya secara berturut – turut juga adalah sangat tiba – tiba. Peraturan perubahan nada mereka yaitu :
Keadaan pembacaan secara berturut - turut
Contoh
Kondisi perubahan nada
Pada saat sebelum nada keempat
bù dàn, bù tòng, bù qù, bù xiàng, bù lài, bù kàn
bù                     bú
Pada saat sebelum nada pertama, kedua dan ketiga
bù dān, bù tong, bù xiǎng, bù lái, bù kān
Nada tidak berubah
Tabel Perubahan Nada“bù”

Tabel Perubahan Nada “ yī”
Keadaan pembacaan secara berturut - turut
Contoh Kata
Kondisi perubahan nada
Pada saat perhitungan
Yī, èr, sān, yī jiǔ yī yī nián, yī céng, èr shí yī (gè)
Nada Tidak berubah
Pada saat bertemu dengan nada keempat (selain kondisi dibawah)
Yī zhì, yī tiào, yī bài,
yī kè, yī wàn, yī gè
Yī                        y í
Pada saat bertemu dengan nada pertama, kedua dan ketiga (selain kondisi dibawah)
Yī zhì, yī tiǎo, yī bǎi, yī kē, yī wǎn, yī gé
Yī                          yì


2.1  Simpulan Sementara
       Berdasarkan beberapa hasil review penelitian yang telah ada penulis dapat menyimpulkan bahwa saat ini masih banyak para pemula atau pembelajar yang masih banyak melakukan kesalahan dalam pelafalan . Baik karena ketidakpahaman dalam pelafalan ataupun kesalahan dalam metode pembelajaran pelafalan. Kesalahan dalam pelafalan adalah sesuatu yang perlu diperhatikan ketika mempelajari bahasa mandarin.Letak kesalahan yang terjadi dari beberapa hasil review penelitian terdahulu hampir semuanya sama yaitu membedakan nada 1 , nada 2, nada 3 , nada 4 , maupun cara membaca huruf konsonan yang benar.

Bab III

       Cara pelafalan konsonan dalam bahasa Mandarin sangat tergantung pada posisi lidah, bibir, gigi dan cara melafalkan. Apabila terjadi kesalahan dalam posisi pelafalan dan cara pelafalan, maka lafal yang dihasilkan akan kurang tepat. Berikut ini adalah panduan untuk dapat menghasilkan pelafalan bahasa Mandarin dengan baik dan benar.
No.
Konsonan
 Cara pelafalan
1
b
0:00
Lafalkan seperti konsonan p  dalam bahasa Indonesia.
2
p
0:00
Lafalkan seperti konsonan ph dalam bahasa Indonesia.
3
m
0:00
Lafalkan seperti konsonan m dalam bahasa Indonesia.
4
f
0:00
Lafalkan seperti konsonan f dalam bahasa Indonesia.
5
d
0:00
Lafalkan seperti konsonan t dalam bahasa Indonesia.
6
t
0:00
Lafalkan seperti konsonan th dalam bahasa Indonesia.
7
n
0:00
Lafalkan seperti konsonan n dalam bahasa Indonesia.
8
l
0:00
 Lafalkan seperti konsonan l dalam bahasa Indonesia.
9
g
0:00
Lafalkan seperti konsonan k dalam bahasa Indonesia.
10
k
0:00
 Lafalkan seperti konsonan kh dalam bahasa Indonesia.
11
h
0:00

Lafalkan seperti konsonan h dalam bahasa Indonesia.
12
j
0:00
Lafalkan seperti konsonan c dalam bahasa Indonesia.
13
q
0:00
 Lafalkan seperti konsonan j dalam bahasa Indonesia.
14
x
0:00
 Lafalkan seperti konsonan s dalam bahasa Indonesia.
15
0:00
 Suara lidah ditekuk sedikit ke arah langit-langit mulut . Setelah lidah di tekuk ke langit-langit mulut, lafalkan konsonan zh.
16
0:00
 Suara lidah ditekuk sedikit ke arah langit-langit mulut . Setelah lidah di tekuk ke langit-langit mulut, lafalkan konsonan ch.
17
0:00
 Suara lidah ditekuk sedikit ke arah langit-langit mulut . Setelah lidah di tekuk ke langit-langit mulut, lafalkan konsonan sh.
18
r
0:00
 Lafalkan seperti konsonan re dalam bahasa Indonesia dengan merapatkan gigi.
19
z
0:00
 Lafalkan seperti konsonan ce dalam bahasa Indonesia dengan merapatkan gigi.
20
c
Lafalkan seperti konsonan je dalam bahasa Indonesia dengan merapatkan gigi.
21
s
0:00
Lafalkan seperti konsonan se dalam bahasa Indonesia dengan merapatkan gigi.
22
y
0:00
Lafalkan seperti vokal i (yi = i).
23
w
0:00
Lafalkan seperti vokal u (wu = u).
Konsonan dalam pinyin dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu konsonan aspirasi (送气音/ sòng qì yīn) dan konsonan non-aspirasi(不送气音/ bù sòng qì yī). Perbedaan antara keduanya adalah pada saat pelafalannya, konsonan aspirasi disertai dengan dorongan udara dari mulut, sedangkan konsonan non-aspirasi tidak. Konsonan yang merupakan konsonan aspirasi adalah: p, t, k, q, ch, c. Salah nada  berarti salah arti .Pinyin harus menggunakan nada sesuai dengan huruf /karakter yang dimaksud. Nada dalam bahasa Mandarin ada 4. Meski pinyin sama, namun jika nadanya berbeda ataupun ucapannya berbeda, maka artinya akan bisa berbeda.
 
















Bab IV
4.1  Kesimpulan
       Dari hasil analisa penulis menyimpulkan bahwa para murid SMK Negeri 1 Surakarta masih banyak melakukan kesalahan pelafalan pada kata z dengan zh , c dengan ch , s dengan sh , j dengan q , t dengan d , j dengan z , q dengan c. Selain itu masih banyak melakukan kesalahan dalam membedakan nada . Dalam hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena membaca konsonan huruf vokal dan nada adalah hal dasar untuk bisa berbahasa mandarin. Penulis melihat bahwa penyebab terjadinya kesalahan pelafalan di SMK Negeri 1 Surakarta karena murid tidak diajarkan cara membaca huruf konsonan dan nada yang benar terlebih dahulu . Selain itu para murid kurang berlatih tekun dalam berlatih pelafalan serta jam mata pelajaran bahasa mandarin masih dianggap kurang sehingga menyebabkan banyaknya murid yang masih belum bisa melakukan pelafalan dengan benar.

4.2  Saran
  1. Para murid SMK Negeri 1 Surakarta seharusnya lebih sering berlatih pelafalan bahasa mandarin .
  2. Sebaiknya para guru mengajarkan teknik pelafalan terlebih dahulu dengan benar serta setidaknya jam mata pelajaran bahasa mandarin diberikan 2 atau 3 kali seminggu.

DAFTAR PUSTAKA
Dian Mira Mardiana . (2008). “Analisa Kesalahan Siswa Pada Kesalahan Fonem
Z,C, S, ZH, CH, SH dan R dalam Kosa Kata Bahasa Mandarin di Kelas X Immersi A dan Immersi B SMA Negeri 4 Surakarta”. Dari : http://eprints.uns.ac.id/7228/1/78141607200904501.pdf .
Giovanny Anggasta, Loesiannie Indriyati. 2012.“Analisa Penguasaan Suku Awal
dan Nada Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Sastra China Universitas Bina

Edward Septa Epradita. (2008). ”Pengenalan Hanyu Pinyin Sebagai Cara Baca
Bantu Pembelajaran Bahasa Mandarin di SMA Kristen 1 Surakarta”. Dari: http://eprints.uns.ac.id/9173/1/79142107200911151.pdf .

Handini Suwarno. ( 2011) . Analisis Siswa Berbahasa Pertama Bahasa China/

Hana Nurul Hasanah . (2011) . Analisa Kesalahan Tonal Pembelajar Bahasa

 Carolina A.S. & Henny P. S. Wijaya.“Pelafalan Bahasa Mandarin Generasi Tua
Di Pondok Tjandra Indah 泗水Pondok Tjandra Indah 老年华人普通话的音”.Dari :http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstudentjournal.petra.ac.id%2Findex.php%2Fsastra-tionghoa%2Farticle%2Fdownload%2F846%2F741&ei=xMSKVOeCIMGxuQSYq4H4Ag&usg=AFQjCNEr6VroNXoboVNk9mYVLkVWsMEX4Q&bvm=bv.81828268,d.c2E.

Latihan Pelafalan Nada dalam Bahasa Cina Mandarin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar